CHAPTER 2. KEHIDUPAN SEBELUMNYA

1972 Kata
Dalam kehidupan sebelumnya, Helena Orszebet telah tumbuh dalam lingkungan yang memaksanya untuk menjadi seorang wanita mandiri yang tidak bertumpu kepada orang lain. Sejak dilahirkan, Helena telah kehilangan ibunya dan tiga tahun kemudian ia kehilangan sosok ayah di hidupnya. Setelah kematian kedua orang tuanya, Helena akhirnya di lempar oleh sanak saudaranya ke dalam panti asuhan yang serba kekurangan. Helena harus terbiasa hidup dengan hanya memakan nasi dan garam, atau berbagi pakaian dengan teman sebayanya di panti asuhan. Bila dibandingkan dengan anak panti asuhan yang lain, Helena telah anugrahi oleh otak cerdas sejak ia kecil. Mungkin bila dia dilahirkan didalam keluarga kaya, ia sudah mampu bersekolah hingga ke luar negeri dan mengambil berbagai piagam emas. Sayangnya, dia hanya sanggup sekolah sampai ke jenjang sekolah menengah atas, sebelum akhirnya memutuskan untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya di luar panti. Karena lingkungan tumbuh seperti itulah yang mungkin membuat Helena tidak pernah bisa memahami sifat dari Helcia Krysanthe, yang tumbuh menjadi seorang wanita manja dan tidak bisa melakukan apapun selain menangis atau menjadi beban orang lain. Helcia Krysanthe yang asli, bisa terbilang hampir memiliki segalanya. Dia memiliki wajah rupawan yang tiada bandingnya di dalam kerajaan Socrates, manik ruby yang berkilauan itu sangatlah langka. Bila ditelusuri lebih teliti, tidak ada satupun wanita lain yang memiliki manik ruby dan rambut keemasan seperti Helcia. Jika membicarakan kekayaan, maka Helcia memiliki harta yang berlimpah dari keluarganya. Dia bahkan bisa membeli seratus rumah dalam satu malam bila dia ingin. Kemudian, Helcia juga mempunyai status sebagai calon putri mahkota yang sudah ia dapatkan sejak dilahirkan ke dunia. Seluruh rakyat Socrates bahkan bisa melihat tatapan cinta yang sangat besar dari kedua mata Pangeran Istvan kepada Helcia. Namun, ada satu hal yang kurang dari Helcia. Sebuah kekurangan besar yang membuat Helena begitu muak dengannya. Helcia tidak bisa menggunakan otaknya dengan benar. Membaca buku sejarah dan pengetahuan saja sudah membuat kepalanya hampir meledak. Belum lagi jika ia melihat gambar rancangan arsitektur kota yang tampak seperti liang cacing baginya. Dengan otak sebodoh itu, Keluarga Krysanthe bahkan tidak mau bersusah payah memilihkan mentor terbaik untuknya. Mungkin mereka berfikir, selama Helcia memiliki kecantikan yang memabukan pria, maka kepintaran sudah tidak diperlukan. Mungkin itu semua bukanlah kesalahan dari Helcia. Melainkan kesalahan dari penulis n****+ sampah ini, yang pastinya adalah Helena sendiri. Helcia menjatuhkan kepala ke atas permukaan meja rias, merasa seolah dirinya tengah ditimpa oleh musibah besar yang membuat sakit kepala. Sesungguhnya bila dipikirkan lebih lanjut, tentu akan ada banyak keuntungan bila hidup sebagai Helcia. Dia tidak perlu lagi memikirkan masalah ekonomi yang membuat kepala sakit, ditambah Helcia bisa menikmati berbagai macam makanan yang mungkin tidak pernah ia rasakan di kehidupannya sebelum ini. Seluruh pakaian Helcia terbuat dari kain sutra lembut yang beberapa di antaranya dijahit menggunakan manik emas. Hal seperti itu, tentu saja tidak pernah Helcia rasakan sebelumnya. Namun, merubah kepribadiannya menjadi sosok rendah hati, murah senyum, anggun, dan memiliki tata krama yang budiman dalam satu malam. Pastinya akan membuat Helcia merasa seolah ingin mati saat ini juga. BRAK! Helcia memukulkan tangannya ke atas permukaan meja, membuat beberapa produk kecantikan terguncang dan terjatuh ke permukaan lantai, ia lantas menatap pantulan wajah barunya yang rupawan didalam cermin. “Mulai hari ini, kamu adalah Helcia Krysanthe. Jadilah seperti Helcia Krysanthe yang lembut dan murah senyum. Tapi, jangan berubah menjadi wanita bodoh seumur hidupmu.” Doktrin Helcia berulang kali kepada dirinya sendiri. Bila memang sudah terjebak didalam dunia ini, maka lebih baik bila dia menyesuaikan diri. Lagipula, dirinya di kehidupan sebelumnya sudah meninggal karena serangan jantung. Tidak mungkin baginya untuk kembali ke dunia itu. Akan tetapi, Helcia ingin merombak karakter Helcia yang ada di dalam n****+ menjadi lebih cerdas dan memiliki integritas tinggi. Dia tidak mau selamanya dipandang sebagai beban hidup dan wanita tidak berguna. Helcia lantas bangkit dari kursinya dan kembali merapihkan barang yang terjatuh dari meja. Saat ini, dia sedang berada di kondisi terbaik tubuhnya, mungkin bisa saja penyebab utama tubuh Helcia sangat lemah, berasal dari kebiasaannya yang hanya dihabiskan dengan makan dan tidur setiap hari. Dia akan lebih mirip seperti hewan peliharaan dibanding manusia, bila tetap mempertahankan gaya hidup yang seperti itu. Untuk pemanasan setelah tidur lebih dari satu minggu, Helcia memutuskan untuk berjalan – jalan didalam mansion kediaman Krysanthe. Ingatannya akan mansion ini memang masih jelas, namun Helcia tetap ingin melihat setiap ruangan dengan mata kepalanya sendiri. “Persetan dengan perintah Demetria yang menyuruhku tetap didalam kamar. Lebih baik aku keluar dibanding tetap terkurung seperti hewan ternak.” Gumam Helcia seorang diri. Ia melangkahkan kaki keluar dari ruang tidur yang paling sering dihuni oleh Helcia seumur hidup. Tatkala dirinya menginjakan kaki ke luar ruangan, Helcia menarik nafas dalam, berusaha memasok udara segar yang terasa berbeda dengan yang ada didalam kamarnya. “Nona, mengapa anda keluar kamar?” Suara seorang wanita sontak membuat Helcia terlonjak kaget. Ketika menengok dan mendapati sosok wanita berambut sebahu, Helcia menghela nafas lega, “Naya, kamu membuatku hampir terkena serangan jantung untuk kedua kalinya.” Naya yang mendengar ucapan Helcia, langsung menundukan kepala karena merasa takut, “Maafkan saya, Nona. Saya mungkin terlalu terkejut, karena anda biasanya selalu menghabiskan waktu didalam kamar.” Helcia melambaikan tangannya ke udara, tidak ingin memperpanjang masalah sepele seperti itu, “Sudahlah, tidak masalah. Lantas, kenapa kamu ada didepan kamarku?” “Ah, saya ingin memberitahu anda bila makan siang telah disiapkan. Dan mau bertanya, apa anda ingin makan didalam kamar atau di ruang makan?” Helcia menatap ke arah jarum jam yang sudah menunjuk ke angka dua belas, “Hari ini, aku akan makan di ruang makan.” Naya tersenyum senang. Mungkin karena ini adalah kali pertama, dia melihat Helcia keluar dari kamarnya yang terkadang menyesakan itu. “Baik, Nona. Kalau begitu, mari saya antarkan anda ke ruang makan.” Helcia hanya mengangguk sebagai jawaban, kedua manik ruby nya terlalu terpana dengan berbagai macam ornamen rumah yang terbuat dari emas murni. Belum lagi gaya arsitekturalnya sangat mencerminkan kesan mewah dan megah pada interior mansion ini. Seumur hidupnya, Helcia belum pernah menginjakan kaki di sebuah bangunan semewah ini. Dia sangat ingin berteriak senang, tapi itu hanya akan membuatnya terlihat seperti orang tak waras. Para pelayannya pasti akan berfikir bila Helcia sudah kehilangan akal akibat terlalu banyak minum obat. Tapi, desain dari mansion kediaman keluarga Krysanthe ini memang benar – benar mengguncang hati Helcia. Dia selalu mendambakan diri menjadi seorang arsitek di kehidupan lalu, namun karena keterbatasan materi, ia hanya bisa menelan kenyataan pahit bila dia pasti tidak akan sanggup untuk masuk di sebuah jurusan yang memerlukan banyak biaya seperti itu. Sepanjang jalan, Naya melihat Helcia seperti tengah masuk kedalam pemikirannya sendiri, sehingga membuatnya merasa agak tidak nyaman. Naya berfikir bila Helcia segan untuk berbincang dengan pelayan rendahan seperti dirinya. “Naya.” Panggil Helcia. Mendengar suara Helcia, membuat Naya terkejut. Baru saja dia memiliki pikiran bila Helcia tidak ingin berbicara dengannya, tapi sang nona muda malah terlebih dahulu memulai pembicaraan. “Ya, Nona.” “Apa hanya aku yang akan makan didalam ruang makan?” Tanya Helcia. Naya tersenyum, “Tidak, Nona. Walaupun Marquess dan Marchioness Krysanthe sudah pergi ke luar kerajaan. Nona Illiana masih ada didalam mansion.” Kedua orang tua Helcia seringkali berpergian keluar kerajaan, sehingga membuat Naya kembali membuat spekulasi bila Helcia mungkin akan merasa kesepian bila makan seorang diri. Namun, Helcia tidak menampakan ekspresi apapun. Dia hanya menatap ke arah lampu gantung di atas kepalanya seraya berbisik kecil, “Illiana Krysanthe. Apa dia akan tambah membenciku bila muncul dihadapannya?” Naya lantas menoleh, sepertinya dia mendengar Helcia mengatakan sesuatu hal yang tidak pantas. Tapi, mungkin dia hanya salah dengar. Karena, Helcia bukanlah seseorang yang akan berbicara kasar seperti itu. Tidak beberapa lama kemudian, mereka telah sampai dihadapan pintu menuju ruang makan. Naya lantas membukakan pintu untuk membiarkan Helcia masuk kedalam ruang makan. Aroma masakan yang sangat harum merasuk kedalam hidung Helcia, tatkala ia melangkahkan kaki masuk kedalam ruang makan. Matanya langsung tertuju kepada banyak hidangan makanan yang tersaji di atas meja makan. Tidak pernah seumur hidupnya, Helcia melihat begitu banyak hidangan makanan mewah seperti ini. Kakinya hampir saja berlari, bila saja dia tidak melihat tatapan Illiana yang tertuju kepadanya, “Helcia, tidak biasanya kamu makan disini?” Senyuman terpatri di wajah Illiana, tapi Helcia tahu betul bila senyuman itu hanyalah kepalsuan belaka. Karena di antara semua tokoh di dalam n****+ ‘White Flower’, Illiana adalah salah satu tokoh yang membenci Helcia seumur hidupnya. Mereka terikat dengan tali persaudaraan, namun Illiana tidak pernah sekalipun menganggap Helcia sebagai seorang adik. Dendam telah bergumul di dalam hatinya, karena dia merasa bila Helcia lebih di unggulkan daripada dirinya. Semua mata selalu tertuju kepada Helcia, baik dari pihak keluarga maupun para bangsawan. Mereka hanya membicarakan Helcia siang dan malam, tapi tak pernah menganggap Illiana ada. Mungkin karena itulah, Illiana tidak mau repot memberikan kasih sayang kepada adiknya. Sesungguhnya, di dalam n****+ mereka sangat jarang berinteraksi akibat Helcia yang menghabiskan waktu didalam kamar. Sehingga, ini bisa terbilang sebagai pertemuan yang di luar skenario. “Aku hanya merasa bosan berdiam diri di dalam kamar. Apa aku mengganggumu, Illiana?” Tanya Helcia seraya tersenyum. Illiana membalasnya dengan senyuman manis, “Tentu tidak. Aku merasa senang bila akhirnya kamu bisa keluar kamar.” “Aku dengar dari Ibu, selama satu minggu kamu tidak sadarkan diri. Apa kamu kembali terserang penyakit?” Alih – alih bertanya kabar baik Helcia. Illiana malah mempertanyakan penyakit kepada adiknya itu, seolah berharap bila Helcia terserang penyakit yamg membuatnya harus menghabiskan waktu di atas tempat tidur seumur hidup. “Aku baik – baik saja. Tabib berkata, bila aku hanya terlalu lelah.” Illiana tertawa kecil, “Kamu sangat jarang keluar dari kamar. Mungkin tubuhmu kekurangan sinar matahari, sehingga cepat merasa lelah.” “Mhm. Aku akan meminta Ibu mengajakku berjalan keluar setelah ia kembali.” Perbincangan mereka tidak lagi di lanjutkan, setelah pelayan meletakkan piring dan alat makan didepan mereka. Helcia harus meneguk air liurnya sendiri, tatkala menatap berbagai macam olahan makanan yang menggugah selera. Di atas meja didominasi oleh daging dan sayuran hijau. Dahulu, Helcia mungkin hanya bisa makan daging selama satu tahun sekali, itu pun karena dia mendapatkan makanan dari tetangga saat perayaan tahun baru tiba. Helcia sudah ingin menyantap makanan dengan cepat. Akan tetapi, Illiana pasti akan menganggapnya menjijikan bila Helcia tidak menggunakan tata krama saat makan. Beruntung, Helcia seringkali menonton tayangan tata krama untuk keluarga kerajaan Inggris dahulunya. Sehingga, bersandiwara menjadi wanita yang anggun bukanlah hal yang terlalu sulit untuknya. Denting garpu dan sendok menjadi satu – satunya suara yang berada di ruang makan. Baik Illiana ataupun Helcia tidak ada yang berminat untuk memulai pembicaraan. Jangankan berbicara, saling menatap satu sama lain pun mereka merasa enggan. Situasi canggung seperti ini, sungguh membuat cita rasa makanan yang enak menjadi hambar di lidah Helcia. Mungkin memang lebih baik dia mencairkan suasana. “Illiana, apa kegiatanmu setelah ini?” Tanya Helcia membuka pembicaraan. Dan mungkin, dia juga mengejutkan Illiana yang sebelum ini tidak pernah berbincang kecil dengan Helcia. Illiana menatap Helcia cukup lama, sebelum akhirnya membuka suara, “Aku akan mengerjakan laporan penjualan bisnis kain keluarga kita.” “Setiap hari, kamu selalu bekerja. Apa kamu tidak lelah?” Illiana meletakkan alat makannya di atas meja, kemudian tersenyum, “Tidak ada lagi yang bisa kulakukan selain bekerja untuk keluarga ini. Karena, Ayah dan Ibu mungkin tidak akan pernah menganggapku ada bila tidak bekerja sampai mati.” Setelah berkata seperti itu, Illiana bangkit dari kursinya tanpa menyelesaikan makan, “Aku sudah kenyang, silahkan menikmati makanan ini sampai habis, adikku.” Helcia menatap kepergian Illiana. Walaupun karakter Illiana dibuat untuk menyusahkan Helcia semata, tidak pernah sekalipun Helcia membenci karakter Illiana. Karena, kebencian Illiana kepada Helcia tidaklah semata tanpa alasan. Illiana Krysanthe merupakan seorang wanita pekerja keras dan berintelektual tinggi. Bisa terbilang, dia merupakan tombak utama dalama pelebaran bisnis usaha bahan baku kain milik keluarga Krysanthe. Berkat koneksi dan kecerdasa Illiana, bisnis keluarga Krysanthe tidak pernah mengalami kebangkrutan sedikitpun. Seseorang yang bekerja keras sampai kehilangan seluruh kesenangan hidupnya seperti itu, tidak lain hanya untuk menaikan namanya di mata para bangsawan yang selalu menatap Helcia sebagai putri kebanggaan Krysanthe. Helcia tidak berguna, tidak memiliki kemampuan untuk bekerja, apalagi berfikir kritis. Namun, namanya malah terus melambung tinggi hanya karena statusnya sebagai calon putri mahkota. Mungkin, dia harus menaikkan intelektual Helcia agar membuat Illiana merasa adiknya berguna. •••• To Be Continued 1 November 2020
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN