Tubuhnya benar-benar lemas untuk sekadar mengusir mahluk yang masih sibuk mencium keningnya. “Sstt …,” Rheana mendesis agar makhluk satu itu segera melepaskan ciumannya. Tapi, sepertinya telinganya belum dikorek sampai tidak melepaskan sedikit pun. Bibirnya menekan kuat dengan giginya, tangan satunya yang tidak terkena infus segera mengeluarkan kekuatan untuk mencubit lelaki itu. “Aw,” keluh Ari yang tiba-tiba melepaskan ciumannya itu. Justru Ari yang merasa kaget saat Rheana mencubitnya. Dia benar-benar terbuai dalam kecupan mesra di kening gadis itu hingga tak mendengar lenguhan kecil dari mulut istrinya itu. “Ka—kamu ngapain cium aku?” tanya Rheana dengan terbata-bata. Ari benar-benar ikut merasakan buaian asmara saat mencium kening Rheana, bahkan dia sampai tak mendengar lenguhan