9

1705 Kata
Pagi harinya Geri terbangun dari tidurnya, ia pun langsung turun ke bawah untuk mengambil minum. Lagi-lagi ia tidak menemukan tanda bahwa di rumah ini ada orang lain selain dirinya. Gale sepertinya juga tidak pulang. Kemana perginya Gale? Geri pikir ini pertama kalinya Gale bersikap seperti ini. Kemana ya perginya Gale, kok bisa sih dia ga di rumah. Dari tadi malem juga lagi, padahal dia anak rumahan. Gua harus cari tahu supaya dia ga aneh-aneh. Cukup gua aja yang nakal, dan cukup gua aja yang diabaikan sama keluarga. Dia ga boleh ngerasain hal yang sama dengan apa yang gua rasain sekarang. Lo harus bahagai, Galelio. Batin Geri kini ia akan bertanya kepada Bibi tentang Gale. "Mas Geri ga ikut ibu Mas?" tanya Bibi yang baru saja datang. Sepertinya Bibi baru pulang dari pasar. Bibi juga sedikit terkejut ketika ia melihat Geri. Ia pikir Geri ikut dengan Lamanya pergi sedari kemarin, tapi ternyata tidak. "Emangnya Mama kemana Bi?" tanya Geri kepada Bibi sembari mencari minum dan kini ia sendiri sedang meminum minumannya sampai tandas. "Ibu pergi ke Bali kemarin mas sama Mas Gale juga. Bibi pikir Mas Geri juga ikut karena bibi ga lihat Mas Geri dari kemarin. Ibu ada kerjaan disana dan Mas Gale diajak sama Ibu. Kan besok juga hari liburnya empat hari, meskipun Senin masuk tapi katanya ijin Mas Gale." ujar Bibi kepada Geri. Geri pun mengangguk kepada Bibi, meskipun sekarang ia ingin menangis saja. Bahkan Mama juga ga ajak gua buat ke Bali. Bukan masalah perginya ke sana, gua juga bisa pesan tiket sendiri terus pergi kesana. Tapi Mama ga ajak gua, dia cuma ajak Gale aja. Batin Geri yang sekarang sudah meminum air. "Mas Geri mau makan apa Mas? Karena tadi Bibi ngiranya tidak ada orang di rumah jadi Bibi belum sempat masak." ujar Bibi kepada Geri tersebut. "Ga papa bi, ga usah masak. Geri makan di luar aja." ujar Geri tersebut. Kini Geri sudah masuk ke dalam kamarnya lagi. Ia duduk di kamarnya sembari menatap satu-satunya foto keluarga yang di dalamnya ada dirinya. Ya, memang ia hanya pernah ikut foto keluarga satu kali. Itu pun sewaktu masih SD dan sudah lama. Ia tak lagi pernah ikut foto keluarga lagi setelah itu. Ia selalu pergi dari rumah saat diadakan foto keluarga. Kenapa ia selalu menghindar? Jika ditanya seperti itu jawaban Geri hanyalah satu. Geri menghindar karena Geri menganggap bahwa dirinya bukan lagi keluarga mereka. Tak ada kasih dan sayang untuknya, jadi apa itu masih di sebut dengan keluarga? Ia rasa tidak. Ia hanya seseorang yang turut serta di dalam rumah ini. Geri hanya seseorang yang tidak berguna di dalam rumah ini. Karena terus menerus memikirkan itu yang mana tidak baik untuk hati Geri, akhirnya sekarang ini Geri memutuskan untuk mandi karena setelah mandi ini ia akan langsung pergi lagi mencari makan sendirian di luar. Sementara itu hari ini Anin dan Felly pagi-pagi sudah ada di basecamp. Mereka semua sedang makan bersama, sebenarnya Anin pergi kesini karena ia tadi diiming-imingi untuk nanti dibantu mencari keberadaan dari Arka. "Nin, ayo dong dimakan. Jangan cuman dilihat gitu aja dong Nin. Nanti kalo Lo sakit gimana?" tanya Aksara kepada Anin dan Anin mengangguk. "Tapi janji kan setelah ini bantu gua nyari Arka?" tanya Anin menatap mereka berdua dengan puppy eyesnya. Felly dan Aksara pun mengangguk. Meskipun Aksara mengangguk karena terpaksa supaya Anin mau makan. Yang penting Anin makan dulu deh, soal dia mau nyari Arka biar nanti aja deh gua urusnya. Batin Aksara sembari sekarang ia memakan makanannya. Anin akhirnya makan yang mana membuat Aksara, Felly dan teman-temannya yang lain menjadi tenang. Setengah jam kemudian mereka sudah selesai makan dan sekarang ini mereka pun sedang duduk beristirahat dulu. Namun Anin sudah sangat semangat mengajak mereka mecari keberadaan Arka. Ia tak sabar ingin bertemu dengan melihat lagi bagaimana Arka nanti. Sekarang ini Anin sudah merecoki mereka untuk segera membantunya. Tampak sekarang Aksara melihat berita di internet bahwa Arka sedang ada di Bali bersama dengan Mamanya. Sebenarnya ia tidak tahu ini Arka yang mana karena yang bisa membedakan mereka hanya namanya saja yaitu Galelio dan Gerireo. Namun Anin memanggilnya dengan Arka. Ia membuka berita itu dan ternyata Makanya serta Arka itu juga di wawancarai tentang dunia Arka. Tertulis dalam berita itu bahwa Arka atau yang disana disebut sebagai Gale masih belum mau berpacaran karena ia ingin fokus pada pendidikan dulu, apalagi sekarang ia sedang mempersiapkan ujian nasional. Aksara pun langsung akan menggunakan ini agar setidaknya Anin berhenti disini sekarang. Entah apa.yang akan terjadi saat mereka SMA nanti ia tak peduli. "Nin, sebelumnya Lo tahu kan kalo Arka itu anaknya aktris Shita Bramasta?" tanya Aksara dan Anin menggeleng kepalanya. Ia hanya tahu Mama Arka adalah aktris tapi ia tidak tahu siapa aktris tersebut karena dari dulu Arka sangat menutupi hal itu. Ternyata Mamanya adalah aktris besar. "Jadi Arka itu anaknya Shita Bramasta dan sekarang juga mereka lagi di Bali. Mungkin karena itu kemarin Arka pergi dulu. Dan kayaknya Lo harus baca ini deh Nin." ujar Aksara kepada Anin memperlihatkan berita itu kepada Anin. Anin sekarang sedang membaca berita itu dan ia pun merasa sedikit sedih. "Yah, ternyata Arka belum mau pacaran. Ya udah deh gua bakalan tunggu sampai SMA. Biarin Arka fokus belajar dulu, tapi lucu sih lihat Arka fokus belajar kayak gitu hehehe." ujar Anin kepada mereka berdua itu. "Iya Nin, mending Lo ga usah ganggu dia dulu. Takutnya dia malah marah lagi sama Lo kan. Ga papa SMA bentar lagi kok." ujar Felly tersebut. "Yang penting gua sekarang udah tahu kalo Arka ga pindah ke mana-mana. Rasanya bahagia banget tahu kalo dia baik-baik aja." ujar Anin dan sekarang mereka semua ikut mengangguk. Aksara pun juga sangat bahagia karena akhirnya setelah ini Anin tidak akan membicarakan tentang Arka lagi. Sementara itu, Geri sudah berada di jalanan yang biasanya teman-temannya selalu ada disana. Namun sekarang ia tak melihat mereka sama sekali. Ia pun bingung dan akhirnya memutuskan untuk makan sendiri. Ia makan di warung pinggir jalan yang juga seringkali ia datangi. Ia sudah pesan. "Bu, Gama sama yang lainnya kemana ya?" tanya Geri kepada Ibu Soto. "Tadi pagi masih ada kok di depan sana. Mungkin lagi ngamen kali Ger. Lha kamu kenapa kok ada disini? Biasanya siang atau malam, tapi ini pagi-pagi udah kesini aja." ujar Ibu Soto kepada Geri dan Geri hanya tersenyum. "Iya Bu, biasa cari makan." ujar Geri sembari memakan sotonya juga. "Hoalah Ger, Ger ada ya orang kayak kamu. Padahal udah enak-enak juga makan di rumah tapi tetap aja malah milih makan di luar. Eh kamu ga ikut sama Mama kamu ta pergi ke Bali?" tanya Ibu Soto yang memang tahu bahwa Mama Geri adalah seorang aktris terkenal, Ibu Soto juga salah satu penggemar dari Mama Geri. Mendengar pertanyaan itu lagi-lagi Geri tertawa. "Saya kan ga punya rumah Bu." ujar Geri yang sedikit tidak bisa di dengar oleh Ibu Soto karena Ibu Soto tadi sedang mendengarkan pesanan orang lain. "Apa tadi kamu bilang apa Ger?" tanya Ibu Soto kepada Geri tersebut. "Ga papa Bu, ibu salah denger aja kali." ujar Geri yang kini masih menyantap soto ini. Soto ini memang sangat enak, bahkan ini bisa dibilang menjadi soto paling enak yang pernah ia makan selama ini, selama ia hidup. Sekarang ini Geri sudah selesai makan, ia pun langsung pamit pada Bu Soto dan sekarang ia akan mencari keberadaan Gama dan yang lainnya. Lagi pula ia juga tidak mau untuk pulang, lebih tepatnya untuk apa ia pulang jika tidak ada siapa-siapa juga di rumah. Ia sendiri dan selalu sendiri dimana pun ia berada. Miris hidupnya tapi tetap ia jalani karena ia belum ingin menyerah. Kalo mikir tentang nyerah, gua juga bingung kenapa gua ga nyerah-nyerah ya? Padahal ga ada yang buat gua bisa bertahan, ga ada alasan lagi. Gua sendiri juga jadi bingung sama diri gua hahaha. Batin Geri kepada dirinya. Geri masih belum bisa melihat dimana teman-temannya meskipun ini sudah setengah jam ia berjalan untuk mencari mereka. Ia heran kenapa mereka sangat susah untuk ditemui, padahal mereka selalu terlihat bersama dan Geri juga tahu beberapa tempat mereka jika mereka pindah. Namun ia sudah pergi kesana dan ia sama sekali tidak melihat semuanya ada disana. "Kemana ya perginya mereka, heran gua kok ga kelihatan." ujar Geri. "Udah haus lagi nih gua, mampir toko dulu deh." ujar Geri yang melihat terdapat indoapril disana. Ia pun sudah masuk ke dalam dan sekarang membeli minum. Setelah sudah mendapatkan minum ia pun duduk di depan toko lalu meinum minumannya. Disana juga ada koran, ia penasaran dengan isinya. Ternyata headline koran ini adalah lelaki dengan wajah yang mirip dengannya. Ya itu adalah Gale dan juga Mamanya. Entah wawancara apa itu. Geri pun membacanya dan ternyata ini adalah wawancara tentang kehidupan Mamanya tapi kehidupan Gale juga dikulik karena Gale ikut Mamanya pergi ke Bali. Wawancara ini jelas dilakukan di daerah Bali juga. "Belum mau pacaran hahah, fokus sekolah dulu. Buat banggain Mama Papa ya? Anak yang berbakti dan tahu cara terimakasih. Ga kayak gua kan ya Gale? Lo emang selalu bisa banggain mereka. Thanks udah jadi seseorang yang beda dari gua, karena gua ga mau Lo ngerasain apa yang gua rasain. Sendiri itu ga enak Gale." ujar Geri menatap koran tersebut dan melipatnya lagi. Kini ia meninggalkan toko itu untuk pergi mencari Gama dan yang lainnya. Ia masih berjalan untuk mencari keberadaan dari Gama dan yang lainnya tapi sampai sekarang ia masih belum menemukannya. Padahal ini sudah siang dan ia juga sudah berjalan sangat jauh tapi masih tidak ia temukan dimana teman-temannya itu berada. Sekarang ini Geri istirahat lagi di sebuah halte. Tampak sekarang ia melihat handphonenya, ternyata ada pesan ada Gale. Tumbenan sekali dia mengirim pesan kepadanya. Ternyata Gale meminta dirinya untuk menyusul Gale dan Mamanya ke Bali. Tentu ia tak mau. Lagi pula tak ada alasan bagi Geri untuk menyusul Gale dan Mamanya ke Bali karena jika ia pergi ke Bali pun pasti dia juga akan diabaikan sama seperti saat ia disini. Tidak ada yang memedulikan dirinya, padahal ia ada. Selalu ada. “Gua ga akan pergi karena ga ada yang mengharapkan gua buat pergi kesana juga. Gua bukan lo Gale. Jadi ga seharusnya lo menyamakan gua sama lo karena kita berbeda.” ujar Geri yang kini sudah mematikan handphonenya. Ia pun tak membalas pesan dari Gale, biarlah lagi pula mereka berdua tidak pernah saling mengirim pesan seperti ini sebelumnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN