"Kebenaran akan muncul ke permukaan dengan jalan yang terkadang sama sekali tidak terduga."
"Karena kebenaran memiliki jalan sendiri untuk menunjukan kebohongan."
***
Seorang wanita masuk ke dalam sebuah BAR di daerah GangNam, ia beralih mengambil tempat duduk di depan seorang bartender.
Bartender itu tersenyum manis kepada sang wanita, memberikan sebuah minuman padanya.
Minuman yang sudah di hafalnya yang menjadi favorite si wanita.
Wanita itu meraih gelas kecil yang di sodorkan padanya dan meneguknya dalam satu tegukan hingga habis tak tersisa.
Pria itu tersenyum melihatnya.
Sebelah tangannya kembali menuang segelas wine yang sama pada gelas sang wanita dan gelas miliknya.
"Wajahmu tampak kusut! Kau baik-baik saja Yoora-Ya?"ucapnya seraya meneguk wine miliknya.
"Tentu saja aku dalam keadaan buruk bodoh"pria itu terkekeh, mengalihkan pandangannya sebelum akhirnya kembali memandang wanita itu.
"Apa masalahnya sekarang?"
"Kau berniat menggodanya kembali agar bisa menidurimu?"
Yoora mendengus, mengingat hal itu membuat moodnya memburuk.
"Jangan diingat lagi, menyebalkan!! Aku heran dia itu pria normal atau tidak, dia hanya menyentuhku 1 kali saat pernikahan kami 3 minggu yang lalu, saat tidur di kamarku dia akan tidur di sofa. Beberapa kali aku membujuknya dan dia tidak peduli dan marah padaku bahkan mulut pedasnya menyakiti perasaanku"
"Lalu Eomma mertuaku yang menyebalkan itu, dia selalu memaksaku untuk cepat hamil, bagaimana mau hamil kalau menyentuhku saja putranya tidak mau"
"Ini membuatku pusing, satu sisi aku tidak mau pisah darinya karena aku begitu mencintainya tapi... Keluarganya dan sifat dinginnya membuatku kesal bukan main. "
"Ckckck... Lucu sekali, kehidupanmu seperti sebuah Drama Yoora-Ya"
"Diam kau JiHoon"Yoora kembali menenggak minumannya hingga habis.
"Tuangkan lagi, aku mau mabuk malam ini"
"Kau tidak takut pulang dalam keadaan mabuk-eoh?"
"Aku tidak akan pulang kesana malam ini, aku sudah bilang akan pulang ke Rumahku, menemani eommaku"
"Aku sedang malas ada di sana aku mau bersenang-senang malam ini"
"Hey....kau mau aku beri saran! Mendapatkan anak dengan cara menyenangkan"
"Apa itu?beri tahu aku"ucap Yoora cukup penasaran.
"Kemari"Yoora mendekatkan telinganya pada JiHoon pria itu berniat membisikan sesuatu padanya.
"Kita bisa bermain, kau dapat apa yang kau mau"
"Dengan syarat, kau berikan apa yang ku mau"
"Tsk!, kau kira aku mau"tolak Yoora yang kembali menjauhkan dirinya kembali ke posisi semula.
"Aku hanya memberi saran, kau dapat anak.. Yoogi dan eomma mertuamu senang"
"Lagi pula sebelum-sebelumnya kita sering melakukannya walau dalam batas pengaman"
Yoora nampak berpikir, cukup tertarik dengan saran JiHoon.
"Apa syaratmu?"
"Kita bisa lakukan dulu dan bahas tentang syaratnya"
"Arraseo, kita bisa mulai malam ini, aku merindukanmu dan aku butuh bersenang-senang"
"Hasratku cukup tertahan karena pria itu tidak mau memberikannya padaku"
"Kau tenang saja... Aku akan membuatmu senang malam ini"
"Kau sahabat yang hebat JiHoon-ah, kau bisa di andalkan"
"Tsk! Jam kerjaku habis setengah jam lagi, sabarlah"
"Aku pasti akan menunggumu"
----
Yoogi mengeratkan kepalan tangannya, giginya bergemeletuk menahan emosinya yang tertahan.
Saat ini mereka sedang berada di Rumah Yoora, appa dan eommanya ada di sana, Yoora bahkan keluarganya juga JiHoon pria yang menjadi appa sah sang bayi, duduk melingkar di Ruang Keluarga kediaman tuan Kim.
Pria itu menjelaskan semuanya, sebuah kenyataan yang kini terungkap.
"Yoora apa semua itu benar?"tanya sang appa seraya menatap tajam sang Putri semata wayangnya saat cerita JiHoon berakhir.
Sungguh dia cukup malu jika putrinya melakukan hal semacam ini, entah mau taruh dimana wajahnya mengingat ancaman yang sebelumnya dia lakukan pada Yoogi untuk menceraikan istri pertamanya dan mendapatkan putrinya.
"YOORA JAWAB APPA!"
Yoora tersentak, wajahnya tertunduk takut, jarinya saling bertahut menahan getaran yang tercipta karena ketakutannya yang mulai menggila.
"Aku.... Aku terpaksa melakukannya"gumamnya dengan suara kecil.
"KAU.. "wajah Yoora mengerut takut saat melihat sang appa yang bersiap menamparnya namun, gerakan Yoogi yang tiba-tiba berdiri membuat pandangan mereka beralih pada pria itu.
"Sudah cukup, kita akhiri semuanya aku akan mengirim Surat Perceraiannya secepat mungkin"
Yoogi ingin melangkah pergi namun langkahnya terhenti saat Yoora berlari dan memeluk kedua kaki pria itu.
"Jebal.. Jangan aku mohon, aku mencintaimu Yoogi aku tidak mau kita berpisah, aku mohon maafkan aku."
"Aku akan mengandung anakmu, aku tidak akan melakukan hal ini lagi, tolong jangan ceraikan aku... Aku mohon maafkan aku"
"Kini melihat wajahmu hanya membuatku ingin muntah, memilihmu untuk melepaskan wanita yang ku cintai, kau tahu betapa menyedihkannya hidupku"
"Jangan pernah menampakan wajahmu lagi di hadapanku, minggir"
Yoogi menghentakan kakinya hingga pelukan Yoora terlepas dan melenggang pergi dari sana.
Appa Min bangkit, membalikan tubuhnya cepat tanpa sepatah katapun.
Eomma Min ikut bangkit berdiri, matanya menatap Keluarga Kim dan Yoora dengan sinis.
"Rendahan"umpatnya sebelum akhirnya melenggang pergi dari sana.
Yoogi mengemudikan mobilnya ke kediaman orang tuanya, wajahnya terlihat kalut.
Di sepanjang perjalanan tidak ada satupun yang membuka suara, semuanya hanyut dalam pikiran masing-masing.
Hingga akhirnya mobil itu sampai di pekarangan Rumah orang tuanya, Yoogi keluar dari dalam mobil, berniat mengambil kunci mobil miliknya karena yang di bawanya barusan adalah mobil milik orang tuanya.
Ketiganya masuk ke dalam Rumah, eomma Min langsung mengambil tempat bersantai di atas sofa.
Tuan Min duduk di sofa kecil seraya memperhatikan Yoogi dengan wajah sendu.
"Aku tidak menyangka wanita itu begitu rendah"umpat sang eomma kesal.
Yoogi meraih kunci mobilnya, lalu tubuhnya berbalik berniat pergi dari sana.
"Yoogi kau tenanglah, eomma akan carikan wanita lain untuk menjadi istrimu"
"Kau diamlah.. Yoogi lebih baik kau pulang dan istirahat"ucap tuan Min.
"Kenapa aku harus diam, Yoogi kau tenang saja eomma akan..."
"Berhenti mengurus anakmu, biarkan dia menentukan apa yang dia inginkan"
"Jangan campurin kehidupannya"jelas Tuan Min terlihat begitu kesal pada sang istri.
"Kau puas eomma.."ucap Yoogi tiba-tiba seraya membelakangi appa dan eommanya.
"kini putramu menjadi seorang pria yang begitu br**g*ek"jelas Yoogi dengan penekanan pada kata-katanya.
"Aku melepaskan Hyumi, menerima Yoora hanya karena anak yang dikandungnya yang ternyata bukan anakku"
"Aku benar-benar pria bodoh yang tidak bisa di maafkan"
"Berhenti mencampuri urusanku"
Yoogi melenggang pergi begitu saja, meninggalkan sang eomma dengan wajah angkuhnya.
Eomma Min berdecak, cukup kesal karena dirinya hanya harus diam saat ini.
Dia ingin seorang cucu apa salahnya.
"Bagaimana perasaanmu saat ini? "
"Setelah menghancurkan kehidupan putramu sendiri!!"
"Kau merasa senang, puas, bahagia?"
Jelas appa Min dengan sorot mata tajamnya menatap sang istri.
"Apa yang kau bicarakan berhenti menyudutkanku, kau menyalahkanku?"
"Bukankah kau yang memang sangat bertanggung jawab atas rusaknya kehidupan putramu!"
"Dimana akal sehatmu -huh!"
"Tsk! Apa salahnya jika aku menginginkan seorang cucu, aku sudah tua wajar aku begitu menginginkan seorang cucu dari putraku sendiri"
"Kau anggap dirimu eomma setelah apa yang kau lakukan!!"
"Kau benar-benar iblis"
"APA KAU BILANG !!JAGA MULUTMU AKU INI ISTRIMU"
"AKU MUAK DENGANMU! DENGAN SIKAPMU YANG KETERLALUAN ITU! "
"KALAU BEGITU PERGI SANA! JANGAN TINGGAL BERSAMAKUUUU"
"Arraseo!! Aku akan pergi, dan aku memang lebih baik pergi dari pada hidup dengan wanita sepertimu"
"NE PERGI SANA... PERGIIIIII"
Tuan Min membalikan tubuhnya ,melangkah pergi dari sana, meninggalkan eomma Min yang kini mengeram marah dengan wajahnya yang memerah padam.
"B**G**K...... SAEKI AKHH.... KEPALAKU"
***
Yoogi sampai di Rumahnya, kakinya melangkah masuk ke dalam.
Menaruh sepatu hitamnya di luar pembatas sebelum akhirnya berganti dengan sandal Rumah yang kini menginjak sebuah marmer putih bercak abstrak di sepanjang lantai dalam Rumahnya.
Sebuah cahaya lampu membuat wajahnya mengerut bingung.
Entah siapa yang berada di dalam Rumahnya saat ini.
Sebuah aroma masakan tercium oleh Indra penciumannya.
Kakinya tergerak masuk kedalam hingga sorot mata teduhnya menangkap sesosok wanita tengah berdiri membelakanginya di Dapur.
Terlihat sibuk bergulat dengan masakan yang di buatnya, bibirnya tersenyum memperhatikan sosok itu.
Park Hyun Mi, wanita itu di sana dengan rambut panjangnya terkuncir kuda, bersetelan kaus putih rajut dengan celana jeans biru panjang.
Dia tahu siapa wanita ini, wanita yang paling di rindukannya.
"Eoh-kau sudah pulang"matanya menyipit kala bibirnya tersenyum dengan wajahnya yang sedikit miring ke arah kanan.
Yoogi mengangguk, tanpa di sadari bibirnya ikut tersenyum saat melihat senyuman manis wanita itu.
Namun senyumannya berubah pahit, manakala sosok itu mulai menghilang.
Yoogi tersadar, Ruang tamu yang terhubung ke Dapur begitu kosong dan terasa hampa, lampu yang sebelumnnya menyala memang tidak pernah menyala, lampu itu mati tidak ada siapapun di sini kecuali dirinya.
Klik//
Kini lampunya menyala, mungkin akan terasa hangat namun pada kenyataannya rasa hampa itu tidak pernah berubah sedikitpun.
Yoogi bergerak naik menuju lantai 2, tepatnya melangkah masuk menuju kamarnya dengan Hyumi.
Gelap, ruangan itu benar-benar gelap. Yoogi bergerak maju, menaruh bokongnya disisi tempat tidur.
Kedua telapak tangannya bertahut berasa di depan bibirnya, kedua lengannya menopang diatas kedua pahanya.
Matanya terpejam dengan berbagai pikiran yang berkelumat di kepalanya.
Senyuman, tatapannya, dan wajah cantik sang mantan istri terus terngiang di kepalanya.
Yoogi merubah posisinya menjadi berbaring, wajahnya menoleh ke sebelah kanannya ke posisi dimana sang istri selalu berada di sana, tidur menemaninya.
Tangannya terulur, mengusap bagian itu yang kini kosong, Yoogi benar-benar tidak bisa melupakannya, melupakan sosok wanita itu.
Yoogi mendongkak, menatap langit-langit dengan wajah sendu hingga sebuah tetes air mata keluar dari sudut mata sebelah kirinya.
***
Kini Yoogi sedang menghadiri sebuah rapat penting di sebuah Hotel di pusat Kota Incheon.
Rapat berlangsung hingga 3 jam lamanya hingga kini akhirnya berakhir.
Tidak ada senyuman berarti yang menghiasi wajahnya, mimik wajah dingin yang terpasang pada wajah itu.
Yoogi berjalan keluar dengan Namhyun di belakangnya dan 2 karyawan lainnya.
Tak di sangka, sosok Jongguk juga berada di tempat yang sama, pria itu sedang berjalan ke arahnya.
Yoogi memelankan langkahnya saat Jongguk bersama Taehyun berjalan melewatinya begitu saja, langkahnya terhenti tubuhnya berbalik menghadap pria itu.
"Jongguk"panggil Yoogi yang membuat pria itu menghentikan langkahnya.
Jongguk menoleh ke arah Yoogi, wajahnya terlihat tidak bersahabat.
"Bisa kita bicara?"
-*-
Yoogi dan Jongguk berdiri di atas Rooftop Gedung, berdiri berdampingan seraya menatap lurus pada langit-langit.
Kedua tangan Yoogi di masukan ke dalam saku celananya.
Sementara Jongguk, sebelah tangan kirinya yang dimasukan berdiri layaknya seorang model.
Cukup lama mereka dalam posisi seperti itu, saling terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Bagaimana kabar Hyumi?"gumam Yoogi yang sukses membuat tangan sebelah kanan Jongguk terkepal erat.
Rahangnya mengeras dengan rasa kesalnya yang mulai naik.
"Kau tidak berhak bertanya tentangnya!"
"Aku tahu kau membenciku tapi aku tidak peduli, aku sadar siapa aku, pria br**g**k yang menyakiti istrinya.. Aku memilih mempertahankan Yoora karena anak yang dia kandung, aku kira itu adalah anakku"
"Ternyata aku salah"
Jongguk cukup terkejut mendengarnya, tapi dia tidak peduli.
"Aku menyakiti istriku hanya karena wanita seperti Yoora"
"Aku menyesal,, aku tahu dia tidak akan pernah bisa memaafkanku.. Tolong bilang padanya kalau aku begitu menyesal dan aku minta maaf"
Jongguk mmendengus sebal.
Sorot matanya berubah tajam, denan kepalan tangannya yang makin menguat.
"Kau tahu Yoogi-ssi, entah sudah berapa kali aku menemukannya dengan tangisan di wajahnya, mendapatinya mengerang frustasi karena mencintaimu dan di sakiti olehmu"
"Dia bahkan berniat bunuh diri dengan loncat ke Sungai Han"
DEG!!
Yoogi terlonjak kaget setengah mati, Hyumi ingin bunuh diri ini benar-benar sangat mengejutkannya.
"Kau pasti tidak tahu!!! Oh ya.. Tsk! Memangnya apa yang kau tahu tentang istrimu"
"Kau tidak tahu apa-apa, kau benar-benar tidak tahu siapa Hyumi!"
"Walaupun begitu ingin mati, tapi semangatnya kembali karena bayi yang di kandungnya"
DEGG!!
"Apa katamu!!"seru Yoogi terkejut, jantungnya terpompa dengan cepat, Yoogi tidak percaya ini,, Hyumi hamil benarkah??
Jongguk melirik Yoogi tajam.
"Hyumi sedang mengandung Yoogi-ssi, anak kalian tapi apa yang kau lakukan!! Kau malah menceraikannya di saat dia ingin mengatakannya padamu"
BRUKK!
Yoogi jatuh bersimpuh, rasa keterkejutannya membuat kedua kakinya terasa lemas bahkan tidak mampu menopang bobot tubuhnya sendiri.
Jongguk menghampiri Yoogi dengan berdiri di hadapan pria itu.
Kedua tangannya mencengkram kerah kemeja Yoogi memaksa pria itu untuk berdiri.
"Seharusnya kau mati, br**g**k"
BUK!
Jongguk melayangkan tinjunya di pipi sebelah kanan Yoogi, membuat pria itu jatuh tersungkur.
Lagi Jongguk menarik Yoogi dan kembali melayangkan tinjunya.
Lalu beralih menindih pria itu dengan duduk di perutnya.
Satu pukulan, dua pukulan, tiga pukulan..
Entah sudah berapa pukulan dia layangkan pada Yoogi, hingga dirinya cukup puas untuk menghajar pria itu.
"Jangan menampakan wajahmu lagi di hadapanku terutama di hadapan Hyumi"ancam Jongguk dengan penekanan pada setiap kata-katanya.
Jongguk keluar dengan membuka pintu Rooftop mendapati Namhyun dan Taehyun di sana.
"Jongguk"panggil Taehyun.
"Presdir Min"seru Namhyun saat mendapati Yoogi tengah berbaring dengan lembam di wajahnya.
Namhyun berlari menghampiri Yoogi, sementara Taehyun melirik Jongguk yang berdiri di hadapannya denan wajah sedingin es.
"Apa kau sudah gila?!! Kau menghajarnya hingga seperti itu? Kau tidak takut masuk penjara"
"Aku tidak peduli"ucap Jongguk terkesan dingin. Ia melangkah pergi dari sana Taehyun cukup kebingungan hingga akhirnya dia mengikuti Jongguk pergi.
-*-
Namhyun membawa Yoogi ke Rumah Sakit, pria itu harus mendapatkan pengobatan akibat pukulan Jongguk yang membabi buta.
Yoogi bersandar pada ranjang headboards, wajahnya menoleh ke sebelah kirinya yang menampakan sebuah jendela dengan pemandangan Taman Rumah Sakit.
Pintu terbuka menampakan sang eomma yang masuk ke dalam ruangannya.
"Aigooo~ siapa yang melakukan ini Yoogi-Ya?"tanya Eomma Min panik saat mendapati wajah sang Putra yang dipenuhi dengan lebam.
"Permisi"ycap Namhyun saat masuk ke ruang inap Yoogi, yang membuat eomma Min menoleh padanya.
"Presdir Min, Surat perceraiannya sudah di tanda tangani Yoora, dan kini surat nya dalam perjalanan untuk di urus prosesnya"ucap Namhyun, yang tidak di gubris Yoogi pria itu hanya terdiam.
Eomma Min melirik sang putra lalu tersenyum hangat padanya.
"Tenang Yoogi-Ya, semuanya akan baik-baik saja. Eomma ada kenalan seorang wanita dia sangat pandai dan cantik"
"Dia pas..."
"Sudah ku bilang jangan campuri urusanku, Namhyun-ah tolong cari info tentang Hyumi"
"Kenapa harus dia lagi"
"Eomma berhenti bicara, aku mau istri dan anakku kembali"
"Apa?"
"A.... Anak.. Apa yang kau katakan Yoogi, Hyumi?"
"Hyumi... hamil?"
"Dia hamil Yoogi"ucap Eomma Min terkejut.
"Nde... Darah dagingku, Hyumi mengandung anak kandungku! Tidak seperti wanita pilihan eomma"
"Bisa kau pergi, aku muak melihatmu"ucap Yoogi dengan berakhir menatap tajam sang eomma.
***
JiYeon sampai di Gedung Apartemennya, wajahnya tersenyum seraya mengelus perutnya yang makin membesar.
3 Apartemen lagi agar dia sampai di Apartemen miliknya. Langkahnya menelan saat mendapati Yoogi dengan berdiri seraya bersandar di depan pintu miliknya.
"Sedang apa kau di sini?"tanya JiYeon sinis mengingat apa yang pria itu lakukan pada adiknya membuatnya begitu membenci pria itu.
Yoogi berbalik menghadap JiYeon.
"Beberapa hari ini aku mencari Hyumi, dia tidak bersama Jongguk, berhenti dari Butik dan aku rasa dia tidak tinggal denganmu"
"Dari sekian banyak orang Hyumi sangat mempercayaimu, kau wanita yang paling dia percayai untuk berbagi cerita tenang kehidupannya"
"Lalu?"ucap JiYeon.
"Hah! Jiyeon-ah tolong aku, beritahu aku dimana Hyumi, aku yakin kau mengetahui keberadaannya, aku yakin dia mengatakan keberadaannya padamu"
"Tolong aku, biarkan aku menemuinya"
"Untuk apa? Untuk kembali menyakiti hatinya,!! Ku dengar kau bercerai dengan Yoora, diaaa... "
"Tidak mengandung anakmu ya, menyedihkan"
"Apa.... Kau juga tahu kalau Hyumi tengah mengandung?"
"Ne!"Ucap Yoogi cepat.
"Tsk! Lupakan, jangan mencarinya seakan kau peduli, sudah cukup biarkan dia hidup Yoogi. "
"Kau jangan pernah mencari atau berusaha menemukannya, biarkan dia hidup bahagia dengan kehidupan barunya"
"Kau memang egois!"
"Sejak dulu aku memang tidak suka denganmu, aku bilang pada Hyumi agar mencari pria lain selain kau"
"Kau selalu menyakiti hatinya sejak dulu, dan kini apa yang kau lakukan.. "
"Kau tidak akan mendapatkan apapun dariku, karena aku sendri tidak tahu dimana dia, sekalipun aku tahu aku tidak akan pernah memberitahukannya padamu"
JiYeon menekan paksa beberapa digit password Rumahnya dan masuk ke dalam meninggalkan Yoogi yang berdiri mematung di luar.
***
Yoogi berdiri di pinggir jembatan Sungai Han, tepat di posisi ketika Hyumi akan terjun dari atas jembatan.
Namhyun yang memberikan semua info tersebut, dan sampai sekarang Yoogi terlihat begitu frustasi.
Tidak menyadari kalau dirinya begitu besar menyakiti hati wanita itu.
Matanya menatap aliran Sungai yang cukup deras, helaian rambutnya tergerak mengikuti hembusan angin.
Tatapan nya kosong dengan wajahnya yang terlihat begitu sendu.
"Jadi di sini, dimana kau berniat meninggalkanku waktu itu"
"Kau berniat bunuh diri karena aku"
"Haruskah...... "
"Aku melakukan hal yang sama"