bc

AZURA

book_age12+
979
IKUTI
15.0K
BACA
love-triangle
K-pop
drama
comedy
like
intro-logo
Uraian

Sequel dari cerita 'Cerita si Kembar" yakni Azura Reda Redwana, seorang gadis mungil berkerudung yang berbanding terbalik dengan sang kembaran yaitu Azzam. Keduanya ditakdirkan menjadi kembaran namun berbeda pemikiran.

Setelah lulus SMA pun gadis mungil itu memilih kuliah yang satu kampus dengan teman SMA nya dulu. Jujur, ia menantikan seseorang yang lama menghilang. Berharap ia kembali lagi, tapi entahlah Azura tidak yakin. Rasanya ia seperti menutup hati untuknya.

Yang belum tahu Azura, baca dulu cerita Si kembar

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog
"Kembar bukan berarti sama, kembar itu karena kita ditakdirkan berada dalam satu rahim yang sama" *** Gadis berkerudung itu terlihat mengayunkan kakinya sembari menatap langit biru dengan menyipitkan mata karena cahaya silaunya. Bibir mungilnya sesekali menghela nafas panjang membuat ia seperti melepas beban berat dalam punggungnya. Gadis itu terlihat mengedarkan pandangan pada koridor kampus yang masih sepi. Karena beberapa mahasiswanya masih mengikuti kelas. Sedangkan ia memilih mengasingkan diri karena merasa malas untuk mengikuti kelas. Langkah kaki seseorang membuat ia menoleh pelan dan tersenyum begitu saja saat melihat pemuda dengan mata sipit itu mendekat padanya. Pemuda yang dulunya selalu memakai kacamata bening sekarang sudah terlihat makin tampan tanpa kacamatanya. "Lo gak ikut kelas?" gadis itu menggeleng pelan sembari tersenyum samar, "Yaudah. Kita ke kafetaria yuk. Gue lapar, ibu gak masak soalnya." Ujarnya sembari menarik lengan gadis itu lembut. Setelah penantian lama dan usahanya bekerja keras untuk pengobatan sang ibu. Akhirnya Allah berkehendak dan ibu dari pemuda bernama Kevin itu pun bisa sadar dari komanya dan bisa beraktifitas lagi seperti ibu pada umumnya. "Lo mau gak besok siang ke rumah. Ibu pengen ketemu sama lo," Azura kembali mengerjap sembari mendongak kecil pada Kevin yang tersenyum lembut kearahnya. "Boleh kak. Lagian gue udah lama gak ketemu ibu." Balasnya membuat Kevin menyunggingkan senyum lebarnya. Mereka berdua pun berjalan pelan menuju tempat parkir namun Azura terlihat menubruk seseorang membuat ia tersungkur pada lantai kampus. "Eh maaf, gue gak sengaja." Tutur seorang gadis membuat  Azura meringis kecil sembari bangkit dari tempat jatuhnya. Kevin menarik lengannya pelan sembari membantu Azura membersihkan debu yang menempel pada ujung baju gadis itu. "Kalau jalan lihat-lihat dong," ketus Azura membuat gadis berambut panjang lurus itu termundur kecil. "Maaf kak, gue gak sengaja. Gue buru-buru soalnya," tambah gadis itu lagi, Azura hanya berdecak pelan sembari melemparkan tatapan tak bersahabat padanya. "Lo kira cuma lo yang lagi buru-buru?" Kesalnya lagi membuat Kevin mengusap tengkuknya yang tak gatal. "Udah Ra. Lagipula dia gak sengaja. Gak usah dibesarin masalahnya," ujar Kevin membuat Azura mencebikan bibirnya pelan, Gadis dihadapnnya itu melesat pergi sembari menyempatkan meminta maaf lagi pada Azura. "Lo kenapa sih Ra, gak biasa-biasanya lo jutek kayak tadi," ujar Kevin sembari mengeluarkan motor matic pada parkiran motor. "Biasa kak, perempuan." Kevin mengangguk paham sembari tersenyum samar, "Mau gue beliin cokelat panas?" Azura menggeleng sembari mendudukan diri pada jok belakang motor milik Kevin. "Gak usah kak, lagipula gue lagi gak nafsu sama cokelat-cokelat." Katanya sembari mengedarkan pandangannya pada kampus yang masih terlihat mahasiswa yang berlalu-lalang. "Lah tadi kan kita mau ke kafetaria, kenapa malah naik motor?" Ujar Kevin. Azura tertawa kecil dengan ulahnya, "Yaudahlah kak, makan di rumah kakak aja kan bisa," Kevin mengulum senyum dibalik helmnya dan melajukan motornya begitu saja. Azura menjatuhkan pandangannya pada gadis yang menabraknya tadi, nampaknya gadis itu sedang merengek pada cowok mungkin saja pacarnya. Terlihat sekali ia menekuk bibir sembari mencak-mencak di hadapan pemuda jangkung yang sedang menyalakan mesin motornya. Azura mengerjap cepat lalu kembali berdehem saat Kevin memanggilnya, "Lo dengerin gue ngomong gak?" Ujarn Kevin setengah berteriak, karena keduanya sedang berada di atas motor. "Kakak ngomong apa?" Teriaknya lagi sembari mendekat pada pemuda itu, Kevin menggeleng pelan dengan helaan nafas panjang. Lalu melajukan motornya pada jalan raya yang mulai padat kendaraan. Sudah hampir tiga tahun pemuda itu mendekati Azura dan berusaha mengambil hatinya. Namun, nyatanya Azura masih menutup diri dan tidak menanggapi perasaannya sama sekali. Keduanya pun terlihat turun dari motor saat Kevin menghentikan motor tepat di depan supermarket, Azura terlihat berusaha melepaskan kaitan helmnya. Kevin terkekeh pelan sembari mendekat dan melepaskan helm gadis itu. "Kita kenapa disini kak? Bukannya mau ke rumah kakak?" Kevin menggeleng pelan, "Kita belanja dulu bahan masakannya, nanti lo makan apa disana." Azura mengangguk paham sembari mengekori pemuda jangkung dihadapannya itu. "Lo tunggh dulu disini, gue mau ke toilet dulu." Ujar pemuda itu sembari berjalan menjauh dari Azura, gadis itu pun menghela pelan sembari mengedarkan pandangannya dan mengitari rak berbagai snack disana. Dia menyunggingkan senyumnya saat melihat cokelat disana, ia jadi ingat sang kakak yang selalu saja memberinya uang jajan hanya untuk membeli cokelat. Bicara tentang Azzam, pemuda itu sekarang sudah mengajar sebagai guru tetap di pondok dan menjadi salah satu guru yang berpengaruh disana. "Eh lo yang tadi gak sengaja gue tabrak, kan?" Azura menoleh pelan pada gadis yang sudah berdiri tersenyum padanya. Keningnya mengkerut menatap gadis itu aneh sekaligus takjub. Perasaan tadi Azura masih melihat gadis ini di kampus. Dan sekarang tiba-tiba di supermarket. Berasa hantu banget ya. Muncul tiba-tiba. "Kita ketemu terus yah hari ini," tambahnya lagi masih dengan senyuman lebarnya, Azura tak menggubris hanya memilih beberapa snack pada rak di hadapannya. "Gue terlalu sok akrab yah?" cicitnya sembari tersenyum kikuk, "Menurut lo?" Kata Azura sembari meninggalkan gadis itu tanpa berniat menoleh lagi. "Yena, lo disini?" Suara berat khas cowok itu membuat ia menoleh dan langsung mengalungkan tangannya pada lengan pemuda jangkung itu. "Lo nyariin gue?" "Gak." Ketus pemuda itu sembari menarik tangannya dari pelukan Yena, gadis mungil yang mengganggu hidupnya. "Jangan bohong yah Al, gue tahu lo kali," katanya sembari mencolek dagu pemuda itu pelan walau ia harus berjinjit. "Gue baru pulang dari Jepang yah gue masih capek, kenapa juga lo nyuruh gue ke kampus segala?" Cerocosnya membuat Yena tersenyum lebar. "Gak usah marah-marah lah, nanti cepat tua. Tapi, kalaupun lo tua gue tetap sayang sama lo kok," katanya sembari tersipu sendiri, "Sinting nih anak," ujar pemuda itu kembali menarik diri dari pelukan gadis itu. "Lagipula kan lo bakalan kuliah disitu juga, jadi itung-itung beradaptasi," katanya sembari terkekeh pelan, "Bodo amat, gue mau pulang." Ujarnya sudah melesat duluan meninggalkan Yena yang mencak-mencak di tempat. *** Azura terlihat mendengkus kasar saat melihat hujan baru turun dengan derasnya membuat ia terpaksa berteduh pada halte sembari memeluk diri. Gadis berkerudung itu mengedarkan pandangannya melihat tidak ada orang disana, hanya ia seorang diri. Matanya perlahan menyayu sembari ia menguap merasa mengantuk seketika. Bagaimana bisa ia mengantuk di saat seperti ini? Gadis itu mendongak kecil saat melihat motor besar terparkir di depan halte. Dua orang diatas motor itu pun turun sembari ikut berteduh bersamanya, ia hanya melirik sekilas keduanya lalu menggeser tempat duduknya agar sedikit menjauh dari keduanya. "Gue kan bilang tadi bawa mobil aja, kenapa juga lo harus bawa motor. Jadinya kan kita basah kuyup," cerocos sang gadis sembari merengek, Azura seakan pura-pura tuli mendengar itu. "Kalau gue sakit lo tanggung jawab yah, nafkahin gue dan halalin gue." Tuturnya mengancam, Azura menghela kasar membuat gadis itu menoleh padanya. "Lah kita ketemu lagi," Azura menoleh pelan sembari tersenyum kikuk. "Kemarin kita tabrakan, terus ketemuan di supermarket dan sekarang disini? Pertanda apa ini?" Katanya sembari terkekeh pelan, Azura hanya terdiam dengan canggung. "Oh iya kenalin nama gue Yena," ujarnya sembari menyodorkan  tangannya, Azura menerimanya lembut. "Azura," balasnya membuat pemuda di samping Yena yang sedari tadi merunduk pada ponselnya jadi menegak dan menoleh pada gadis yang baru saja menyebutkan namanya tersebut. "Kenalin ini pacar gue, eh bukan calon maksudnya,  namanya Alvaro!" Ujarnya membuat Azura mengerjap cepat sembari menatap pemuda jangkung yang kini sedang menatapnya lekat.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hurt

read
1.1M
bc

Love Match

read
176.2K
bc

Skylove

read
111.5K
bc

Marriage Agreement

read
594.5K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
473.8K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook