Elleanor mengusap kaca di hadapannya, seolah-olah ia sedang menyentuh Jordiaz-nya di dalam sana. Ia terbaring lemah dengan berbagai alat medis yang menopang hidupnya. Lelaki itu belum sadarkan diri, dan belum boleh dijenguk oleh siapapun. Semua anggota keluarga hanya diperbolekan mengawasi dari luar. Saat ini Elleanor hanya sendirian. Kedua mertuanya pergi untuk mencari ketenangan. Dan Zaldi ... entahlah. Elleanor tak tahu. Dan tak peduli. Sekarang Elleanor bisa bernapas cukup lega. Tentu saja karena prasangkanya tidak benar. Jordiaz masih hidup. Jordiaz tidak akan meninggalkannya. Suaminya masih ada di sini—bersamanya. Tak peduli jika sekarang lelaki itu lumpuh. Elleanor yakin. Kesembuhan datang dari Tuhan. Tak ada yang tahu kapan datangnya mukjizat. Jadi, apapun vonis dokter, Elleanor