Ucapan Bude Ines, terhenti karena ada suara ketukan pada pintu. Bude mempersilakan masuk, ternyata beliau adalah Mbak Anggi, sang penata rias yang semalam aku temui di rumahnya. "Maaf Bude, tinggal seorang lagi yang belum dandanan untuk pagar bagus. Kira-kira mau pakai siapa ya?" tanya Mbak Anggi dengan santun, menggunakan Bahasa Jawa. "Oh iya. Ini Pras aja. Katanya dia malu kalau dandanan di luar, di sini aja Nggi," balas Bude Ines dengan bahasa yang sama. Untungnya aku sedikit mengerti Bahasa halus Jogja, walau saat pengucapannya masih blepotan. "Oh boleh, saya ambil dulu coustumnya, ya Bude," balas Mbak Anggi seraya keluar kembali dari kamar. "Bude, kalau Pras gak ikut dandanan boleh gak?" tanyaku dengan wajah yang sudah pasti masih pucat pasi. Pikiranku masih belum tenang setelah m