Chapter 26

1271 Kata

Ketika sedang asik melamun, tiba-tiba ada pesan masuk ke ponselku dari nomor tak dikenal. Segera aku membuka dan membacanya. [Pras, kalau mau motor, cari ke dealer. Nanti kalau udah ada motornya kasih tahu Om, biar uangnya ditransfer langsung ke delaernya. Kalau ayahmu nanyain, suruh telpon Om aja.] [Yang bener Om?] [Kalau Om ngeprank kamu, apa untungnya?] [Hehehe, kirain aja, Om] [Yang penting jangan bocor sama sama Bude Ines. Nanti kalau kamu mau kuliah di Jogja, motornya kasihkan aja buat Prili. Gampang kan] [Siaaap Om, tapi saya gak niat kuliah di Jogja, gimana Om?] [Ya, terserah kamu, yang penting kamu punya motor, buat kuliah juga boleh. Jangan malu-maluin Om, masa cucunya Raden Anggito Prawior, gak punya kendaraan. Seharusnya kamu sudah punya mobil, Pras] [Hehehe, malah suda

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN