31. Foto Mesra Paksaan

1484 Kata

Rheana menatap Ari dengan tatapan sengit setelah namanya disebut lengkap di depan ayahnya di hadapan penghulu. Dia masih belum menerima pernikahannya yang terkesan dia yang kalah dari perjanjian dengan dokter duda itu. Anissa menyenggol tangan anaknya. “Rhe, ayo duduk,” bisiknya. Gadis itu pun menoleh ke arah ibunya. Anissa tersenyum lalu mengangguk agar putrinya segera melaksanakan perintahnya. Rheana pun hanya membalas dengan anggukan. Dengan jiwa yang cantik dan pemberani itu. Dia kibarkan bendera merah putih yang pasti akan lebih panas dari pertempuran sebelumnya. Dia melangkah cantik untuk berjalan menuju ke dekat meja akad lalu duduk di samping Ari. “Silakan, saudari Rheana bisa ditandatangani dulu surat-surat dan buku nikahnya,” ucap penghulu. “B—baik, Pak.” Setelah Rheana m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN