Penolakan Naira

1491 Kata

Naira melirik pria yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelahnya. Wanita itu menelan ludahnya. “Nggak, makasih.” Naira kemudian menoleh ke arah sang adik. “Ayo, Don … pulang.” “Nggak ada ucapan terima kasih.” Langkah kaki Naira yang sudah terangkat, kembali turun. Wanita itu memutar tubuhnya. “Aku sudah bilang terima kasih.” “Terima kasih buat apa?” Tama menatap Naira dengan alis terangkat. Naira terdiam hingga beberapa detik terlewat, sebelum sepasang bibir dengan lipstik merah itu kembali terbuka. “Um … makasih sudah jadi saksi meringankan buat adikku.” Sepasang bibir Tama berkerut. Pria itu menggerakkan kepala turun naik. Pria yang membungkus tubuh dengan jaket bomber denim dan celana denim hitam tersebut memperhatikan penampilan Naira. Ditatap dengan intens oleh pria di depannya, Na

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN