Bu Mun dan Bapak? Ada hal penting apa sehingga berkunjung? Gegas aku mengambil tas selempang, memasukkan gawai dan mengeluarkan kunci sepeda motor. Lalu menggandeng Emyr untuk berjalan lebih cepat menuju garasi. Tidak enak jika mereka harus menunggu lebih lama. Ku-starter kendaraan, melajukannya dengan kecepatan sedang. Tidak lupa singgah di toko cake and bakery untuk membeli sesuatu yang layak dihidangkan. Wanita berusia senja dengan wajah teduh itu tersenyum hangat menyambut ketika aku tiba di rumah. Tampak Nur duduk menemani mereka. "Maaf, Bu. Menunggu lama." Kucium takzim punggung tangan beliau, kemudian memberi pelukan dan ciuman ukhuwah. "Belum lama, kok, sayang," sahut beliau penuh kelembutan sambil menepuk pundakku. Kepada Pak Hasan, aku menangkupkan tangan untuk memberi