47. Kepedulian

1572 Kata

Naira tertegun di tempatnya. Tidak. Dia tidak merasa senang seperti apa yang dikatakan oleh Felicia. Naira mencoba meraba hatinya. Alvin adalah cinta pertamanya. Rasa seindah taman bunga yang harus layu sebelum bunga-bunga tersebut bermekaran. Kasta menjadi penghalang perasaan yang tumbuh di hati Naira. Doktrin jika hanya pasangan sekasta yang akan bisa bersatu, sudah begitu lekat di dalam kepala Naira. Felicia. Sahabatnya itu yang seringkali mengingatkan dirinya akan hal tersebut. Membuat Naira terus mengingat di mana kakinya berpijak. Dia tidak pernah lagi bermimpi untuk terbang ke awan-awan. “Enggak, Fel. Aku nggak senang sama sekali dengar kalian putus.” “Bohong.” Naira memutar kepala. Beberapa pelanggan baru saja masuk ke dalam rumah makan. “Fel, bisa kita ngobrol nanti? Aku lagi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN