Aku tidak bisa tidur setelah ciuman panjang dengan Anggia sore itu di parkiran kampus. Aku tidak tahu bahwa pengaruh kedekatan Anggia dan Bagas bisa mempengaruhiku sampai sejauh itu. Apakah itu cemburu? Benarkah aku cemburu melihat bocah ingusan itu mendekati istriku? Atau hanya perasaan ego seorang laki-laki yang tidak ingin di kalahkan oleh laki-laki lain apalagi lebih muda? Tapi kalau boleh jujur, mencium Anggia lumayan juga dan aku menikmatinya karena Zia tidak suka aku cium. Alasannya adalah karena saat aku bersamanya dia selalu full make up dan tidak mau lipstiknya jadi rusak. “Om geser, aku tidur dimana?” Cicit Anggia. Wajahnya masih memerah jika bertemu denganku sejak ciuman itu. Bisa aku pastikan bahwa itu pasti ciuman pertmanya. Apalagi dia terlihat tegang dan kaku membuatku