Anita merasakan pelukkan hangat dan napas teratur di pucuk kepalanya dan tangan seseorang yang memeluknya erat. Perlahan-lahan ia membuka mata dan melihat wajah Revan tepat berada didekat wajahnya. Revan membuka matanya dan melihat mata Anita yang sedang menatapnya. Revan dalam diam melepaskan pelukannya dan membalikan tubuhnya.
Anita melihat jam berada di nakas menunjukkan jam 3 pagi. Ia ingat jika mereka tidur bertiga dan bingung saat melihat Revan memelukknya. Lampu masih menyala, karena Yura takut gelap sehingga mereka tidak mematikannya. Anita mematikan lampu dan kembali berbaring di sebelah Revan. Jantungnya berdegub kencang, bagaimana mungkin ia bisa mengabaikan sosok tampan yang sedang menatapnya.
Revan membalikkan tubuhnya namun Anita segera membuka suaranya. "Ini semua pasti rencana para orang tua kita dan membuat kita berdua terjebak disini" ucap Anita
"Gara-gara kamu tidak menolak Yura dan jangan salahkan aku, jika kau akan terjebak bersamaku selamanya" Ucap Revan.
"Itu tidak akan terjadi..."kesal Anita.
"Liat saja besok apa yang dilakukan Bundamu kepada kita". Ujar Revan sinis.
Anita memejamkan matanya dan mencoba mengabaikan makhluk yang berada disampingnya. Ia bahkan menghitung domba dalam pikiranya, agar ia bisa terlelap namun sepertinya percuma. Anita mendengar dengkuran halus Revan dan akhirnya ia mengabaikan perasaan malu dan takutnya. Selang beberapa menit kemudian ia kembali masuk ke alam mimpi. Pukul 5 pagi Revan telah bangun dan mandi dikamar Anita. Ia medesis saat melihat gaya Anita tidur, berantakan dan menyerupai jurus bangau. Kaki diangkat satu dengan kedua tangan berada diatas.
"Ckckckck wanita ini hanya cantik saat mulut cerewetnya terbuka, banyak orang mengatakan jika wanita akan lebih menarik saat ia tidur.Tapi wanita ini sangat jauh dari cantik." Ucap dengan pandangan sulit diartikan
Revan mencoba membangunkan Anita dengan mencuil tangannya. Namun Anita tidak bergeming. Revan mengguncangkan bahunya tapi dibalas dengan gumaannya "Bunda...Anita masih palang merah nih...tiga hari lagi baru sholat Bun...Anita ngantuk. Kalau bunda nggk percaya Bunda bisa intip celana dalam Ita!"
Revan membulatkan matanya mendengar ucapan Anita.
Gadis ini benar-benar gila, gadis? Aku rasa pergaulannya bebas di Jerman tanpa sepengetahuanku. Ia mengumbar tubuhnya ke banyak pria, Sungguh miris hidupku dihabisakan bersama jalang sepertinya. Mereka benar-benar brengsek...aku sudah membayar mahal mereka untuk menjaganya. Apa mereka membohongiku selama ini?
Revan mengarang cerita mengenai kebahagian rumah tangganya kepada semua keluarganya. Ia ingat bagaimana kebohonganya akan kebahagiaannya saat awal kehidupan rumah tangganya kepada Mami dan Papinya. Ia bahkan, mengarang cerita jika Istri pertamanya Intan adalah pacarnya saat ia kuliah dulu. Intan gadis polos yang sangat Revan cintai bohong Revan saat itu. Revan bahkan membatalkan pertunangannya dengan Anita yang dilakukan sejak mereka masih remaja. Semua ini terjadi karena permintaan terakhir Papi Intan.
Berita mengejutkan ketika Intan mengaku hamil dengan seorang lelaki yang ternyata sahabatnya sendiri Jefri. Jefri sendiri yang mengatakan jika anak yang dikandung Intan adalah anaknya. Intan akhirnya mengaku jika ia memiliki hubungan bersama Jefri dan penyebabnya karena Revan tidak memperhatikannya. Revan tidak pernah menyetuh Intan selama pernikahannya. Yang Revan takutkan saat itu adalah kondisi Maminya yang bisa saja drop jika mengetahui masalah ini. Revan marah sekaligus kecewa karena Intan dan Jefri tidak jujur padanya. Berita mengenai akan kehadiran cucu dikeluarga besarnya disambut gembira namun, sebenarnya cucu yang dimaksud bukan darah dagingnya.
Puncak kemarahan Revan yaitu saat kandungan Intan berumur delapan bulan, karena kedatangan Jefri yang menuntut status bayi yang dikandung Intan di depan Maminya. Revan marah dan tidak sengaja mendorong Intan saat Intan mencoba memisahkan Revan dan Jefri yang sedang berkelahi. Kejadian itu, membuat Intan melahirkan dan tak lama kemudian meninggal. Sebelum meninggal intan meminta maaf kepada Revan dan memohon agar Revan menjaga Yura seperti anaknya sendiri.
Keluarga Alexander sarapan bersama dan Putri membuat mereka tertawa karena ucapanya yang sering menggoda mereka semua. "Anita dan Revan sebelum kalian berangkat Kerja ayah ingin kalian menemui ayah diruang kerja!" Perintah Varo.
"Baik,Yah" Jawab Revan singkat. Anita hanya menganggukan kepalanya dan mencibil Putri yang sedang menggodanya.
"Masa kamar kami ikut bergoyang gara-gara kamar sebelah" Ucap Putri membuat Arkhan, kenzi dan Cia terbahak-bahak sedangkan Kenzo bersikap Cuek sama seperti Revan.
"Gimana Mbak? Kak Revan hebat kan? Hahahaha... duda lebih berpengalamanlah, diibandingkan perjaka, harusnya mbk bersyukur dapat bonus Yura yang cantik ini" Ucap Putri mengedipkan matanya dan mengelus kepala Yura.
Hahahahahaha...Mereka tertawa membuat muka Anita memerah menahan malu.
"Gimana nggak hot nih, lihat!" Kenzi memperlihatkan foto Revan dan Anita yang sedang berpelukan saat mereka tidur dan tidak menyadarinya kapan foto itu diambil.
"Semalam bobok sama om kenzi disuruh oma Cia" Ucap Yura saat Revan berbisik kepada Yura menayakan Yura tidur dimana.
"Siapa yang gendong Yura?" Tanya Revan. Yura menunjuk Kenzi membuat Kenzi tersenyum kecut.
Revan dan Anita menemui Varo diruang kerjanya. Mereka duduk berdua dan Cia juga berada diruangan yang sama mendengar ucapan suaminya.
"Ayah hanya ingin kejelasan hubungan kalian?" Ucap Varo
"Maksud Ayah?" Anita menatap Varo.
"Revan...Ayah tahu kalian belum saling mencintai, tapi bisakah kalian mencoba menjalani apa yang seharusnya setahun lalu kalian lakukan" Varo menatap tajam Revan
"Tapi kami sama-sama tidak menginginkan ini". Jelas Revan sambil menatap Varo dalam.
"Kalau kamu tidak menyukainya kenapa kamu memeluknya tadi malam dan kenapa kamu selalu mengirimkan uang nafkah ke rekening Anita" Ucapan Varo membuat Anita terkejut.
"Maksud Ayah rekening Ita yang mana yah?"
"Rekening tabungan yang setiap bulan Ayah kirim buat belanja kamu. Selama beberapa bulan saat kamu di Jerman dan sampai sekarang Revanlah yang memberikanya" Varo memandang Revan dengan tajam.
"Hari ini, kalian tidak izinkan untuk pergi bekerja!" Tegas Varo dan memanggil beberapa orang kedalam ruangannya.
Revan sudah menduga jika ia tidak akan bisa menolak keinginan para tetua. Devan dan Vio bahkan pernah merasa kecewa dengan keputusan Revan yang memutuskan ikatan pertunangannya dengan Anita. Namun karena keputusan Revan yang salah, membuat Revan kehilangan haknya untuk memilih lagi dan menyerahkan semuanya kepada Vio Maminya. Bahkan Revan meminta Varo menjaga rahasia yang selalu ditutupinya selama ini.
Anita terkejut saat Cia memintanya memakai kebaya putih. "Kalian akan menikah lagi hari ini juga, Dan kamu Anita. Ayah pernah memberikan kesempatan buat kamu mencari pria lain, saat Revan memutuskan pertunangan kalian"
"Tapi sampai saat ini, Ayah belum menemukan laki-laki baik yang kamu perkenalkan kepada Ayah" ucap Varo menatap Anita tajam.
Bagaimana aku mau punya pacar? kalau ayah memiliki persyaratan yang sulit buat mereka. Ayah bahkan meminta mereka harus lebih kaya dan pintar dari Revan. Ada orangnya tapi dia kakakku sendiri si Kenzo gila. Syarat itu cuma akal-akalan Ayah.
Revan menyetujui permintaan kedua orang tuanya dan para sesepu keluarganya yang lain. Saat mereka keluar dari ruangan, Revan terkejut karena di dalam ruang keluarga sudah ada beberapa tamu, bahkan tenda di depan teras rumah yang baru saja dipasang.
Ternyata mereka telah menjebakku dan Anita. Ucap Revan.
Anita didandani dengan sangat cantik. Sekarang ia sama sekali tidak sadar dengan kejadian mendadak ini. Ia merasa seperti sebuah mimpi namun, ia tahu pasti jika ini adalah kenyataan yang harus dihadapinya. Yura sejak tadi pagi memang sengaja diantar ke sekolahnya, agar tidak bingung dengan acara pernikahan kedua orang tuanya. Putri dan kedua sepupunya Kezia dan Gege tertawa terbahak-bahak, melihat ekspresi Anita yang cemas, takut dan marah.
Setelah persiapan acara telah selesai, beberapa jam kemudian tepat pukul 2 siang, Revan mengucapkan ijab kabul. Anita yang mendengar suara Revan dari pengeras suara membuat jantungnya, berdetak lebih kencang. Janji yang diucapkan Revan membuat Anita menangis karena terharu.
Inilah akhir hidup gue, Menikah dengan laki-laki yang kasar dan dingin.
Revan juga masih memiliki pacar, dan aku hanya istri pelengkap statusnya saja. Batin Anita
Kenzo dan kenzi menjemput Anita dan membawanya turun kebawah. Semua mata tertuju pada sosok cantik Anita. Wajah Anita yang kearab-araban membuat pesona setiap pria jatuh hati jika menatapnya. Revan sempat terpanah dengan kecantikan istrinya namun saat melihat rambut kuning Anita membuatnya kesal. Revan segera memasukan cincin ke jari manis Anita dan segera mencium kening Anita.
Anita juga memasukan cincin yang bertuliskan namanya ke dalam jari manis Revan dan segera mencium punggung tangan Revan. Tepuk tangan para tamu membuat keduanya tersipu malu. Setelah itu para tamu undangan dipersilahkan mencicipi hidangan sambil dihibur beberapa artis ibu kota diantaranya Afgan dan Rossa.
Revan dan Anita menyalami sekitar 200 tamu. Keluarga mereka memang tidak mengadakan pesta besar-besaran karena hanya kerabat terdekat yang diundang. Revan tersenyum sinis saat Anita memijid kedua kakinya yang terasa pegal.
"Dasar tidak peka" Desis Anita
"Kenapa aku harus peka terhadapmu?" Tanya Revan dingin
"Karena aku istri kamu..." Ucap Anita kesal.
"Ooo...kalau kamu sudah menganggap dirimu istriku, maka kamu harus melayaniku layaknya seorang istri!" Ucap Revan
"Dalam mimpimu, Kalau aku tidak memikirkan Yura aku tak sudih menikah dengan laki-laki yang pernah membuangku" Ketus Anita meninggalkan Revan yang memberikan senyum misteriusnya.