"Kamu masih punya muka ke rumah ini?" Lintang berdesis galak menatap wajah Ajeng begitu dekat sambil mencekal tangan gadis itu kuat-kuat. Ajeng menepis cekalan Lintang sekuat tenaga. "Apa maksud kamu, Mas?" tanyanya tak kalah galak. Dia tidak senang Lintang yang tanpa mulai memandangnya dengan perasaan tidak suka. Bibir Lintang mencebik dan tatapannya sinis, memandang Ajeng bak gadis yang rendah. "Aku melihat kamu dan Mas Anung malam itu," ujar Lintang pelan tapi tegas. "Lihat apa?" tanya Ajeng. Matanya memanas, pikirannya langsung melesat ke kejadian malam itu bersama Anung di pagar. "Kamu berpelukan dan berciuman di pagar...." Lintang tatap wajah Ajeng tajam, seolah memaksa Ajeng mengakui perbuatannya bersama Anung. Ajeng akhirnya tahu penyebab Lintang yang selalu memandangnya si