ENAM

1020 Kata
Duvessa untuk pertama kali debut di dunia bisnis,dia mununjukan wajahnya kepada lawan bisnis keluarga zeroun setelah setahun atas meninggalnya zeroun oxley,dia terkenal sangat kejam kepada orang-orang yang mencoba menghancurkan bisnisnya dan juga berusaha berkhianat padanya,setiap orang yang berjalan bersamanya selalu tertekan karna auranya yang sangat kuat. "duv,nanti ada rapat darurat pemegang saham duv.." "ok,nanti aku akan datang tepat waktu,oh ya bukannya kemarin kita sudah rapat pemegang saham ya ric.." "entah apa kali ini yang mereka inginkan.." "hah merepotkan sekali mereka semua,cari semua kesalahan mereka dari yang kecil sampai besar,aku akan membuat mereka menyadari posisi mereka sekarang.." "rai,kau dengarkan,nona besar kita menginginkan sesuatu.." dengan mata yang hampir tak bisa di buka,rai menatap masam kepada duvessa dan juga eric,membuat 2 sijoli itu tertawa terbahak-bahak karna raut wajah rai. "pft.. bwahaha,baiklah eric itu sudah menjadi tugasmu sekarang,rai tidurlah,aku beri kau liburan selama 4 hari.." "ternyata kau masih manusia duv,aku akan tidur dari sekarang dan jangan ganggu aku.." setelah berbicara,rai langsung tertidur di sofa dalam kamar duvessa,duvessa hanya tersenyum sedikit dan langsung meninggalkan kamar itu bersama eric,tak butuh waktu lama eric memberikan setumpuk kertas kepada duvessa yang membuat mata duvessa membulat sempurna. "wah,ini semua yang mereka lakukan di belakang ku eric..??" "ya,dan selama setahun ini banyak proyek kita di ambil oleh musuh perusahaan kita duv.." "aish,kenapa kau tak bicara padaku dari dulu bodoh.." "kau sibuk jadi bos pasar gelap,mana mungkin aku mengganggumu,itu kan ladang duit kita,hahaha.." "hah,baiklah,ayo pergi aku akan memberi mereka pelajaran.." smirk "hei hei,tak bisakah kau berhenti senyum seperti itu,aku merinding,saat aku melihat senyum itu aku teringat saat kau menembak semua musuhmu dengan brutal,gila.." duvessa menatap tajam pada eric,membuat raut wajah eric berubah takut dan pucat,keringatnya menetes di bajunya karna ngeri melihat duvessa yang tiba-tiba merubah raut wajahnya,namun tiba-tiba duvessa tertawa dan memegang perutnya akibat tertawaannya. "sungguh kau sangat lucu kalau takut padaku,baiklah,ayo pergi ke perusahaan kita tercinta baby..." "aish kau duv,jangan panggil aku baby,nanti aku baper.." "ya ya ya,ayo jalan.." tak butuh waktu lama,mereka sampai di perusahaan ZC miliknya,ketika duvessa melewati setiap karyawannya mereka pun menundukan sedikit badan mereka memberi salam,duvessa masuk dengan angkuhnya ke dalam ruangan rapat dan semua orang melihat ke arahnya dengan tatapan masam. "hah,sepertinya yang kemarin masih kurang jelas ya dengan semua ucapanku,eric,berikan kertas itu kepada mereka sesuai nama mereka.." "um ok.." mereka mulai bingung dengan apa yang terjadi saat ini,mereka satu persatu membuka lembaran demi lembaran kertas di depan mereka,wajah mereka yang awalnya sangat sombong berubah menjadi sangat takut dan pucat pasih,duvessa hanya menopang wajahnya dengan tanggannya melihat kegugupan mereka semua,perlahan tatapan matanya berubah menjadi sangat tajam dengan raut wajah yang menakutkan sekali. "kali ini kalian ingin berdalih apa,karna ayah ku sudah meninggal,kalian ingin mengkhianati perusahaan ini,hah sepertinya aku terlalu baik selama ini ya,hmm,baiklah jika itu yang kalian ingin kan,kalian semua saya pecat dan harta yang kalian punya adalah milikku sekarang,kalau tidak silahkan lompat dari atas gedung ini dan mati.." mereka semua terdiam karna omongan duvessa yang sangat mengerikan,dengan terpaksa mereka memberikan semua harta benda mereka demi mengganti kerugian perusahaan,duvessa pun tersenyum bahagia karna berhasil menyingkirkan musuh di dalam perusahaannya. "hah,masih pagi sudah sangat lelah sekali,oh ric jangan lupa nanti sama janji yang kau buat kemaren bersama dengan CEO perusahaan X cooperation.." "oh iya aku hampir lupa karna semua tua bangka tadi,mereka akan datang nanti jam 10 duv,kamu mau bertemu di sini atau di ruang rapat.." "bawa mereka ke ruangan ku ok.." "ok,selamat bekerja nona,saya permisi dulu.." duvessa pun tersenyum dan masuk ke dalam ruangannya,mengerjakan beberapa dokumen yang kemarin belum sempat di kerjakan karna banyak pekerjaan dunia bawah yang harus dia kerjakan,setelah menyelesaikan semua pekerjaan nya,duvessa pun bersiap untuk bertemu dengan CEO yang akan bekerja sama dengan dirinya,tak lama terdengar ketukan pintu ruangannya. "nona ini saya,CEO dari perusahaan X sudah di sini.." "masuklah eric.." "mari tuan,silahkan masuk.." duvessa yang awalnya membelakangi mereka pun membalikkan tubuhnya dan matanya tiba-tiba membola sempurna karna orang yang berada di depannya saat ini,ya dia ezra davies adik kandungnya yang saat ini akan menjadi sekutu bisnisnya,ezra yang melihat kakaknya di hadapannya pun terkejut bukan main,dia pun melangkah dengan cepat dan memeluk duvessa begitu saja dengan berurai air mata,duvessa pun mengerakan tangannya memberi isyarat pada eric,eric pun keluar dari ruangan itu. "kemana saja kau selama ini kak,kenapa kau tak pernah memberi kabar kepadaku,sebenci itukah kau padaku kak.." "tenanglah,duduklah dulu,nanti akan ku ceritakan semuanya,kenapa kau tak menjalankan perusahaan ayah ezra.." "karna aku tak tinggal di rumah lagi,aku sudah pindah ke rumah ku sendiri dan aku sudah memiliki perusahaan sendiri yang aku namai dengan awalan nama xavier kak." "bagaimana keadaan mereka ezra,apa mereka baik-baik saja.." "sangat baik,mereka merindukanmu,bisakah kakak menemui mereka sekali saja.." "tidak untuk saat ini,karna banyak musuh yang mengintai aku di luar,aku tak mau kalian juga dalam bahaya,jangan beritahu aciel dan xavier soal aku sekarang.." "baiklah kak,maaf membuatmu menjadi kawatir.." "tak apa,mana dokumennya biar aku tanda tangani berkasnya.." "tak bisakah kakak memeriksanya dulu.." "aku percaya padamu ezra.." "ternyata kakak sudah banyak berubah,aku senang bisa bertemu kakak lagi.." "ya,aku juga senang.." "baiklah,aku akan menjelaskan setiap inci isi dokumennya.." "baiklah,bacakanlah." Ezra pun menjelaskan semua rencan dari perusahaan yang di pimpinnya kepada duvessa,1 jam berlalu mereka pun selesai dengan pekerjaan mereka saat itu,ezra pun pamit dan pergi dari sana,dengan sedikit cemberut masuk ke dalam ruangan duvessa. "kenapa wajahmu begitu eric,apa kau sedang kesal.." "siapa lelaki tadi,datang-datang main peluk ae.." "dia ezra davies adik kandungku.." eric ternganga mendengar perkataan duvessa,duvessa pun tertawa melihat raut wajah eric,eric pun menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan malu. "apa kau cemburu padanya ric.." "kenapa harus cemburu pada anak ingusan itu,lagian aku lebih tampan darinya.." "aish,ya kau tampan,seperti biasanya,aku akan ke mengecek kondisi di sekitar tempat pembangunan,ayo pergi.." eric pun mengangguk pelan dan segera mengikuti duvessa yang berjalan di depannya,sesampainya di lokasi pembangunan,eric membuka jasnya dan mengikatkannya di pinggang duvessa karna roknya terlalu pendek,duvessa pun tersenyum manis kepadanya dan berlalu dari hadapan eric.sore pun datang,mereka pun pulang ke rumah,saat memasuki kamarnya duvessa baru ingat jika rai tidur di sana,dia pun mengalah dan pergi ke kamar utama di rumah itu,membersihkan badannya di kamar mandi serta berendam di dalam bathtub dengan air hangat,saat tengah asik merendam dirinya eric masuk dan melihat duvessa yang tengah berada di dalam kamar mandi. "AAAAAAAAA / AAAAAAAAA " Suara teriakan mereka berdua menggema di dalam kamar mandi,eric pun berlari ke luar dengan wajah pucat karna takut duvessa akan marah padanya,semua handuk yang di bawanya serta sabun pun jatuh dari tangannya dan berserak di kamar mandi,duvessa pun memakai handuknya dan keluar dari kamar mandi. "maaf aku tak memberi tau mu jika aku memakai kamar ini.." "kenapa kau yang minta maaf,harusnya aku,aku gk tau kamu di dalam,maaf duv,aku hanya ingin meletakan semua barang-barang yang aku bawa tadi.." "ya baiklah,jangan takut begitu,aku tak akan memakanmu.." erin pun tersenyum simpul kemudian keluar dari kamar itu,saat di luar wajahnya memerah karna malu,duvessa pun memakai pakaiannya dan turun dari kamarnya,mereka pun makan malam bersama begitu pun rai yang turun hanya untuk makan dan kembali tidur setelah selesai makan,duvessa pun hanya menggeleng kan kepalanya melihat tingkah rai,tak terasa jam sudah menunjukan jam 12 malam,duvessa pun berjalan menuju kamarnya dan segera tidur ketika sampai di kamar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN