48. Ketulusan Naira

1557 Kata

Naira duduk di kursi teras rumah lantai dua yang menjadi tempat tinggal keluarga Felis. Lebih dari satu jam perjalanan dengan dua kali berpindah angkot, akhirnya dia bisa sampai ke tempat tujuan. Naira menarik pelan oksigen untuk mengisi paru-paru. Sepasang mata wanita itu mengedar. Seperti inilah yang disebut dengan rumah. Nyaman, indah—hingga membuat betah penghuninya. Tanpa sadar, Naira mendesah. Berbeda jauh dengan rumah yang ditempati keluarganya. Naira membuka sepasang bibir untuk mengeluarkan karbondioksida. Menyesakkan setiap kali memikirkan kehidupan keluarganya. Entah kapan mereka bisa mendapatkan hidup yang lebih layak. “Ngapain kamu ke sini?" Naira yang sedang mengagumi halaman rumah Felis yang cukup luas dengan taman cantik, nyaris terlonjak. Secepat kilat kepala Naira mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN