“Sekretaris Parveen, apa yang kamu lakukan bersama Kakak Iparku?” Sebuah pesan mendarat sempurna pada ponsel mewah milik Parveen yang berlogo tulisan merek ternama di salah satu negara penghasil gingseng terbesar di dunia. Gadis itu mengernyitkan keningnya sesaat, lalu meminta izin pada Valeeqa yang terlihat sibuk menyortir berkas untuk pembelajaran Kiara. Tentu saja gadis itu hendak menghubungi bosnya melalui panggilan telepon. Sebab, dirinya tidak akan membalas pesan tersebut karena akan terlihat tidak sopan. Apalagi terhadapan bosnya sendiri. Setelah dirasa cukup aman untuk berbicara melalui telepon, Parveen pun menghubungi sang bos yang ternyata berada di sebuah ruangan serba putih dipenuhi banyak interior cantik dengan harga lumayan tinggi. “Halo, Pak Fairel! Apa yang kamu butuhka