"Sekuat-kuatnya wanita akan tetap menangis jika hatinya dilukai" *** Azura terlihat berlari kecil dengan menahan tangis sembari mendudukan diri pada kursi panjang di taman kampus. Gadis itu perlahan menggerakan bahunya keatas kebawah, tangisnya mulai terdengar membuat pemuda yang duduk di ujung kursi jadi mengernyit dan menoleh kearahnya. Azura bergerak kecil dan melebarkan mata kaget melihat Maliq sudah duduk disana dengan menatapnya tenang seakan tanpa beban. "Kak Maliq dari tadi?" Tanyanya di sela tangisnya membuat pemuda berahang kokoh itu menganggukan kepalanya lemah. Azura kembali sesegukan dengan menatap Maliq yang hanya menautkan alisnya, "Kak, gue mau nanya tapi kak Maliq harus jawab jujur." Ujarnya sembari mengusap air matanya yang masih saja mengalir. Maliq hanya mengerjap