Touring

2013 Kata
Dua hari setelah ujian tengah semester selesai, begitupun waktu di mana Joe dan Gisha bertemu kemarin membuat cowok itu seperti sedikit menghindar dengannya. Memangnya salah ya jika Joe bertanya seperti itu? Dia kan hanya ingin memastikan, Itu juga ada kemungkinan benar juga. Bagaimana pun Gisha akan tetap kalah dengan adanya Justin di sisi Joe sekarang ini. Mungkin bagi kalian pertanyaan kemarin itu terkesan menusuk bagi Gisha, ya walaupun hati kecilnya mengatakan bahwa ia masih mencintai laki-laki itu, tetapi kan Joe harus memilih salah satu dari mereka. Dan Gisha tidak boleh mengikuti bayang-bayang Joe lagi, Dia harus maju ke depan untuk mencari kebahagiaannya sendiri. Pagi ini, Justin masih tertidur pulas di kamar Joe, sedangkan gadis itu menyeruput s**u strawberry yang ia hangatkan tadi. Sebari memandang keluar jendela dan menghirup udara pagi yang sangat tidak menyejukan bagi Joe karena sudah di penuhi polusi kendaraan, ya kalian tahu lah ibu kota Jakarta itu seperti apa udaranya, udah gak sehat banget buat di jadikan tempat tinggal. Oh iya entah kenapa gadis itu sedikit berfikir dengan ucapan Justin tadi malam di mana ia akan mengajak Joe untuk pergi ke pantai selatan menggunakan motor Harley Davidson miliknya, tidak hanya berduaan saja akan tetapi dengan teman-temannya yang lain, bisa di bilang sih mereka akan melakukan touring. Dan tunggu, tempat yang Justin sebutkan itu bukan jarak yang mudah di tempuh dari tempat mereka loh! Yang benar saja kalau hanya memakai motor! Ayolah Joe tuh tipikal orang mageran dan males banget kalau melakukan perjalanan jauh apalagi kalau gak pake mobil, big no! Namun dengan Justin bilang bahwa itu sangat menyenangkan dan tidak hanya mereka berdua melainkan bersama teman-teman persekumpulan geng motornya. Sejak itu, Joe baru tahu kebiasaan dan hobinya Justin, ia senang melakukan touring dari kota ke kota bahkan ke sebrang pulau bersama teman-teman motornya. Sebenarnya Joe tidak mempermasalahkan itu sih, apalagi Joe sedikit bersyukur bahwa ia bisa merasakan hal baru di hidupnya karena kalau di pikir-pikir kapan lagi Joe mempunyai momen berbeda dari orang lain, maksudnya begini. Ini tuh touringnya anak-anak geng motor Harley Davidson loh! Bayangin apa mereka semua setajir apa, iya kan? Namun yang bikin ia sedikit bingung adalah kenapa Justin harus membawa Jazzy untuk ke acara yang bisa dibilang khusus untuk orang dewasa. Di tambah Justin menjelaskan bahwa di hotel yang di tempatkan untuk berkumpul dari beberapa squad antar kota akan ada acara pesta bikini yang dii si oleh beberapa DJ sexy. Mendengar itu saja Joe sudah bisa menebak bahwa itu tidak pantas untuk di masukan anak kecil di wilayah tersebut. Tetapi dengan Justin yang meyakinkan bahwa itu bisa di atur selama ada Jesicca mau tidak mau ia iyakan. Kapan lagi bukan mereka bersenang-senang bersama di luar kota? Oh iya ngomong-ngomong kenapa Joe tidak sekolah, untuk seminggu ke depan karena sekolahnya di pakai untuk ujian tengah semester anak - anak sekolah kelas C. Yang bisa dibilang bahwa itu diperuntukan pada murid yang melanjutkan sekolah setelah mereka berhenti akibat keperluan masing-masing. "Kok tumben," seseorang memeluk tubuh Joe dari belakang, tanpa melihat pun Joe tahu itu siapa, yap! Dia adalah Justin. Laki-laki itu baru bangun dari tidurnya. Ia memutarkan tubuhnya menghadap ke Justin , menaruh gelasnya di atas meja lalu kedua tangannya merangkul ke leher milik Justin. Justin mengecup bibir Joe sekilas dan memandang wajah bangun tidur gadisnya yang Justin anggap sebagai cantik natural yang sesungguhnya. "Udah di siapin keperluan buat nanti?" Tanya Justin dengan suara khasnya kalau bangun tidur. Baiklah, bisa kalian bayangkan bukan? Okay! Good! Joe mengangguk, ia sudah mempersiapkan semua baju dan yang lainnya untuk di sana nanti. Justin tersenyum lantas kembali mencium pipi gadis itu itu sekilas. "Yaudah yuk mandi," Justin menarik tangannya, membuat Joe menggeleng dan menarik tanganya kembali. "Gak usah ngajak-ngajak bisa? Aku udah gede kali," Justin menaikan sebelah alis matanya, menatap wajah Joe yang sedikit kesal tetapi dengan pipi yang memerah membuat Justin paham bahwa ia sedang mati-matian menahan sikap salah tingkah nya. Lelaki itu tertawa pelan, tangannya mengacak rambut Joe lembut dan meninggalkan Joe sendiri di ruang tengah yang masih menahan sikapnya. "Gue mandi duluan ya, kalau mau nyusul masuk aja. Gue siap melayani baginda Ratu," Ucapnya bercanda tetapi kalau memang Joe beneran masuk ke dalam kamar mandi saat dirinya sedang mandi, Justin akan benar-benar serius dengan ucapannya. "m***m lo!" Teriak Joe kepada Justin yang sudah masuk ke dalam kamar mandi, Sadar akan jantungnya yang berpacu keras begitupun sikapnya yang tidak bisa bersikap normal itu, Joe mengerang kesal. "Gak sehat jantung gue kalau terus-terusan begini," Ucapnya pada diri sendiri. Di sisi lain Kayla yang sudah beberapa hari berada di Jakarta untuk menemui seseorang tetap saja hasilnya masih sia-sia, anak buah suruhannya masih tidak bisa menemui Justin di kota ini bahkan calon istrinya. Sial! Gadis itu sedikit menyesal karena sudah membayar mereka dengan mahal, padahal kinerja mereka benar-benar buruk akhir-akhir ini. Kayla sedang menikmati coklat hangat di apartemen yang ia sewa selama satu bulan penuh, tanpa di jelaskan pun kalian sudah tahu kan alasan gadis maniak ini kesini? Kedua sorot matanya memandang televisi yang mengala sedari tadi dengan tatapan kosong. Baiklah, fikiran gadis itu sedang kalut ternyata, karena sudah hampir dua minggu dirinya di sini, ia masih belum juga bertemu Justin dan mempertanyakan hubungan mereka berdua yang tidak ada ujungnya setelah apa yang Justin lakukan kepadanya. Tidak, sebenarnya hal tersebut bisa di bilang bukan hal yang serius kan? Apalagi di sini Kayla yang mencoba menggoda laki-laki itu. Ayolah! Kayla hanya terobsesi dengan Justin karena ia sangat jago di atas ranjang, dan Kayla menyukai itu! Baginya, cukup dirinya seorang yang menjadi istri dari seorang Justin Kenzo, iya hanya dirinya saja. Suara ponsel milik Kayla berbunyi, membuat gadis itu terburu-buru mengambil ponsel dan mengangkat telfon tersebut. Setelah tahu siapa yang menghubunginya bibir gadis itu terangkat, dia berharap akan ada kabar baik setelah ini. “Gak usah basa-basi,” Serang Kayla setelah memencet icon hunau di layar ponselnya. “Lo bawa berita baik buat gue kan hari ini?” Tebaknya langsung, cukup sudah Kayla benar-benar lelah menunggu, dirinya ingin cepat-cepat menemui Justin dan menggoda kembali Justin seperti beberapa waktu lalu. “Seperti yang lo harapkan, gue udah tahu rencana Justin hari ini apa,” Ucap seseorang di sebrang sana, lagi-lagi senyum Kayla melebar ia menahan suaranya agar tidak memekik kesenangan. “Siang ini Justin sama teman-teman geng motornya mau ngelakuiin touring ke pelabuhan ratu daerah Sukabumi,” Jelasnya lagi. “Oke, kalau gitu lo wajib nganterin gue ke sana, dan sewa hotel yang sama dengan Justin,” Ucap Kayla kelewat senang. “Kay, tapi lo gak bisa seneng dulu,” Ucapnya lagi membuat Kayla mengerutkan keningnya bingung. “Gak boleh seneng dulu gimana maksud lo?” Tanyanya heran. Helaan nafas anak buahnya itu terdengar dan itu cukup membuat Kayla sedikit was-was, apaan sih bikin orang penasaran aja! “Masalahnya calon istri tuh cowok juga ikut,” Jawabnya. “Anjing!” Maki Kayla tanpa sadar, gadis itu hampir saja ingin melempar gelas yang masih berisikan setengah s**u coklat hangatnya, sangking kesal yang sudah menyelimuti perasaannya membuat dia lagi-lagi emosi. Persetan dengan calon istri Justin, itu bisa di fikirkan nanti lagi. Yang jelas tujuan utamanya sudah tercapai dan tahu tujuan Justin kemana hari ini. “Pokoknya lo sama yang lain siap-siap aja, kita semua bakal tetep berangkat ke sana,” Suruh Kayla dengan kepercaan yang tinggi. “Tapi Kay-“ “Udah lah Dra, kalau kata gue berangkat ya berangkat! Banyak omong mulu dih,” Kesal Kayla kepada Indra. Lantas gadis itu langsung mematikan panggilan secara sepihak. Okay, jadi apa yang akan dia lakukan sekarang? •••••••••••••••••••• Saat ini Satya sedang melakukan kerja part timenya seperti biasa, dengan waktu yang cukup panjang untuk beberapa hari ke depan itu cukup membuat Satya lega. Karena sekolahnya akan di gunakan oleh sekolah paket C alhasil semua murid di liburkan, alhasil Satya kan bisa kerja dengan damai. Tapi ternyata harapan laki-laki itu sirna saat melihat Nakula memasuki perkarangan Cafe dan berjalan menuju ke arahnya dengan ekpresi bahagia, benar-benar mencurigakan. Anak sultan satu itu memang kelakuannya tidak bisa ia tebak sama sekali, sangking banyaknya uang yang di berikan oleh kedua orang tuanya, jadi pikirannya aneh-aneh mulu. “Sat!“Panggilnya semangat. Satya yang sudah menatap laki-laki itu datar dan hanya merespon panggilan Nakula dengan anggukan kepala, ayolah Ini masih pagi bahkan dirinya saja belum selesai membereskan cafe sekaligus mensetting komputer kasir cafe, Nakula memang sialan. “Masuk pagi nih, berarti jam 12 udah bisa cabut dong,” Godanya membuat Satya menggeleng pelan yang sedang membersihkan meja-meja dengan lap. Demi tuhan ini masih jam 7 pagi. “Sat, astaga lo denger gue gak sih?” Rengek Nakula kepada Satya, dengan perasaan jengkel yang sudah merusak moodnya pagi-pagi akhirnya Satya melemparkan lap kotor kepada Nakula. Dan tepat pada sasaran. “b*****t! Woy gue udah ganteng gini anjir!” Oceh Nakula. Satya melipatkan kedua tangannya di depan d**a, “Mau lo apa sih pagi-pagi ganggu gue kerja?” Tanya Satya. Laki-laki itu hanya mendengus kesal, kenapa sih semua orang pagi ini sensitif semua? Tadi bundanya, sekarang Satya. Please! Hari keberuntungan sedang tidak berpihak kepadanya sekarang, menyebalkan. “Kalem Sat kalem, gue punya kabar baik,” Satya berdecak, “Kabar baik apa? Kalau kabar baiknya Joe cinta sama gue sih, gue bakal salto sekarang,” Jelasnya malas sebari kembali melanjutkan aktivitasnya. “Yaelah Sat, kalau itu kan gue bukan ranah gue juga. Lagian kan gue udah bilang kalau jodoh tuh anak bakal sama lo sebagaimana kasta kalian beda,” Ucap Nakula jujur. “Gue kayanya harus jadi Sultan kaya lo dulu deh baru Joe mau sama gue,” Mendengar itu Nakula tertawa terbahak-bahak dan membuat Satya memberhentikan aktivitasnya sekaligus menatap Nakula heran. “Kok lo ketawa sih nyet?” Tanya Satya kesal. Nakula masih tertawa, laki-laki itu menggeleng kepalanya pelan dan berusaha mengucapkan sesuatu pada Satya. “Lo kan udah berteman sama Joe gak sebulan dua bulan Sat? Kok masih aja gak tau Joe gimana sih? b*****t! Bengek banget anjing! HAHAHAHA!” Tawanya lagi. “Buktinya Sendi? Lo gak tahu semiskin apa tuh cowok? Dia aja bisa pacaran sama Joe kan dulu waktu kita kelas dua? Ya walaupu cuma dua bulan.” Lanjutnya lagi, kali ini tawa laki-laki itu sudah mereda. “Gue pengen air putih dingin dong, tenggorokan gue kering gara-gara ketawa dari tadi,” Pinta Nakula. “Bener-bener ya lo La, gak bisa liat temennya kerja. Kalau gue sampai di pecat lo tanggung jawab,” “Astaga iya-iya, tenang gue bisa ngasih lo kerjaan yang lebih layak kalau sampek lo di pecat,” “Sialan! Sombong banget hidup lo,” Satya menyodorkan segelas air putih kepada Nakula, cukup dengan beberapa tegak satu gelas berisi air putih dingin itu habis setelah di minum oleh laki-laki itu. “Gue kasih tau ya Sat,” Ucap Nakula yang kedua matanya melihat Satya yang sedang fokus dengan komputer kasir. “Joe itu gak mandang kasta buat di jadiin pendamping, tuh anak baperan anjing! Mangkanya kadang gue gedeg banget sama Joe semua cowok yang baru di liat dia dibilang ganteng, rasanya pengen gue colok matanya kalau udah liat cowok lewat di depan dia,” Satya tertawa, “Seandainya Joe ada disini lo ngomong kek begitu, yang ada lo abis di gebukin dia,” “Ya jelas! Mangkanya gue ngomong gini, mumpung gak ada anaknya,” “b******n emang lo,” Gelak tawa mereka terdengar, entah lah hal seabsurd ini bisa membuat mereka berdua tertawa terpingkal-pingkal. Apalagi kalau tentang sikap ke absurd an Joe, percayalah sekali pun di bahas bisa membuat mereka bengek seperti ini. “Udah ah anjir! Kita gibahin si Joe enak banget dosanya ilang gara-gara kita, gak terima gue dia masuk surga sendirian,” Ucap Nakula bercanda. “Tapi gue serius Sat, jam 12 nanti lo free kan setelah pulang kerja?” Tanya Nakula lagi. “Kenapa emang? Gue free-free aja kok,” Jawab Satya yang baru saja selesai meminum air putih. Nakula bersorak senang, “Cocok! Pokoknya setelah itu lo ikut sama gue ke Pelabuhan Ratu,” “Heh b*****t! Ngapain?” “Ah! Gak usah banyak bacot, pokoknya lo harus ikut! Kita bakal have fun di sana.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN