Azzam melangkah masuk ke kantornya. Langsung menuju ke ruangan. Di depan ruangannya duduk dua orang Paman Naura. Mereka langsung berdiri begitu melihat Azzam. "Mana Naura?" Tatapan Darwin tajam ke arah Azzam. "Naura belum bisa masuk bekerja. Kesehatannya belum pulih." Azzam menjawab suara pelan. "Apa kamu benar-benar menyembunyikannya? Kami perlu bukti nyata kalau Naura baik-baik saja?" Darwis tidak percaya dengan ucapan Azzam. "Naura baik-baik saja. Tidak perlu cemas. Aku bertanggung jawab penuh terhadap dia. Karena aku suaminya." Suara Azzam lebih tegas dari tadi. "Kami perlu bukti nyata. Katakan di mana Naura?" Desak Darwin pada Azzam. "Maaf. Aku tidak bisa memberitahu Naura di mana. Aku tidak ingin istirahatnya terganggu. Kalau ada urusan katakan saja padaku. Aku yang akan men