“Jangan beri peluang orang yang merendahkanmu untuk terus memandangmu rendah. Berusahalah. Kamu boleh membuka mata mereka untuk menyadari bahwa kamu bisa lebih baik. Sehingga kelak, mereka mempunyai sebuah pengajaran untuk lebih hati-hati menilai seseorang.” *** Ada apa dengan mereka? Ah, sudahlah. Aku tidak mau pusing dengan mengurusi mereka. Tidak ada untungnya. Kulanjutkan kembali menikmati makan malamku. Suasana hening dan terasa canggung. Kami terjerat dalam diam. Hanya suara sendok dan piring beradu. Kulirik Mas Harsa. Ia tampak masih telaten menyuapi Emyr. Seperti menyimpan berjuta rindu, tak henti diciuminya anak itu di sela setiap suapan. Ia peluk erat Emyr yang duduk manja di pangkuannya. Sesekali tangannya mengusap lembut kepala bocah itu. “Toko rame? Sore baru pulang?”