Kembali bekerja

1211 Kata
“Kerja?! Selalu itu yang kau minta! Sebagai istriku seharusnya kamu sadar kalau kamu berbeda dengan wanita lainnya! Kamu tak boleh banyak permintaan karena semua aku yang menentukan! Ngerti kamu?!” Robin berkata sambil tersenyum sinis sembari menghabiskan makan malamnya. Ia mulai jengah saat mendengarkan permintaan Sara lagi- lagi untuk kembali bekerja. Sara hanya diam dan menundukan kepalanya. Rasanya ia ingin menangis karena cemburu dan sedih. Beberapa waktu ini, hatinya mulai tak tahan dengan melihat Robin yang seolah terang-terangan berkencan dan bersenang- senang dengan banyak wanita dihadapan Sara. Telinganya mulai sakit karena sering sekali mendengar Robin menerima telepon dan mendengar ajakan perempuan-perempuan lain untuk bertemu dengannya di suatu tempat. Rasanya, Sara bisa gila jika ia tak segera melampiaskannya pada hal lain. Setiap hari, ia melihat Robin yang gila kerja, haus uang dan juga perempuan. Sara sadar, akan sulit untuk Robin jatuh cinta padanya walau setiap malam Robin selalu memperlakukannya begitu manis dan romantis. Semua ini hanya pelampiasan nafsu belaka untuk suaminya. Bekerja adalah salah satunya cara untuk mengalihkan perhatian Sara dari Robin dan membuatnya bisa mengumpulkan uang. "Aku harus bekerja ..." Sara tampak tak bergeming dengan keinginannya. Robin melemparkan garpunya ke atas piring lalu menjepit dagu Sara dengan tangannya yang besar. Ia tampak kesal karena Sara hari ini begitu merengek terus menerus ingin bekerja dan istrinya itu melakukannya selama beberapa bulan ini. "Kenapa? kamu sudah tak sabar untuk pergi dariku?!" tanya Robin menatap wajah Sara dingin. "Tidak … aku hanya menagih janjimu. Aku sudah bersikap baik sebagai b***k hasratmu. Aku hanya ingin bekerja untuk mengisi kegiatan. Jangan takut aku akan lari, aku akan tetap disini sampai kamu bosan dan menceraikan aku.” Saramemberanikan diri menatap balik ke arah Robin sambil setengah berjongkok penuh mohon dihadapan suaminya. Hatinya terasa pedih, berpisah dengan Robin adalah sesuatu yang tak diinginkannya tapi hatinya tak bisa bohong kalau ia merasa sangat tersiksa. Robin menarik Sara ke arahnya. Setiap ia marah pada perempuan ini, yang ingin ia lakukan hanya menyiksanya dengan mengosongkan birahinya di dalam tubuh Sara. "Aku menikahimu dalam keadaan perawan! Kamu masih belum berpengalaman untuk menjadi b***k sexku!" bisik Robin sambil merobek kemeja Sara. "Jangan disini ..." ucap Sara takut saat Robin mulai liar menyentuh tubuhnya dengan merogoh ke dalam pakaian dalamnya. Ia takut beberapa pelayang akan melihat sikap Robin yang seolah akan membuatnya bercinta di ruang makan. " Terserah aku akan melakukannya dimana!" ucap Robin sembari menarik Sara kedalam pangkuannya. Tetapi Robin tampak tak peduli. Kedua tangan Sara memegang kedua pipi Robin dengan tegang saat Pria itu mulai menyatukan tubuhnya pada Sara. Dengan tatapan penuh mohon dengan rasa malu dan juga mulai b*******h bersamaan Sara menatap Robin sambil berbisik "Tolong, jangan disini …” Robin menatap wajah cantik Sara yang terlihat takut dan b*******h bersamaan. Erangan halus dan desisan pelan yg keluar dari mulut Sara membuat Robin semakin b*******h. Tiba- tiba Sara mencium bibirnya lembut. Ciuman itu menggetarkan hati Robin dan membuat mereka saling bertatapan dalam. Robin pun luluh. Ia segera menggendong Sara dan membawanya kedalam kamar mereka. Sebagai ucapan terimakasih karena Robin tak mempermalukan nya Sara bersikap pasrah. Andai Robin tahu tentang isi hatinya bahwa ia akan melakukan apapun untuk membahagiakan Robin karena rasa cinta Sara. Sesampainya dikamar, Robin mencumbu dan bercinta dengan Sara dengan begitu mesra. Sara tak menyangka Robin akan memperlakukannya selembut itu dan berbeda seperti biasanya. Kasar dan keras! Sara sampai tak bisa menahan air matanya saat ia mencapai puncak. Hatinya senang, hasratnya terpenuhi sekaligus ia sedih karena ia sadar kemesraan itu hanya sesaat.Seolah mempergunakan kesempatan yang ada Sara menciumi Robin dengan segenap perasaannya. Ia hanya ingin melampiaskan cinta dibalik hasrat yang tengah membuncah. Robin menatap Sara dalam dan menghapus air mata perempuan itu. Ia berpikir, betapa ingin bekerjanya Sara sehingga ia melakukan apapun untuk menyenangkan hatinya. Sikap Sara yang lembut meluluhkan hati Robin. Perempuan itu meringkuk di dalam pelukannya dan memberikan ciuman lembut yang selalu melelehkan jiwanya. "Besok, Zen akan menjemputmu. Ia akan mengantarkan kamu ke kantor. Aku hanya bisa menempatkanmu disana, karena lingkungannya sepi dan tenang. Tak perlu ada yang tahu statusmu, ingat itu! Aku tak ingin ada orang yg memanfaatkan hubungan kita" Robin berkata setelah merenung cukup lama sambil melepaskan pelukannya pada Sara dan mulai mengambil rokok lalu menghisapnya perlahan sembari melangkah menuju pintu balkon. Sara pun mulai duduk dan menutupi tubuhnya dengan selimut. "Ingat pesanku. Jangan sampai aku menemukanmu berselingkuh, melarikan diri atau melakukan apapun yang membuatku marah!" ucap Robin lagi dan kembali dengan sikap dinginnya. Sara menatap Robin senang. Ia mengangguk cepat dan berjanji akan menjaga sikapnya. Robin menghisap rokoknya beberapa kali lalu mematikannya. Ia merasa tidak suka melihat Sara merasa senang karena bisa keluar rumah dan jauh dengannya. Ia pun kembali menghampiri Sara dan menyibak selimut yang menutupi tubuh polos Sara dan perlahan menaiki perempuan itu lagi. "Kamu itu milikku. Tak ada satupun yang bisa kamu lakukan jika bukan atas ijinku. Kamu dengar itu?" ucap Robin seolah memastikan bahwa Ia yg berkuasa akan diri Sara. Sara mengangguk dan mengusap d**a Robin yang bidang dan luas dengan lembut. Merasakan usapan Sara membuat Robin terlena. Ia rasanya akan gila karena merasakan begitu kecanduan akan tubuh perempuan yang ada di bawah tubuhnya. Selama ini Ia mencoba mencari sensasi yang sama pada wanita lain. Tapi Sara benar-benar memberikan rasa yang berbeda. Ia tak pernah berhenti memikirkan Sara saat sedang jauh. Mengingat sentuhannya selalu membuat Robin ini segera pulang dan merasakannya lagi dan lagi. Jika mampu rasanya ia ingin selalu ada Sara disampingnya atau malah menyatu dengan tubuhnya agar hatinya selalu terasa penuh dan tenang. Robin kembali mencumbu tubuh Sara dengan liar. Entah mengapa ia merasa marah karena kecanduan tubuh ini sekaligus ia juga takut akan kehilangan Sara suatu hari nanti. Sara mengerang kesakitan Saat Robin menggigit bagian tubuhnya yang sensitif. Robin berhenti sesaat lalu melumat bibir Sara kasar. "Katakan kau milikku dan aku akan memperlakukanmu lembut," pinta Robin saat Sara mengerang kesakitan karena bibirnya dilumat kasar. "Aku milikmu ... hatiku juga untukmu …," ucap Sara jujur setengah berbisik di telinga Robin. Robin merasa sangat senang mendengarnya dengan cepat ia memeluk Sara erat dan kali ini memperlakukan istrinya dengan lembut. Sara membalas pelukan Robin, ia hanya ingin menikmati kemesraan itu disaat Robin sedang baik padanya. Karena sentuhan lembut Robin adalah segalanya untuk Sara. *** Pagi pun datang. Sara sudah siap dengan pakaian kerjanya saat Zen datang menjemput.Sara melihat Zen heran karena menjemputnya dengan mobil yang sederhana. "Kita akan menggunakan ini, Pak Robin bilang jangan sampai mencolok bahwa dirimu adalah Istri seorang CEO" ucap Zen menjelaskan sambil membukakan pintu mobil untuk Sara. "Tapi mobil ini milik siapa ini?" tanya Sara sambil melihat kebelakang mobil. “Milikku, ini mobil pribadiku,” jawab Zen tampak senang dan bangga pada mobil tuanya. " Mobil yang bersih dan nyaman," puji Sara sambil melihat ke tempat duduk bagian belakang dan membuat sebuah senyum terukir di bibir Zen saat mendengarnya. “Tempat kerja Nyonya agak jauh, karena berupa gudang besar dan nyonya akan bekerja di bagian pengadaan disana. Kantornya tak sebagus kantor utama dan kebanyakan pegawainya yang akan segera pensiun. Pak Robin ingin nyonya bekerja dengan nyaman dengan pekerjaan standar dan tak banyak konflik internal,” ucap Zen memberikan gambaran pekerjaan yang akan Sara lakukan. Sara tersenyum senang. Ia tak menyangka Robin akan memikirkan dirinya sedetail itu. Ia pun tak keberatan karena dirinya tak perlu kantor yang mewah. Yang inginkan hanyalah bekerja sehingga bisa menghasilkan uang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN