CHAPTER 11. PESAN (2)

1055 Kata
Istvan Hesperos tidak pernah membutuhkan seorang wanita yang cerdas untuk menjadi pendampingnya. Tanpa sadar, Demetria sudah membeberkan fakta itu dihadapan Helcia. Lantas keduanya terdiam, tidak ada yang ingin mengeluarkan suara lagi ataupun memecah keheningan. Pikiran Helcia melayang jauh melintasi waktu. Mengingat kepingan memori yang merujuk kepada Istvan. Dalam sudut pandang Helcia yang asli, Istvan adalah sosok pria yang sempurna. Dirinya dianugrahi oleh kerupawanan, intelektual tinggi, dan sikap yang lemah lembut. Helcia dahulu selalu merasa tersanjung setiap kali Istvan berkata, ‘Ketika kamu menjadi istriku nanti, biarkan aku melakukan segala hal untukmu dan kamu hanya perlu berdiam diri.’ Kata – kata itu juga seringkali tertulis di dalam n****+. Dan sekarang Helcia mulai merasa bila ungkapan Istvan sekarang terdengar seperti, ‘Kamu tidak perlu melakukan apapun, karena aku tidak membutuhkan seorang pesaing berada di atas takhta denganku.’ “Helcia Krysanthe. Sepertinya ibu memang harus mendisiplinkanmu lagi.” Ujar Demetria memecah keheningan. Kali ini Helcia tidak memberikan balasan, dia terlalu sibuk memikirkan jalan cerita n****+ yang kini semakin hancur. Dia tidak pernah menyangka bila dirinya membuat tokoh utama pria yang begitu sampah hingga membuat tokoh utama wanitanya menderita. Jika sikap Istvan yang seperti itu terbongkar, mungkin para penggemar n****+ white lotus akan berbondong – bondong menghina Istvan dibanding menghina Orestes. Kesadaran Helcia kembali, ketika dia ditarik oleh Demetria dengan kencang, seolah Marchioness Krysanthe itu tengah menarik b***k alih – alih putrinya sendiri. “Ibu ingin membawa saya kemana?” Tanya Helcia bingung, karena Demetria tidak membawanya kembali ke kamar. Mereka berdua berjalan menelusuri lorong mansion yang paling terpencil di antara lorong lainnya. Helcia belum pernah memasuki lorong itu, tapi ada perasaan tak asing yang menyapa hatinya. Seakan dia memang sering melewati lorong gelap dan hening itu sebelum ini. Mungkin saja itu merupakan kenangan yang masih terpatri di dalam tubuh Helcia asli. “Semenjak kamu bangun setelah tidak sadar selama tujuh hari, ada banyak perubahan yang tidak perlu darimu.” “Saya tidak mengerti, Helcia sama sekali tidak berubah.” Demetria menoleh, dia menatap putri bungsunya dengan mata yang merah, “Jangan kamu berpikir bila kamu bisa membodohi Ibu.” “Saya tidak pernah berpikir demikian.” Balas Helcia. Di ujung lorong, terdapat sebuah pintu yang terbuat dari besi. Pintu itu nampak menyeramkan dengan banyak karat di berbagai sisinya. Demetria merogoh sakunya dan mengambil sebuah kunci untuk membuka pintu tersebut. Sebelum Helcia sempat bertanya, dia sudah bisa melihat sebuah ruangan gelap berada di balik pintu. Ruangan itu begitu kecil, mungkin hanya mempunyai luas sebesar enam meter persegi. Kamar mandi yang ada di dalam mansion bahkan jauh lebih besar daripada ruangan tersebut. Selain itu, Helcia juga melihat ada rantai besi yang tersambung dengan tembok beton dibelakangnya. Ruangan itu seperti penjara. DEG. Jantung Helcia berdetak kuat, suhu tubuhnya mulai menurun tatkala melihat apa yang ada dibalik pintu besi tersebut. Helcia bukanlah seseorang yang takut terhadap kegelapan, bukan juga wanita yang mudah takut kepada hal tidak terduga. Namun, sekarang hatinya dipenuhi oleh rasa takut yang menjalar hingga ke seluruh tubuhnya. Bahkan, kaki dan tangannya mematung tanpa bisa digerakan dengan bebas. Helcia ketakutan. Bukan Helcia yang sekarang. Melainkan Helcia yang ada di masa lalu. Dan ingatannya masih tersimpan dengan baik didalam tubuhnya, sehingga Helcia masih akan terus mengingat rasa takut itu meski jiwanya telah berubah. “Ada pelayan yang memberikan laporan, bahwa kamu berada didalam perpustakaan selama dua hari. Dan nampaknya kamu telah membaca lebih dari tiga puluh buku dalam dua hari.” Helcia melirik sosok Demetria di sampingnya, dia tidak mampu menjawab akibat bibirnya terasa kaku. Sehingga, Helcia hanya bisa mengepalkan kedua tangan karena merasa frustasi. “Kamu juga mulai menunjukan rasa ketertarikan terhadap bisnis keluarga kita. Tadi pagi kamu bahkan ikut campur dalam masalah bisnis.” Setelah mengumpulkan semua energi didalam tubuhnya, Helcia berkata, “Lantas mengapa? Ibu selalu memperlakukanku sebagai bunga pajangan. Apa salah bila aku mempunyai ketertarikan terhadap ilmu pengetahuan dan bisnis?” Demetria memandang Helcia dengan angkuh, “Ternyata ibu salah.” Tanpa menunggu balasan Helcia, Demetria kembali melanjutkan, “Kamu tidak pernah menjadi anak yang patuh selama ini. Sosokmu ini, hanyalah sebuah kepalsuan yang selalu kamu perlihatkan dihadapan Ibu dan Putra Mahkota.” Lantas Demetria mendorong Helcia dengan kuat masuk kedalam ruangan gelap tersebut. Helcia yang tidak bisa mempertahankan keseimbangannya, berakhir jatuh tersungkur ke atas lantai. “Apa yang ingin Ibu lakukan?” Bisik Helcia pelan. “Ibu ingin mendisiplinkanmu dengan benar sekarang. Agar kamu bisa menjadi pendamping ideal bagi Pangeran Mahkota.” Pintu besi itu mulai tertutup, meredupkan satu – satunya sumber cahaya yang ada didalam ruangan tersebut. Sebelum Demetria menutup pintu dengan rapat, dia kembali mengatakan sesuatu yang mampu menggetarkan hati Helcia, “Berkat kamu, mungkin kedua pelayan itu akan mati hari ini.” Helcia tercekat. Secepat mungkin merangkak mendekati pintu untuk keluar. Namun, pintu sudah tertutup rapat dan Demetria sudah menguncinya. “Ibu!” Teriak Helcia. “Naya dan Petra tidak bersalah! Jangan menyentuh mereka!” DUK! DUK! Helcia memukul – mukulkan tangannya ke permukaan pintu besi. Dia belum mengerti situasi yang kini menimpanya, tapi ia sangat yakin bila kedua pelayannya itu sedang berada didalam bahaya sekarang. Dia harus keluar. Helcia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Tetapi hanya mampu melihat kegelapan melingkupi dirinya. Selain tembok beton dan pintu besi. Tidak ada satupun celah yang memungkinkan dirinya untuk keluar. Bahkan pintu besi dihadapannya hanya mempunyai lubang kunci pada bagian luar. “b******n! Keluarkan aku dari sini!” Teriak Helcia kencang. Dia menendang pintu besi itu dengan kuat, dan terkadang akan memukulkan tangannya. Tapi, semua usahanya tidak membuahkan hasil. Pintu tersebut masih berdiri kokoh di tempatnya. Helcia menjatuhkan dirinya ke atas lantai, kemudian memandang pintu dihadapannya dengan tatapan nanar, “Maaf, aku tidak bisa menyelamatkan kalian.” Rasa bersalah mulai melingkupi hati Helcia. Dia selama ini berfikir bila tidak akan ada masalah besar bila dia bertindak semaunya didalam dunia novelnya ini. Namun, ternyata ada begitu banyak rahasia yang belum dia ketahui seluruhnya. “Kamu tidak pernah menjadi anak yang patuh selama ini.” Perkataan Demetria kembali terngiang didalam kepala Helcia. Jika ucapannya itu benar, maka Helcia yang asli bukanlah wanita bodoh dan tidak berguna. Ruangan ini adalah ruangan yang selalu dipakai oleh Demetria untuk mengurung Helcia bila dia melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan Demetria. Perasaan takut yang membumbung tinggi didalam hatinya itu, membuat Helcia yakin bahwa ini bukanlah kali pertama Demetria mengurung Helcia. Dan artinya, Helcia pasti telah membuat begitu banyak kesalahan hingga dia sering mendapatkan hukuman. Entah itu mengenai tata kramanya yang buruk, atau karena dia mempunyai rasa penasaran terhadap dunia luar yang tidak bisa ia lihat dengan leluasa. “Bukan kamu yang tidak berguna, Helcia. Tapi, dunia yang membuat kamu tidak berguna.” ***** To Be Continued 7 Januari 2021
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN