Ardam menatap pada Marlyn yang berjalan mendekati dirinya dengan senyuman manisnya. “Mr. Joviannoel, saya dengar anda ingin membeli anak saya untuk koleksi anda?” tanya Madam Marlyn, matanya melihat pada Raisel yang berdiri di belakang Ardam dengan wajah menunduknya.
Marlyn berjalan mendekati Raisel lalu dirinya memegang dagu Raisel, menatap pada wajah cantik Raisel yang memang sangat menjual sekali, dirinya menatap pada tubuh seksi Raisel. Lalu dirinya berdiri di depan pelanggan setianya di klub malam ini.
“Saya mau menjual dia dengan harga lima milyar. Bagaimana?” tanya Madam Marlyn tersenyum sinis.
Raisel terkejut dengan jumlah yang di dengar oleh dirinya. Tidak salah wanita tua itu mengatakan jumlah yang akan diberikan oleh dirinya pada Ardam. Raisel berjalan mendekati Ardam, namun pria itu mengangkat tangannya melarang Raisel untuk berkata.
“Tentu saja Madam. Berapapun yang kau minta saya akan membayarnya. Uang itu sudah masuk ke dalam rekeningmu sekarang,” ucap Ardam menatap lurus ke depan.
Madam Marlyn melihat rekeningnya dan tertawa kecil. “Terima kasih Mr. Joviannoel, semoga kau suka dengan pelayanan Raisel. Dia memang masih perawan dan tentunya dia bisa memuaskan hasratmu Tuan.” Madam Marlyn kembali duduk di tempatnya, tidak melihat pada Raisel lagi.
Ardam berbalik lalu menarik tangan Raisel. Raisel menatap pada punggung tegap Ardam yang selalu saja membuat dirinya ingin memeluk punggung mantan suaminya itu. Rasa cinta dan tertariknya pada pria itu masih ada ternyata tidak pernah hilang ditelan oleh waktu selama setahun ini.
Ardam membukakan pintu mobil untuk Raisel. Raisel masuk ke dalam mobil milik Ardam, lalu dirinya melihat Ardam yang menghidupkan mobilnya mulai melajukan mobilnya membelah jalanan. Raisel tidak tahu kemana Ardam akan membawa dirinya.
Raisel menatap pada bangunan rumah yang mewah di depan matanya. Rumah ini bukan rumah yang ditempati oleh dirinya bersama Ardam dulu. Ya. Walau hanya satu minggu dirinya tinggal bersama Ardam, namun selama satu minggu dirinya pernah tinggal di rumah mewah milik Ardam.
“Ini rumahmu?” tanya Raisel.
Ardam mendengar pertanyaan mantan istrinya itu, hanya diam saja. Lalu dirinya menarik tangan Raisel kasar dan masuk ke dalam rumah ini dengan langkah lebarnya. Ardam melempar tubuh Raisel ke lantai.
Raisel meringis kesakitan, menatap tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Ardam padanya. “A-pa yang kau lakukan?” tanya Raisel gugup.
Ardam mendengar pertanyaan mantan istrinya menyeringai. Lalu duduk dengan angkuh di single sofa. “Apa yang aku lakukan? Bukankah jalang seperti dirimu memang harus diperlakukan seperti itu?” tanya Ardam penuh penghinaan.
Raisel mendengar pertanyaan Ardam menggeleng pelan. Raisel tahu kalau ada yang salah di sini, mana mungkin Ardam menghina dirinya, selama ini mantan suaminya itu memang tak suka padanya. Namun tak pernah Ardam menghina dirinya. Berkata menyakitkan pada dirinya.
“Ardam! Kau tidak menghinaku bukan?” tanyanya sungguh munafik sekali bila di dengar.
Ardam berdecih. “Kau sudah aku beli Raisel. Aku bebaskan kau dari tempat lacur itu! Sekarang Ibumu sudah mulai di operasi. Kau mau aku melakukan apa? Membuang uangku secara percuma? Tentu saja tidak sayang. Kau akan menjadi budakku! Pemuas nafsuku tentunya. Aku baru sadar kalau tubuhmu ini sangat menggoda sekali, bagaimana kalau aku memakai dirimu sampai aku merasa bosan akan tubuhmu.” Ucap Ardam menatap m***m pada tubuh Raisel yang amat menggoda.
Raisel terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Ardam. Dirinya menggeleng pelan, tidak mau melakukan hal hina itu. Dirinya akan mengganti uang Ardam, agar pria itu mau membebaskan dirinya tidak mengurungnya di sini.
“Aku mohon … jangan lakukan itu. Aku akan mengganti uangmu. Asalkan kau tidak melakukan hal itu padaku.” Ucap Raisel memohon pada Ardam.
Ardam menggeleng pelan, lalu menarik rambut Raisel kasar. Menggigit bibir wanita itu kasar, sehingga bibir Raisel berdarah. “Bibirmu sangat manis sayang. Aku menyesal dulu tak mencicipi tubuhmu ini.” Ardam menggoyak gaun Raisel kasar, sehingga wanita itu bertelanjang di depannya sekarang.
Raisel berusaha untuk menutupi tubuhnya yang telanjang dengan hati yang amat terluka dan pedih sekali. Raisel tidak pernah merasa dirinya sehina ini.
“Lihatlah tubuhmu ini. Tubuhmu memang seperti p*****r! Yang haus akan sentuhan dan juga uang. Kau mau mengganti uangku?! Kau mau menggantinya dengan apa? Kau yang akan kembali ke tempat lacur itu lalu menjajakan tubuhmu pada pria tua di sana? Ah! Tidak akan bisa sayang. Seumur hidupmu kau menjual diri, kau tidak bisa mengganti uangku!” ejek Ardam, mengambil sebuah es batu di dalam baskom.
Lalu dirinya mengusapkan es batu itu pada tubuh Raisel. Melihat Raisel yang mengelinjang akan dinginnya es batu, membuat dirinya semakin bermain dengan tubuh cantik Raisel. “Memang sangat indah dan berkilau sekali. Kau akan tinggal di sini sampai aku bosan sayang,” ucap Ardam, menarik tubuh Raisel ke kamar utama di dalam rumah ini.
Ardam melempar tubuh Raisel ke atas ranjang, lalu dirinya mengikat tubuh Raisel. Mata Ardam melihat tubuh indah yang menyilang berbentuk huruf X itu. Ardam menjilat bibirnya, ketika dirinya akan bermain namun ponselnya berbunyi.
“Tunggu budakku. Tuanmu ini mengangkat panggilan dari kekasihnya.”
Ardam mengeraskan volume ponselnya. Mendengarkan panggilan dari orang di seberang sana.
“ARDAM! C’mon! Kau dimana? Ayah dan Ibuku sudah menunggu dirimu selama dua jam!”
“Lesya sayang, maafkan aku. Aku lupa kalau ada janji dengan orang tuamu. Aku akan ke sana sayang. Maafkan tunanganmu ini.” ucap Ardam mematikan sambungan teleponnya.
Lalu dia menatap pada Raisel yang menangis menatap dirinya dengan tatapan penuh terlukanya. “Mantan istriku. Kau aman malam ini sayang. Kita akan menunda untuk bermainnya, aku mau menemui tunanganku dulu. Ah … kau belum tahu ya, kalau aku sudah bertunangan dengan seorang model cantik juga terkenal. Kau pasti mengenal Lesya Ramore—wanita yang digilai banyak pria dan menjadi BA dari brand-brand terkenal. Nanti akan aku kenalkan padamu kalau tunanganku memiliki waktu,” ucap Ardam mengedipkan sebelah matanya lalu keluar dari dalam kamar itu.
Raisel menangis kencang dengan apa yang diterima oleh dirinya sekarang. Raisel mengira kalau dirinya akan dibebaskan oleh Ardam. Pria itu akan bersikap baik dan kasihan pada dirinya. Ternyata dirinya melemparkan dirinya sendiri ke dalam kandang singa dan tidak bisa lepas dari sini.
Kenapa hidupnya sangat menyakitkan sekali. Tubuhnya dibeli oleh mantan suaminya, dan sekarang mantan suaminya akan membuat penderitaan di dalam hidupnya. Raisel juga tak menduga Ardam sudah memiliki tunangan. Kenapa Ardam dengan mudahnya bertunangan dengan wanita lain? Lalu dengan mudahnya juga menyakiti dirinya.