LasVera Restahurant.
Hyumi tersenyum saat melihat JiSoo Putra dari JiYeon makan dengan lahap.
JiYeon melirik ke arah pria yang berada di sudut, Min Yoogi tengah duduk seraya memainkan ponselnya.
JiYeon menggelengkan kepalanya terheran, membuat Hyumi memandangnya dengan wajah bingung.
"Waeyo eonni?"
"Yoogi sungguh berlebihan, apa dia takut aku menculikmu?"
"Dia duduk bergaya so cool, padahal terlihat sekali kalau dia sedang gelisah"
Hyumi tersenyum kecil mendengarnya, dia melirik ke arah Yoogi dan tepat sekali pria itu juga sedang menatapnya.
"Dia begitu mengawasimu, seolah-olah lengah sedikit saja maka kau akan terluka"Hyumi kembali melihat ke arah JiYeon lalu beralih pada makanan yang berada di hadapannya.
"Kau berlebihan eonni"ucap Hyumi seaya mengaduk-aduk makananya .
"Aniyo... Percayalah"
"Oh ya... Kau.... Sampai kapan kau akan bersama dengannya? Aku rasa Jongguk tidak akan membiarkan mu berada terlalu lama dengannya"tanya JiYeon sedikit tidak enak, ia takut hal ini mengganggu Hyumi, namun dia cukup penasaran akan tindakan wanita itu selanjutnya.
"Memang"
"Jinjja?"
"Ne... Dia memberikanku waktu 1 bulan untuk bersama Yoogi dan setelah itu aku harus menikah dengannya"
"Ini sudah 2 minggu, setiap hari terasa begitu mendebarkan seakan ada hal mengejutkan yang akan terjadi setelahnya"
"Aku tidak bisa berpikir jernih tentang apa yang harus aku lakukan dan apa yang kemungkinan akan terjadi nanti"
"Ini terasa begitu rumit, Yoogi atau Jongguk, terkadang ...ada kalanya aku mau melupakan apa yang sedang terjadi dan memilih memikirkan tentang perkembangan bayiku"
"Tapi semua itu tidak mudah, pemikiran itu terus berada di otakku memaksaku untuk terus berpikir dan berpikir"
"Kalau terus seperti ini aku rasa aku akan menjadi gila"
"Kau akan kembali padanya?"Hyumi tampak berpikir, pertanyaan ini membuatnya kembali bimbang dengan perasaan aneh yang dia sendiri tidak mengerti tentang perasaan itu.
"Eonni aku benar-benar tidak tahu, aku..... Aku rasa aku belum bisa memutuskan apapun"
"Jongguk atau Yoogi, aku berharap kejadian ini tidak pernah terjadi atau bertemu dengan kedua orang itu di dalam hidupku"
"Siapa orang yang terus berada di pikiranmu? Yoogi atau Jongguk?"
"Nikahi saja mereka berdua"
"Kau pasti sudah gila!! Kalau begitu itu sama saja dengan Yoogi, dan pada akhirnya aku hanya akan melukai mereka berdua"
"Hidup ini begtu sulit, tidak salah aku ingin mati saat itu"lirih Hyumi yang membuat JiYeon menatapnya porotes.
"Melakukan hal itu ku hajar kau"
Hyumi terkekeh saat mendengar ancaman JiYeon.
"Aku hanya bercanda"
"Tidak lucu"
"Ckckckckck"
***
Hyumi dan Yoogi berada di dalam mobil yang kini akan membawa mereka kembali ke Rumah.
Hyumi hanya diam seraya memandang keluar jendela, Yoogi kerap kali melirik ke arahnya penasaran pasalnya wanita itu tidak mengeluarkan sepatah katapun sejak berpisah dari JiYeon.
Di dalam isi pikirannya terus saja saling berkonfrontasi tentang apa yang JiYeon katakan pada mantan istrinya tersebut.
Apa JiYeon meracuninya dengan berbagai perkataan untuk menjauh darinya, Ohhh... Yoogi cukup penasaran saat ini.
"Apa Jiyeon berkata sesuatu tentang menjauh dariku?"
"Kenapa kau terlihat begitu dingin?"batin Yoogi seraya melirik Hyumi di sebelahnya.
"Kau mau mampir ke suatu tempat?"ucapnya mencoba mencairkan suasana dingin ini.
"Kita pulang saja"
"Jinjja?kau tidk mau membeli sesuatu dulu"
"Aku rasa aku mau pulang saja oppa"
"Hmm.. Baiklah kita pulang"Yoogi mengangguk dan kembali memandang lurus.
Hyumi melirik ke kaca spion, sejak tadi perasaannya tidak tenang, JiYeon bilang dia melihat mobil Jongguk di tempat Parkir Restahurant.
Jieyon rasa Jongguk membuntuti Hyumi dan Yoogi hari ini.
Sebenarnya Hyumi ingin mampir ke suatu tempat tapi....
Mengingat Jongguk bisa saja benar-benar berada di sekelilingnya membuatnya mengurungkan niat itu.
Kebersamaannya dengan Yoogi bisa menyakiti hati Jongguk, pria itu terlalu baik untuk merasakan rasa sakit karena dirinya.
Keduanya sampai di halaman Rumah, Hyumi keluar dari dalam mobil dan berjalan masuk dengan cepat meninggalkan Yoogi yang hanya bisa memandangnya dalam diam.
Hyumi naik ke lantai atas menuju kamarnya.
Dibaringkan tubuhnya menyamping.
Terlalu banyak pemikiran di dalam kepalanya yang membuatnya terasa begitu lelah.
"Menurutmu diantara Yoogi dan Jongguk, siapa yang paling membuatmu khawatir, membuat jantungmu berdebar, dan siapa diantara mereka yang paling tidak ingin kau lukai"
"Yang mendominasi, maka pria itu yang paling kau cintai"
Perkataan JiYeon terus terngiang di kepalanya.
"Hah! Aku bukanlah remaja 17 tahun yang memikirkan hal-hal semacam ini"ruuknya frustasi.
"Menurutmu apa yang harus eomma lakukan chagi?!"gumamnya seraya mengelus perutnya lembut, bibirnya tersenyum saat merasakan getaran di perutnya.
Hyumi terhenyak saat sebuah melodi Indah terdengar dari lantai bawah, Hyumi tahu siapa ini.
Yoogi pasti sedang bermain piano.
Hyumi berjalan keluar dari kamarnya, ia turun dari tangga dan memposisikan dirinya di balik tembok.
Hyumi tidak mau Yoogi melihatnya yang kini sedang memperhatikannya.
Luar biasa, Hyumi sadar dirinya begitu terpesona akan sosok pria itu.
Permainannya selesai, entah apa yang sedang pria itu pikirkan tapi wajahnya terlihat sendu.
Yoogi bangkit berdiri, meninggalkan ruang menuju lantai atas.
Hyumi bersandar pada tembok, rasanya semuanya harus benar-benar di putuskan sebelum dia jatuh terlalu dalam pada pesona seorang Min Yoogi.
DRTT..
DRRTT...
Hyumi meraih ponselnya yang berada di saku sweatenya.
From.Jongguk.
Aku ada di Taman, bisa kita bertemu sebentar?
Hyumi melirik ke sekitar, lalu melangkah keluar dari persembunyiannya
Matanya melirik ke tangga, dia harap Yoogi tidak melihatnya keluar dan berpikir bahwa dirinya berada di dalam kamar.
Yoogi keluar dari Rumah, ia akan menemui Jongguk di Taman, memastikan sesuatu Hyumi akan mulai untuk melakukan riset pada hatinya, dan berpikir apa yang akan dia lakukan pada akhirnya.
Butuh 7 menit untuknya, melangkah cepat menuju Taman.
Ia menemukan Jongguk tengah berdiri di tengah Taman seraya melihat ke arahnya.
GREB/
Jongguk merengkuh Hyumi ke dalam pelukannya saat wanita itu sudah berada di hadapannya.
Hyumi terkejut atas perlakukan Jongguk.
Namun.......
Debaran jantungnya berbeda saat bersama dengan Jongguk.
"Bogoshipo"gumam Jongguk dengan senyum di wajahnya.
Jongguk melepaskan pelukannya, matanya memandang sosok wanita yang dirindukannya itu dengan wajah berbinar.
"Sudah dua minggu aku tidak bertemu denganmu, aku sangat merindukanmu"
Hyumi hanya tersenyum, seperti sedang kelelahan seakan pemikiran tersebut menyedot habis energinya dan menyisakan rasa gusar yang mendalam.
"Kau tidak apa?"tanya Jongguk khawatir.
"Aku hanya kelelahan, sepertinya aku butuh istirahat"
"Jangan terlalu lelah, pikirkan bayi kita"
"Maksudmu bayiku"
"Bayimu adalah bayiku juga"jelas Jongguk yang membuat Hyumi tersenyum.
"Jongguk jangan terlalu dekat, berhenti mengikuti kami"
Jongguk menyerngit bingung, namun akhirnya dia tahu arah pembicaraan ini.
"Kau menyadarinya ya"
"Ne... Ini membuatku seperti terkurung jangan lakukan hal ini, ini hanya akan menyakiti perasaanmu"
"Bagaimana bisa aku tenang saat kekasihku bersama dengan pria lain"
"Kita sudah bicarakan hal ini, tolong jaga jarak, ini membuatku tidak nyaman"
"Kenapa harus aku? Seharusnya Yoogi yang menjauh darimu"
"Jongguk"
"Sudahi saja dan ayo kita menikah"
"Kedekatan kalian membuatku takut, bagaimana bila kau kembali jatuh Cinta padanya"
"Bagaimana kalau nanti kau malah memilih kembali pada Yoogi dan meninggalkan aku?"
"Memangnya kenapa kalau kami kembali bersama?"
Hyumi dan Jongguk menoleh ke Sumber suara dan mendapati Yoogi tengah berjalan ke arah mereka.
Masihlah pakaian yang sama saat Hyumi melihat Yoogi terakhir kalinya sebelum dia keluar dari Rumah untuk menemui Jongguk, Yoogi belum berganti pakaian sejak mereka sampai di Rumah hingga sekarang.
"Aku tidak akan membiarkannya! Kau sudah menyakitinya apa kau tidak malu pada dirimu sendiri untuk berharap kembali padanya"
Yoogi berhenti melangkah saat dirinya sudah berdiri di samping Hyumi.
"Aniyo,... Aku ingin kembali dan menjadi pria yang lebih baik lagi untuknya"
"Lebih baik kau yang pergi dan mencari wanita lain karena Hyumi akan tetap menjadi bagian keluarga dari marga Min"