Part 07 - Coba Bertahan

1006 Kata
Raisel didorong masuk ke dalam mansion. Raisel menatap pada sepatu yang ada di depannya dia melihat ke atas. Ardam yang menatapnya dengan tatapan sinis dari pria itu. Napas Raisel rasanya terhenti detik ini juga. Melihat Ardam yang sekarang berjongkok di depannya. Pria itu membelai lembut pipi Raisel, seringaian ditampilkan oleh Ardam untuk Raisel. “Halo sayang. Kau katanya tidak mau ke sini, jangan mencoba untuk kabur, aku tidak akan membiarkan dirimu kabur dari mansion ini! Kau harus kembali padaku sayang, aku belum mencicipi tubuhmu yang sangat indah ini!” ucap Ardam menatap pada mata Raisel yang menatapnya penuh kesedihan sekaligus ketakutan. Ardam semakin senang untuk melakukan sesuatu pada Raisel, “kau memang sangat cantik sekali, apakah rasa dirimu juga sama cantik dengan wajahmu ini?” tanya Ardam. Tangannya meremas kasar p******a Raisel yang masih terbalut dengan baju wanita itu. Raisel meringis dan menggeleng pelan. Air matanya sudah keluar dari pelupuk matanya, dia mau meminta tolong pada siapa sekarang. Rambutnya ditarik kasar sehingga tubuhnya ikut terseret. Ardam membawa dirinya masuk ke dalam dapur. Raisel menatap takut pada Ardam yang mengambil pisau. Raisel menggeleng beringsut menjauh agar Ardam tidak menyakiti dirinya Raisel tahu kalau pria itu memiliki tekad yang kuat dan tidak akan main-main dengan apa yang akan dilakukan olehnya. Ardam yang melihat Raisel yang beringsut menjauh darinya. Dia tertawa kecil, dengan kasar Ardam memotong baju Raisel sehingga baju Raisel sudah terlepas dari tubuh wanita itu. Raisel menatap pada tubuhnya yang kembali terekspose, dirinya melihat tangan Ardam yang melepaskan bra Raisel. Ardam tersenyum senang melihat tubuh Raisel yang sudah telanjang di depannya sekarang. Ardam mengambil celemek yang ada di dapur dan melemparkan di wajah Raisel. Raisel menutup matanya, lalu dia melihat pada celemek yang ada di atas tubuhnya sekarang. “Masak dengan keadaan telanjang! Kau jangan menolak! Atau kau mau ibumu mati di tanganku!” ancam Ardam, hal itu membuat Raisel meringis dan setelahnya dia menangis. Raisel perlahan berdiri dari tempatnya berjalan menuju dapur. Raisel mulai masak dengan tubuhnya yang hanya dibaluti celemek. Raisel seperti w*************a sungguhan. Tangan Raisel bergetar mengambil beberapa bahan makanan, lalu mulai mengelolanya menjadi masakan yang disukai oleh Ardam. Ardam melihatnya tersenyum sinis, dia senang melihat Raisel yang memasak dalam keadaan itu. Sungguh indah sekali. bagian bawah tubuhnya memberontak melihat keadaan Raisel seperti itu. “Kau sangat indah sekali Raisel. Kalau kau memang menjadi wanita p*****r di klub malam. Maka kau akan menjadi primadonanya. Untung saja aku yang membelimu malam itu, sehingga aku bisa melihat keindahan dari tubuhmu. Benar apa yang dikatakan oleh orang-orang kalau sang mantan akan terlihat lebih menarik setelah kita berpisah lalu dipertemukan kembali.” Ardam tertawa dengan apa yang dikatakan oleh dirinya. “Aku akan memiliki istri. Kau akan menjadi wanita pemuas nafsuku! Ah! Indahnya hidupku hanya membayangkannya saja sudah membuat bagian bawah tubuhku menjadi terangsang dan mau melakukan itu sekarang juga padamu!” ucap Ardam, namun dia masih mau bermain sebelum dia melakukan itu pada Raisel. Raisel menangis mendengar apa yang dikatakan oleh mantan suaminya itu, dengan kasar Raisel menghapus air matanya. Sungguh tidak berakhlak apa yang dikatakan oleh Ardam pada dirinya. Raisel melihat makanan yang sudah siap dimasak oleh dirinya. p****t Raisel yang sintal bergoyang menuju meja makan. Ardam menarik tubuh Raisel agar duduk di atas pangkuannya, dia menatap pada Raisel yang bergetar ketakutan dengan tindakan dilakukan oleh Ardam. “Kau sangat takut sekali sayang. Kau tidak perlu takut, aku itu Tuanmu, yang pastinya kau harus melayani diriku dengan baik, jangan pernah mencoba untuk pergi dariku!” ucap Ardam. Raisel terisak lalu menatap pada Ardam yang membalikkan tubuh Raisel, sehingga Raisel berhadapan dengan mantan suaminya itu sekarang. Ardam mengambil masakan yang dimasak oleh Raisel tadi lalu menyuapi untuk Raisel. “Buka mulutmu jalang!” perintah Ardam langsung dituruti oleh Raisel. Raisel membuka mulutnya, memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya. Setelah itu Ardam melumat bibir Raisel mengambil semua makanan yang ada di dalam mulut Raisel. Ardam menyeringai menglap bibirnya setelah berciuman dengan Raisel mendapatkan makanan yang dia mau. Raisel merasakan Ardam yang melepaskan celemek yang ada di tubuh Raisel, pria itu sekarang mengambil es krim setelah mendudukkan Raisel di atas meja. Raisel menatap pada es krim yang ada di tangan Ardam. Pria itu menyeringai, lalu mengusapkan es krim itu pada tubuh bagian depan Raisel. Raisel merasakan dingin dari es krim yang diusapkan pada tubuhnya. Mata Raisel menatap pada wajah tampan Ardam yang tersenyum m***m. Raisel memegang sudut meja erat. Air matanyab keluar perlahan ketika mantan suami yang masih sangat dicintai oleh dirinya bermain di bagian depan tubuh Raisel. Raisel meraup penuh nikmat tubuh bagian depan Raisel. Ardam merasakan asin saat dirinya menjilat tubuh bagian depan Raisel. Ardam berdecak keras lalu mencengkam rahang Raisel kasar. Sialan! Dirinya tidak mau wanita ini mengeluarkan air matanya, dia mau Raisel menikmati atas apa yang dilakukan oleh dirinya pada tubuh wanita itu. “Jangan menangis sialan! Aku tidak menerima dirimu yang menangis menjadi wanita cengeng seperti ini!” ucap Ardam kasar. Air mata Raisel tak mau berhenti, ketika pria itu dengan kasar meremas p******a Raisel kembali. Tubuhnya semakin kotor dan tidak ada harga dirinya, saat Ardam melakukan hal ini padanya. Raisel berusaha untuk melepaskan tangan Ardam di payudaranya. Itu sungguh menyakitkan. “Sakithh…” rintih Raisel menangis. Ardam mendengarnya tertawa kecil. “Sakit ya jalang? Kau jangan pernah membangkang apa yang aku katakan. Kau tahu sendiri apa yang akan kau terima! Aku mau menikmati es krim dan tubuhmu ini. Tapi kau malah merusaknya!” ucap Ardam mendorong wajah Raisel. Raisel merasakan pipinya yang sakit, dan juga kepalanya yang akan dibenturkan. Namun tidak sampai dibenturkan. Ardam pergi dari sana meninggalkan Raisel yang terus menangis. Raisel mengepalkan tangannya, tidak boleh menjadi orang cengeng. Dirinya harus kuat. Bukankah dia harus menghadapi dunia yang jahat ini dengan tubuh yang kuat. Raisel pasti bisa bertahan. Walau sebenarnya dia meragukan hal itu. Bertahan semampumu Raisel, saat dirimu tak kuat. Maka menyerahlah, walau itu akan membuat Tuhan semakin marah dengan apa yang kau lakukan! Raisel memungut pakaiannya yang sudah sobek, kakinya perlahan memasuki kamar yang ditempati oleh dirinya kemarin, kamar yang menjadi saksi bisu dirinya yang disiksa tanpa belas kasihan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN