Tidak ada yang pernah mengharapkan sebuah pernikahan tanpa gaun pengantin impian, tanpa dekorasi yang menawan, dan tanpa laki-laki yang di cintainya. Tapi dibanding rasa tidak beruntung aku justru merasa seperti terselamatkan dari neraka melalui pernikahan yang ditawarkan om Raka. Setelah ku pikir ulang, aku lebih membutuhkan pernikahan ini dibanding om Raka. Karena sebenarnya om Raka bisa mencari wanita lain untuk menggantikanku sementara kesempatan ini bagiku mungkin satu-satunya dan tidak akan pernah datang lagi. “Masih sakit lukanya?” Suara om Raka kemudian aku menoleh dan dia sedang berdiri di dekat pintu. Aku memperhatikannya sesaat, dan menurutku om Raka tidak terlihat tua sebenarnya. Dia masih tampan, kulitnya bagus dan gayanya juga keren. Mungkin perbedaan umur kami cukup jauh, t