Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tahu nggak, sih? Sepanjang jalan dan di tiap langkah Asya sepersekian pijakan menuju kamar mandi, pagi itu, tak lepas dari perhatian Guntur di sini. Ya, walau dia tak ulurkan bala bantuan sekadar gendong ala pengantin selayak kisah romansa, Guntur hanya menatap dan mendengar ringisan yang Asya desiskan. Langkahnya aneh. Guntur amat paham kenapa bisa jadi seperti itu. Langkah Asya pun teramat pelan. Kasihan. Namun, Guntur biarkan. Dia pakai peci dan duduk manis di atas sajadah menunggu Asya selesai junuban. Hingga pintu kamar mandi itu kembali dibuka dan Asya muncul dari dalamnya, tatapan Guntur berfokus lagi di sana, di sosok Asya yang sudah jauh lebih segar. "Diliatin aja, nggak dibantuin," dumal Asya. "Sakit, tau!" omelnya. Guntur senyum segaris. "Itu karena belum terbiasa. Nanti ki