Pandangan Mawar memburam. Gawat. Darah yang keluar dari lehernya ternyata lebih banyak dari yang ia duga membuatnya mulai anemia. Bila Victor tidak membantu menopang tubuhnya, mungkin Mawar sudah akan tumbang. “Mawar…,” bisik Victor khawatir. Mawar hanya meremas tangan Victor, lagi-lagi meminta Victor untuk memercayainya. Gadis itu mengerjapkan matanya untuk mempertajam penglihatan. Ia paksa tubuhnya untuk melangkah, menopang berat tubuhnya sendiri. Ia berjalan hingga berdiri di hadapan Sang Kaisar. Viscount Litean yang duduk di hadapan Kaisar langsung mengosongkan kursi. Mawar duduk di kursi itu. Matanya tidak pernah terlepas dari Sang Kaisar. Di antara mereka berdua, di atas meja, papan catur Sang Kaisar sudah diletakkan dengan rapi. Piring-piring dan gelas sudah digeser untuk memb