Farel kembali tertawa. “Mungkin dia benar-benar butuh uang, kamu harus mengikutinya sekali-kali, biar kamu lihat dengan mata dan kepala kamu bagaimana kelakuan dia aslinya,” tutur Farel. “Untuk apa? Seperti tidak ada pekerjaan lainnya saja!” bantah Alfin. “Ya biar Lu tau, bagaimana aslinya, lagian aku heran, sempat-sempatnya kamu menilai sifat seseorang, Prisa yang selalu cari perhatian sama kamu, tapi kamu tidak peka untuk menilai,” ucap Farel datar tanpa berniat menggoda Alfin. “Tidak ada hal yang menarik padanya,” jawab Alfin singkat. “Jadi, apakah pada dirinya Alisha ada hal yang menarik?” goda Farel membuat Alfin menatap Farel dengan tatapan malas. “Jangan ngaco kalau bicara!” jawab Alfin berlalu pergi masuk ke ruangan kerjanya. Farel hanya bisa tertawa melihat tingkah temannya