Part 08 - Bonekaku

1038 Kata
Raisel melihat jam dinding dalam kamar mewah dan besar ini sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Raisel menatap pada perutnya yang terasa lapar, tidak ada makan dari siang dan ini sudah malam. Raisel berjaaln menuju lemari mengambil pakaiannya di sana, lalu dengan pelan berjalan menuju pintu kamar dan membukanya. Raisel berharap Ardam tidak di rumah malam ini, sehingga dia tidak perlu bertemu dengan pria itu. Langkah kaki Raisel rasanya mati rasa ketika melihat di ruang tamu Ardam yang sedang mencumbu seorang wanita di sana. Bukan Lesya. Dia tahu model cantik dan terkenal itu seperti apa rupanya, karena beberapa karyawan di kafe tempat dirinya bekerja dulu sangat suka sekali membicarakan tentang Lesya yang sangat cantik sekali. “Ahshshhhh … kau sangat nikmat sekali.” gumam Ardam, hal itu membuat Raisel mengepalkan tangannya lalu dia berjalan menjauh dari sana. Raisel membuka kulkas di dalam rumah Ardam matanya melihat banyak bahan masakan yang membuat dirinya langsung mengambil beberapa bahan masakan itu. Raisel menghidupkan kompor dan mulai memasak. Raisel hanya memasak mie goreng. Sudah sangat lapar dirinya tak bisa memasak makanan yang lainnya yang membutuhkan waktu lumayan lama. “Kau masakkan untukku sekalian!” Suara berat itu membuat Raisel terlonjak kaget, lalu dirinya berbalik menatap pada Ardam yang bertelanjang d**a duduk di kursi meja makan menatap dirinya dengan tatapan datar milik pria itu. Raisel menelan salivanya kasar, dia takut pada Ardam sekarang. Namun dia harus cepat memasak makanan yang ada di depannya. Raisel menggoreng empat telur, setelahnya mengambil dua piring. Raisel menyalin makanannya dengan tangan yang sangat bergetar. Raisel membawa makanan itu ke dekat Ardam, meletakkan di depan pria itu. Ardam melihat pada makanan yang ada di depannya. Ardam mulai memakan makanannya dalam diam. “Sayang, kau di sini? Aku sudah mencarimu kemana-mana. Aku mau bermanja dengan dirimu sayang,” ucap wanita itu mengusap d**a bidang Ardam dengan gerakan sensualnya. Raisel yang melihatnya hanya menunduk dan memakan makanannya dengan cepat. Dia tidak bisa melihat apa yang dilakukan oleh wanita ini dengan Ardam. Bukan berarti dirinya cemburu, dia tidak punya hak untuk cemburu. Namun rasanya sangat sakit sekali melihat perbuatan dua orang di depannya yantg amat menjijikkan. Ardam mulai menyentuh wanita itu intens membuat Raisel yang berada di depan kedua orang itu berusaha untuk menulikan telinga dan matanya. Dia tidak mau melihat hal berbau dewasa yang dilakukan oleh kedua orang di depannya. Ardam yang melihat Raisel menutup matanya, menyeringai dan semakin berani untuk menyentuh wanita yang ada di pangkuannya ini. matanya melihat pada piring Raisel yang sudah mulai habis. Melihat Raisel yang akan beranjak dari sana. “Kau mau kemana? Tetap ditempat dudukmu! Jangan pergi! Atau kau akan tahu akibatnya, kalau berani melanggar apa yang aku bilang!” ancam Ardam. Raisel mendengar ancaman dari pria itu mengangguk, dia tidak beranjak dari sana. Tetap duduk dan melihat pada Ardam yang mulai bermain dengan wanita yang ada di pangkuan pria itu. Rasanya kenapa sakit sekali ketika dirinya melihat Ardam yang menjamah tubuh wanita itu dan menatapnya dengan sinis. Raisel mengepalkan tangannya di bawah meja, berusaha untuk tidak merasa sakit melihat apa yang dilakukan oleh Ardam pada dirinya sekarang. Pria itu tidak memikirkan perasaan tunangannya kah? Lesya mana mungkin tidak tahu apa yang dilakukan oleh tunangannya. Karena Ardam ini memang lelaki b******n. Tapi dulu Raisel juga tertipu oleh sikap sopan santun dari Ardam. Semua keluarga pria itu menyalahkan dirinya ketika gugatan cerai itu dilayangkan pada Raisel. Ardam menggunakan kekuasaannya untuk membuat Raisel menjadi wanita bersalah dan tidak memiliki sisi baik. Raisel masih ingat jelas kata-kata dari keluarga Ardam. “Dia bukannya berasal dari keluarga miskin! Berani sekali dia melakukan hal tidak tahu malu itu!” “Dia selingkuh di belakang Ardam. Belum memutuskan hubungannya dengan kekasihnya.” “Dasar wanita miskin!” “Sudah sangat baik Ardam mau menerima dirinya, dia malah melakukan perbuatan tercela ini!” Masih banyak lagi perkataan hinaan yang dilontarkan padanya, dia tidak masalah asalkan Ardam baik-baik saja. Raisel jatuh hati saat pertama kali bertemu dengan Ardam. Berharap pria itu memang jodoh yang telah dipilih untuk dirinya. Namun ternyata dia salah. Ardam menceraikan dirinya, tanpa menyentuh dirinya dan melihat dirinya dengan tatapan penuh merendahkan. “Kau berbaring di atas meja sayang. Aku akan melakukannya di meja makan.” Ucap Ardam, hal itu membuat Raisel terkejut dengan apa yang akan dilakukan oleh Ardam dan wanita itu. Dirinya menatap pada mata Ardam yang menatapnya dengan tatapan sinis. Pria itu mulai bermain dengan tubuh wanita yang ada di atas meja. Raisel semakin kesal dan menahan untuk tidak berteriak pada Ardam. Dia tidak memiliki hak melakukan itu. “A-ku izin pergi ke ka-mar.” Raisel berucap gagap, memberanikan dirinya menatap pada mata Ardam yang amat tajam. Ardam mendengar apa yang dikatakan oleh Raisel tertawa kecil, lalu dirinya melihat pada tubuh Raisel yang sangat berkeringat. Wanita itu ternyata sungguh takut sekarang. Ardam berdeham pelan, dan dia sangat senang melihat tubuh Raisel yang tegang dan seperti orang yang akan kena angina badai. “Kau tunggu sebentar. Saat aku menyuruhmu masuk ke dalam kamar! Maka kau masuk ke dalam kamar! Aku itu Tuanmu. Aku sudah membeli tubuhmu, jangan pernah membangkang dengan apa yang aku katakan!” Raisel mengangguk, tidak perlu diingatkan lagi, kalau tubuhnya bukan miliknya. Dia tahu kalau tubuhnya sudah dibeli oleh Ardam dengan harga yang sangat mahal. Dia sadar diri akan itu. Namun Raisel tidak bisa melihat Ardam yang akan melakukan itu bersama dengan wanita bayaran itu di depan matanya sendiri. Kenapa perasaan sialan ini masih ada di dalam hatinya. Kenapa dia tidak membenci Ardam saja! Tidak pernah menaruh perasaan pada pria itu. Ardam dan wanita itu mulai melakukan hubungan intim. Suara desahan dan geraman dari keduanya terdengar di telinga Raisel. Raisel berusaha untuk menutup matanya dan juga berusaha mengalihkan pikiran agar tidak merasa sakit dengan perbuatan Ardam. Ardam melihat Raisel menangis tertawa kecil. “Masuklah ke dalam kamar bonekaku!” titah Ardam. Raisel mendengarnya segera berdiri dari tempat duduknya, berjalan cepat masuk ke dalam kamar. Tidak mau mendengar dan melihat apa yang dilakukan oleh Ardam bersama dengan wanita itu lagi. Rasanya sungguh menyakitkan sekali. Ardam masih mau bermain terus dengan wanita yang dibayarnya ini. Nanti dirinya akan bermain dengan bonekanya yang cantik itu. Raisel akan merasa puas ketika Ardam memberikan kenikmatan pada wanita itu. Juga Ardam akan membuktikan apakah dia memang orang pertama untuk Raisel atau bukan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN