Masa Lalu: Marquis Fullmeir

1644 Kata
Sebelum menjadi Marquis Fullmeir, ayah Mawar adalah seorang baron dengan nama Rendre. Pria itu menikahi ibu Mawar, Cantika, dan meningkatkan status sosialnya menjadi seorang Marquis.  Ia bukanlah ayah Mawar yang sebenarnya.  Cantika memerlukan seseorang untuk menutupi fakta bahwa ia hamil di luar nikah. Bagi bangsawan Ellyseria, kehamilan di luar nikah adalah suatu aib besar. Apalagi bila pihak pria tidak berniat mengawini pihak wanita.  Ayah biologis Mawar tidak pernah ada niat untuk menikahi ibu Mawar. Ia bahkan berada entah di mana, Mawar tidak peduli. Sosok ayah yang Mawar tahu hanyalah Rendre. Pria itu tidak pernah mencintai Cantika. Dan ia tidak pernah mempedulikan Mawar. Namun Mawar yang kecil mendambakan cinta kasih seorang ayah.  Oleh karena itu, ia membocorkan rahasia terbesarnya pada Rendre. Meski Cantika sudah melarangnya. *** "Ayah," panggil Mawar.  "Kenapa kau sedih?" Rendre Fullmeir baru saja melempar satu buku ke arah dinding. Lalu ia membersihkan mejanya secara kasar dari semua kertas dan buku yang menumpuk. Suara benda berjatuhan berkumandang di ruangan itu selama beberapa saat. Tinta hitam tumpah ruah di atas kertas-kertas yang berserakan di atas lantai.  Mawar yang kebetulan melewati ruangan Rendre mendengar hal itu dan menanyakan keadaan Rendre.  Meski Rendre hanya menggerutu dalam amarah, Mawar yang saat itu hanya berusia tiga belas tahun dapat mengerti.  "Apa Count Rayhan menyusahkanmu lagi?" Dari antara para bangsawan di Kerajaan Ellyseria, Count Rayhan adalah bangsawan yang paling menentang Rendre sebagai seorang Marquis. Hal itu karena Count Rayhan tidak menyetujui asal Rendre yang merupakan Baron. Karena memang, Rendre seharusnya mendapatkan gelar 'Marquis' dalam nama saja. Seharusnya ibu Mawar yang memegang kekuasaan sebenarnya di belakang. Tetapi sudah dua tahun belakangan, ibu Mawar menderita sakit kronis. Rendre melihat ini sebagai kesempatan untuk menjadi Marquis yang asli. Pria itu menginginkan rasa kekuasaan. "Ba–Bagaimana kau tahu tentang...?" Cantika selalu memberitahu Mawar bahwa dari lahir Mawar dianugerahi sebuah kemampuan khusus karena mewarisi mata ayah biologisnya. Sepasang mata dengan iris berwarna merah seperti rubi.  Kemampuan itu adalah untuk membaca orang dan situasi dengan baik. Manik merah Mawar dapat menganalisis keadaan dan membuatnya mencari jalan keluar hampir di setiap permasalahan. Ia juga dapat dengan mudah mencari titik lemah dari setiap binatang mistis –meski sangat jarang menemukan binatang mistis di pemukiman manusia. Sederhana memang. Tetapi kemampuan seperti itu membuat Mawar menjadi jauh lebih pintar dan dewasa dari anak-anak seumurannya. Ia pun dapat dengan cepat mengerti konsep sosial, politik, bahkan strategi perang. Berbagai bahasa dapat ia kuasai dan berbagai pengetahuan dapat ia terapkan.  Mawar adalah anak yang terbilang genius. Dan di dunia yang mereka tinggali, Mawar dapat menjadi aset untuk perebutan kekuasaan.  Namun selain mata Mawar, gadis itu juga memiliki kemampuan sihir. Sebuah jenis sihir yang langka.  "Mawar, kau dianugerahi Ayahmu begitu banyak hal," kata Cantika dahulu, "Jangan beritahu siapapun mengenai kemampuanmu." Mawar waktu itu tidak mengerti mengapa ia harus menyembunyikan kemampuannya. Tetapi ia mengiyakan ibunya. Selama tiga belas tahun hidup, Cantika berusaha untuk menyembunyikan kepintaran serta sihir milik putrinya. Bahkan dari suaminya sendiri. Hanya segelintir orang di kediaman Fullmeir yang mengetahui mengenai anugerah yang dimiliki Mawar. Hingga hari itu ketika Mawar berusaha untuk menghibur Rendre.  "Ayah, bila kau ingin menakuti Count Rayhan kau bisa meminta Raulus untuk itu." Rendre mendengus. Jelas pria itu tidak percaya akan apa yang baru saja dikatakan oleh putri angkatnya yang hanya berusia tiga belas tahun.  Raulus adalah seekor binatang mistis yang terkadang mengunjungi kediaman Fullmeir. Seekor serigala berbulu abu-abu yang besar. Cantika menolong Raulus ketika serigala itu terluka di hutan. Sejak itu, Raulus terkadang datang untuk menjenguk Cantika dan bermain dengan Mawar.  Namun Raulus bukanlah binatang peliharaan. Ia tidak menerima perintah dari siapapun. Sejatinya, ia adalah binatang buas. Jadi bagaimana bisa seorang anak berusia tujuh tahun menyuruh Raulus untuk menakuti Count Rayhan? Melihat Rendre yang tidak memercayainya, Mawar berkata, "Biar kutunjukkan, Yah." Mawar merentangkan tangan kananya. Seketika lingkaran dengan beragam simbol kuno muncul mengelilingi tangan mungilnya. Simbol-simbol itu bersinar kuning keemasan.  Tak lama suara auman serigala terdengar dari jauh. Lalu dalam beberapa detik, serigala besar itu muncul di balik jendela kantor Rendre di lantai dua. Serigala besar itu melayang di udara.  Rendre menjadi ketakutan melihat hal itu. "Jangan takut, Yah," kata Mawar. "Raulus sudah mengikat jiwanya denganku. Ia tidak akan pernah menyakitiku. Dan selama kita berdua hidup, ia harus melakukan yang kupinta." Mendengar itu Rendre mengangkat alisnya.  "Ka–kau ... menjinakkan seekor makhluk mistis?" Suara Rendre terdengar takjub.  Mawar tersenyum manis mendengar nada itu dari ayahnya. Bagi Mawar, itu adalah pertama kalinya Rendre melihat Mawar dan bukannya memberikan perlakuan yang dingin.  "Ya, Ayah! Tak hanya makhluk mistis. Aku juga dapat mengikat jiwa manusia dalam sebuah perjanjian. Aku bisa membantumu untuk mengikat jiwa Count Rayhan agar ia selalu loyal padamu. Ikatan yang dibuat oleh sihir tidak bisa diingkari. Bila mengingkari, pihak itu akan dihukum dengan sihir." Rendre termenung. Tatapannya menggelap untuk sepersekian detik. Sebelum ia akhirnya meledak dalam tawa. "Jadi selama tiga belas tahun, perempuan itu menyembunyikan dirimu, huh?" Mawar tidak mengerti perkataan Rendre saat itu. Tapi melihat Rendre tertawa, Mawar senang bahwa alasan tawa itu adalah dirinya. Dalam diri Mawar yang kecil, ia bangga telah menghibur Rendre dari kesedihan pria itu. Senyum Rendre tidak pudar ketika ia berkata, "Bisakah kau mengikat jiwamu padaku, Mawar?" "Setialah padaku Mawar. Selalu bantu diriku." Mawar kecil berpikir bila ia membantu Rendre, ia akhirnya akan mendapatkan kasih sayang Rendre padanya sebagai ayah. Maka Mawar kecil menerima tawaran itu dengan mudahnya.  "Ya, Ayah. Aku akan mengikat jiwaku padamu untuk selalu membantumu." Mawar mengikat jiwanya dengan jiwa Rendre menggunakan sihir miliknya tanpa pikir panjang.  Malam itu juga Mawar, Rendre, dan Raulus menyusup ke kamar Count Rayhan. Atas perintah Mawar, Raulus menahan istri Count Rayhan di lantai dengan salah satu kakinya. Melihat itu, wajah Count Rayhan menjadi pucat pasi sementara wajah Rendre menjadi penuh ekstasi.  Mawar menggunakan topeng dan bersembunyi di balik tirai. Rendre tidak mau Count Rayhan melihat bahwa yang memojokkannya adalah seorang gadis kecil dan bukanlah Rendre. Pria itu ingin Rayhan berpikir bahwa Rendre adalah pengendali Raulus. Ia ingin Rayhan menatapnya dengan ketakutan. "Rayhan," kata Rendre, "Bila kau ingin istrimu selamat... ikatkan jiwamu padaku. Bersumpah setialah padaku." "b******n!" Rayhan meludahi sepatu Rendre. Namun ketika Raulus menekan tubuh istrinya hingga perempuan itu kesakitan, Count Rayhan akhirnya mengalah. "Ba–baiklah! Aku akan bersumpah padamu. Lepaskan istriku." "Heh, kau pikir aku akan percaya dengan sumpah serapahmu? Tidak, kau akan mengikat jiwamu padaku dengan sihir." Atas instruksi Rendre, Mawar menggunakan sihirnya. Sebuah lingkaran dengan banyak simbol melingkari lengan Rendre.  "Katakan, Rayhan," lanjut Rendre, "Jiwamu adalah milikku." Senyuman Rendre melebar. Seperti seekor binatang buas. Mawar kecil yang melihat itu merasa tidak nyaman. Ia juga prihatin pada Count Rayhan dan istrinya. Tetapi ia yakin saat itu Rendre tidak akan mencelakai mereka.  Keyakinan Mawar salah. Karena setelah Rayhan mengatakan jiwanya adalah milik Rendre dan lingkaran bersimbol itu pudar, Rendre dengan gembiranya berkata.  "Raulus, bunuh perempuan itu." Hati Mawar terasa berhenti. Tangan kecilnya tak sadar telah gemetar hebat. "A– Apa?? b******n, kau bilang akan membebaskan–" "Aku berubah pikiran." Istri Count Rayhan menangis tersedu-sedu. Air matanya menggenang di lantai kamarnya.  "Raulus," geram Rendre. "Kau sudah memberikan jiwamu untukku. Kau harus membantuku, bukan?" Mawar tahu kalimat terakhir itu bukan ditujukan pada Raulus. Tapi pada Mawar yang bersembunyi di balik tirai yang tebal. Gemetar Mawar semakin hebat.  "Bila kau tidak membantuku, aturan sihir akan menghukummu," lanjut Rendre, "Bukankah begitu?" Tidak. Mawar tidak bisa melakukannya. Ia tidak bisa membunuh seseorang. Tidak bisa.  Ketika Mawar terpaku di tempatnya, Rayhan berlari kencang ke arah Rendre membawa alat penusuk es yang ia sembunyikan dari tadi. Larinya sangat cepat dan dalam sekejap ia sudah hampir menusuk d**a Rendre. Wajah Rendre seketika menjadi pucat.  Namun tepat sebelum alat penusuk es itu menghujam d**a Rendre, sebuah sinar muncul dari ujung alat itu. Seperti tembok yang membatasi, sinar itu menahan Rayhan untuk menusuk Rendre. Rayhan terus berusaha, mengerahkan seluruh tenaganya melawan tahanan sinar itu. Itu adalah sihir yang diaktivasi karena Rayhan berusaha melanggar perjanjian yang telah dibuat. Sinar itu berpencar semakin terang. Lalu melebar hingga menyinari satu ruangan. Di saat yang sama, sinar itu mengirimkan dorongan yang kuat pada Rayhan. Membuat pria itu terpental ke arah tembok dengan sangat keras. Alat penusuk es yang ia genggam entah bagaimana justru menghujam d**a Rayhan dalam. Membuat tubuh pria itu tergantung di tembok beberapa sentimeter dari lantai.  Cairan merah mulai keluar dari mulut dan d**a Rayhan. Mengalir ke bawah dan dengan cepat menggenangi lantai.  Mawar berhenti bernapas. Matanya membelalak di balik tirai. Meski samar, ia dapat melihat tubuh Count Rayhan yang lunglai.  "Rayhannnn!!!" teriak istrinya. Perempuan itu menjadi histeris.  Merasakan Mawar yang menjadi kaku dan ketakutan, Raulus mengangkat kakinya. Membuat istrinya itu dapat merangkak cepat ke arah Rayhan.  Di tengah kengerian itu, Rendre tertawa dengan puas. Bagi Mawar, tawanya itu menggigilkan tulang. Tanpa sadar Mawar melangkah mundur.  Raulus mendekati Mawar dan menawarkan moncongnya untuk menopang tubuh Mawar yang mulai melemah. Rendre mendecak tak suka melihat Mawar.  Gadis itu tidak mengira hal ini akan terjadi. Ia hanya ingin membantu ayahnya. Membuatnya bahagia dengan menekan Count Rayhan. Namun ... tidak sampai membunuhnya. Tidak sampai .... Sekarang Mawar mengerti mengapa ibunya selalu berpesan agar Mawar menyembunyikan kemampuannya. Sihir Mawar mampu membuat sebuah jiwa menjadi b***k jiwa lain. Dan di dunia yang dikuasai oleh manusia... kemampuan untuk mengontrol manusia sangatlah mengerikan.  Sebuah bulir air mata menuruni pipi Mawar di balik topengnya. Pundaknya berguncang hebat.  "Tsk. Dasar anak lemah," kata Rendre. "Ayo kita pulang." Mawar menatap Rendre seakan tidak percaya. Dirinya masih terlalu syok dengan kematian Count Rayhan. "Count Rayhan, musuh besarku sudah mati. Countess Rayhan akan dianggap gila setelah ini. Siapa yang akan percaya Count Rayhan dibunuh oleh sebuah sinar? Siapa yang akan percaya bila Countess berkata aku dan seekor serigala memasuki kamarnya di malam buta?" Senyum Rendre sangat lebar. Mawar bergidik ngeri.  "Tidak ada. Lebih mudah dipercaya bila Countess menjadi gila dan membunuh suaminya sendiri. Keluarga Rayhan akan jatuh setelah ini." Mawar sadar hari itu ... Ia telah melakukan kesalahan yang fatal.  Ia mengikat jiwanya pada seorang iblis yang memakai kulit seorang ayah. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN