Pernikahan yang awalnya akan ku gelar dengan sederhana, kilat dan tidak perlu ada tamu undangannya akhirnya berubah. Awalnya aku bahkan berniat untuk menikahi Anggia secara Agama saja agar memudahkan perceraian nanti, tapi akhirnya juga benar-benar terjadi pernikahan baik secara agama maupun secara hukum dan aku melakukannya bahkan tanpa paksaan. Padahal kan bisa saja aku mengelabui kakek dengan berpura-pura menikah secara hukum, tapi entah kenapa aku tidak ingin melakukannya. Dan sampai detik ini aku yakin bahwa Anggia tidak tahu kalau aku benar-benar menikahinya dengan pernikahan sungguhan bukan pernikahan bohongan seperti rencanaku sebelumnya. Sejujurnya sejak awal memang Anggia tidak banyak bertanya mengenai bagaimana aku akan menikahinya. Dia juga tidak banyak memberiku permintaan di