Selamat membaca!
Pertemuan di apartemen antara Nick dan Alexa, kini berlanjut ke sebuah restoran mewah yang berada di pusat kota London. Kala itu raut bahagia terpancar dari keduanya yang sudah duduk di kursinya masing-masing dengan saling berhadapan. Alexa yang terlihat anggun dan semakin cantik dengan dress yang ia kenakan, sungguh membuat beberapa pasang mata terkesima saat menatapnya, termasuk Nick yang sejak tadi tak pernah mengalihkan pandangannya dengan terus menatap Alexa.
"Malam ini kamu terlihat sangat cantik, Nona Alexa," puji Nick yang sudah tidak dapat menahan dirinya untuk tak mengungkapkannya.
Pujian dari Nick membuat Alexa merasa malu, hingga menimbulkan rona merah pada kedua pipinya. "Tuan Nick, memangnya sudah berapa wanita yang kamu puji dalam sebulan ini?" tanya Alexa yang tak percaya bahwa pujian itu hanya ditujukan padanya.
"Aku jarang sekali memuji wanita selain Ibuku, Nona Alexa," jawab Nick dengan senyum yang mengembang dari kedua sudut bibirnya.
Senyum yang terlihat tulus, hingga Alexa langsung percaya bahwa pria itu saat ini berkata yang sejujurnya.
"Setelah rasa sakit di masa lalu yang pernah aku rasakan dulu, akhirnya aku menemukan juga pria yang baik dan begitu tulus dalam ucapannya," batin Alexa yang mulai merasa kagum akan sosok Nick.
Tak berapa lama kemudian, beberapa pelayan mulai menyajikan berbagai menu makanan dan minuman yang telah dipesan oleh Nick ke atas meja. Setelah selesai dengan tugasnya, pelayan-pelayan itu pun berlalu pergi untuk kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Ayo silahkan makan!"
"Tentu Tuan Nick. Oh ya, terima kasih karena telah mengajak aku untuk dinner malam ini."
Setelah beberapa kali mendengar Alexa memanggilnya dengan sebutan tuan, Nick mulai merasa canggung dengan situasi yang sedang terjadi. Hingga ia pun memberanikan diri untuk mengutarakan apa yang ada dipikirannya saat ini.
"Nona Alexa, bukankah kita akan segera menikah. Jadi terbiasalah memanggil namaku!" titah Nick yang tak suka jika Alexa memanggilnya dengan sebutan tuan.
Alexa yang mendengar permintaan dari Nick pun hanya bisa terkekeh karena ia merasa hanya mengikuti pria itu yang juga memanggil dengan sebutan Nona.
"Aku hanya mengikutimu saja, Tuan Nick. Kamu memanggilku Nona, jadi aku memanggilmu Tuan. Bukankah itu serasi?" ucap Alexa yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan.
Pertanyaan yang membuat Nick tersadar bahwa apa yang dikatakan oleh Alexa memang ada benarnya. Pria itu pun mulai berpikir, hingga akhirnya ia menemukan panggilan yang tepat untuk Alexa.
"Baiklah mulai hari ini aku akan memanggilmu Honey, sedangkan kamu memanggilku Hubby, bagaimana?" Sebuah ide yang coba diutarakan oleh Nick dan diakhiri dengan sebuah pertanyaan.
Alexa berpikir sejenak dengan raut wajah yang kini menampilkan ketidaksetujuannya.
"Apa kamu tidak setuju?" tanya Nick kembali setelah melihat Alexa tampak kurang suka dengan idenya.
Tiba-tiba raut wajah Alexa berubah semringah dan ternyata apa yang dilakukannya tadi hanyalah untuk mengerjai Nick saja agar pria itu merasa cemas.
"Aku setuju, Hubby. Hari aku sangat bahagia, terima kasih banyak ya, kamu itu hadir di saat aku mulai merasa jenuh dengan hidupku dan kamu
benar-benar membuat hidupku berubah terhitung hari ini," ucap Alexa dengan lirih, hingga membuat Nick langsung meraih tangan wanita itu dan menggenggamnya dengan erat.
"Aku juga bahagia Honey, walau pertemuan kita berlangsung singkat, tapi entah kenapa aku merasa nyaman bila ada didekatmu."
Suasana kala itu terasa sangat romantis bagi keduanya. Mereka saling melempar senyum, bercerita tentang kehidupannya masing-masing dan apapun yang membuat gelak tawa terkadang sering terdengar melengkapi percakapan mereka. Namun, kebahagiaan yang terjadi kala itu seketika berubah saat Alexa tiba-tiba menanyakan hal yang membuat Nick sampai tersedak saat sedang menyeruput minuman lemonnya.
"Maafkan aku, Hubby, hanya saja aku ingin benar-benar jelas, apa orang tuamu sudah tahu tentang hubungan kita?" tanya Alexa memasang raut serius di wajahnya.
Nick yang tampak kebingungan tak bisa menjawab pertanyaan itu dan masih terdiam, hingga membuat Alexa yang tadinya bahagia mulai merasakan kesedihan. Bahkan wanita itu sampai meneteskan bulir bening dari kedua sudut matanya.
"Sepertinya aku harus membuktikan kepada Alexa, bahwa saat ini aku benar-benar serius menjalani hubungan dengannya. Aku akan mengajaknya ke rumahku malam ini dan akan aku perkenalkan kepada Mommy juga Daddy," batin Nick dengan penuh kesungguhan.
()()()()()
Satu jam kemudian, di rumah kediaman Carter, Jessy tampak sedang bercengkrama dengan Angelica. Pembahasan yang tak lain dan tak bukan adalah mengenai pernikahannya dengan Nick yang akan berlangsung beberapa bulan ke depan. Namun, sebelum pernikahan itu terjadi, Angelica dan juga Carter sudah sepakat untuk mengadakan pesta pertunangan yang akan digelar 2 Minggu ke depan. Walau Nick belum mengetahui akan hal itu, tapi jika mengingat dari perkataan yang terlontar dari mulut Nick saat di restoran, rasanya mereka tak perlu bertanya pada putranya itu yang pasti akan setuju dengan keputusan mereka.
"Jessy, kamu mau cincin pertunangan yang seperti apa? Kamu tinggal pilih gambar-gambar ini!" Angelica menyodorkan sebuah katalog kepada Jessy.
Sebuah katalog yang tertera berbagai cincin bermata berlian dengan harga yang fantastis.
"Impian yang menjadi kenyataan karena tidak perlu bekerja keras, apa yang aku inginkan akhirnya bisa aku dapatkan?" gumam Jessy sambil mengulas senyuman dari kedua sudut bibirnya.
"Sebentar ya Mom, aku pilih dulu." Jessy terus mengamati gambar-gambar itu, hingga akhirnya pilihan Jessy jatuh pada cincin yang memiliki harga paling mahal di antara cincin-cincin yang lainnya. Namun, apalah artinya uang bagi keluarga Carter, Angelica pun mengiyakan pilihan calon menantunya dan langsung mengembalikan katalog-katalog itu kepada seorang pria yang memang diperintahkan datang ke rumahnya, agar Angelica bisa memesan cincin untuk acara pertunangan Jessy dan Nick.
"Sekarang kamu sudah selesai memilih cincin pertunanganmu, besok kita tinggal menuju butik untuk memilih gaun pertunanganmu. Oke sayang!" Angelica merasa sangat bahagia dan begitu antusias dalam mempersiapkan momen yang istimewa untuk putra semata wayangnya.
"Baik Mommy, besok siang aku akan menjemput Mommy ya!"
"Kamu tidak perlu repot-repot jemput Mommy di sini, kita ketemu saja di butiknya langsung, nanti Mommy kirim alamat butiknya ya, itu tidak jauh dari London Eye."
Jessy pun mengulas senyuman manis dari kedua sudut bibir merahnya. Saat ini hatinya sungguh berbunga-bunga karena impian untuk menikah dengan Nick, akhirnya sebentar lagi akan menjadi kenyataan.
"Terima kasih ya, Mom." Jessy mendekap tubuh Angelica dengan erat yang langsung disambut oleh wanita paruh baya itu dengan pelukan hangatnya.
Namun, tiba-tiba pelukan itu mulai terurai di saat Jessy melihat Nick datang bersama seorang wanita yang terus digenggamnya semenjak keluar dari mobil mewahnya.
"Nick!"
***
Bersambung✍️