20.

1276 Kata

*** Suasana ramai di pemakaman, baru saja usai. Tinggal Gabriel dan abangnya yang masih di dekat nisan. Aku dan Juna mendekat untuk menabur bunga. Kami bersalaman dengan Rafael sebelum dia pergi bersama keluarganya. “Harusnya mereka melakukan autopsi.” Gabriel menggenggam tanah dengan tangan terkepal kuat. “Kak Ari bahkan yakin Paman dibunuh. Dia menemukan bantal Paman terjatuh dan tangannya seperti mencengkeram kuat. Diduga si pembunuh membekap dengan bantal hingga Paman kehabisan napas. Tapi Bang Rian malah minta segera dimakamkan. Jangan-jangan dia yang membunuh demi dapat warisan,” racaunya, masih menatap tulisan di nisan. Juna menekan bahu Gabriel. “Mungkin anak sulungnya itu tidak ingin membuat ayahnya mati kedua kalinya.” “Kau siapa?” Gabriel mendongak, dia menampilkan wajah pol

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN