Aku benar-benar tidak menyangka bahwa kakek akan datang ke apartemenku dan pas sekali Anggia sedang di sini. Seperti biasa kebodohannya malah membuat lelucon dan membuat kakek tertawa lepas. Ini adalah tawa renyah pertama yang aku lihat dari kakek semenjak nenek meninggal. Baik aku maupun Alvian saling pandang dengan tersenyum. Alvian juga langsung memberiku dua jempol yang aku yakin maksudnya adalah tentang pilihanku yang menurutnya tepat. “Kamu kenal dimana gadis selucu itu?” Tanya kakek dengan tersenyum. Wajahnya terlihat baghagia dan itu membuatku lega melebihi apapun. Sekalipun kakek cerewet dan kadang menyebalkan tapi di dunia ini hanya beliau yang aku miliki sebagai pengganti orang tua karena itu kebahagiaanya juga merupakan prioritasku. “Ceritanya panjang Kek, mungkin kakek akan