"Yasna." Suara Riyan membuat Yasna yang tengah mengambil minuman di sebuah meja menoleh. Yasna terlihat kaget melihat Riyan berani menghampirinya bahkan memanggil namanya. Padahal sedang berada di tengah keluarga besar kekasihnya sendiri, Meta. Tapi sepertinya pria itu tak peduli apalagi beberapa keluarga besarnya kini sibuk mengobrol dan berpencar sehingga tidak ada yang menyadari jika Riyan berada di sampingnya. "Ya?" "Selamat ya atas pertunangannya," ucap Riyan dengan ekspresi yang tidak dapat Yasna artikan. Pria itu mengulum senyum yang terlihat agak sinis, jika Yasna tak salah mengartikan. "Ternyata selera kamu tinggi juga." Tangan Yasna yang tengah memegang segelas sirup berhenti di udara. Entah kenapa suara Riyan terdengar sinis di telinganya. "Terima kasih," balas Yasna dengan s