Pagi ini aku kembali menghubungi orang tuaku bahwa kami mungkin akan menginap satu malam lagi karena Desita tampak masih kelelahan. Salahkan aku yang terus menerus menyentuhnya. Bagaimana lagi, dia adalah perempuan paling nikmat yang pernah aku sentuh. Mungkin karena aku yang pertama baginya dan hal itu mengirimkan perasaan bangga di hatiku. Selain itu dia juga rupanya sangat polos, berbeda jauh dengan apa yang dia tulis di bukunya. Membuatku penasaran. Sebenarnya dari mana dia tahu dan mengerti semua hal itu sehingga dia bisa menuliskannya dengan begitu pro sementara dia sendiri belum pernah melakukannya? Dia bahkan tidak tahu apa-apa di ranjang, seluruh tubuhnya selalu berada dalam kuasaku dan itu membuatku senang. “Dantee, jangan menggangguku! Biarkan aku tidur satu jam saja. Demi Tuha