"Tapi sekarang bos PT BATU UTAMA adalah Zakir, anak Pak Azzam. Kami sudah menyebutkan apa syaratnya, dan berapa tanam saham yang akan kami berikan. Silakan bapak-bapak berpikir dan berunding dulu. Jika sudah memiliki keputusan. Bisa langsung hubungi saya. Kami mau permisi dulu." Pak Samsul berdiri dari duduknya, diikuti oleh Genta. Dua orang Paman Naura juga ikut berdiri. Rasa kaget mereka belum hilang. Mereka ingat bagaimana selama ini meremehkan Azzam. Karena dipikir hanya seorang supir saja. Ternyata bos besar sebuah perusahaan yang cukup besar di Kalimantan sana. "Terima kasih, Pak Samsul, Pak Genta. Kami akan berunding satu keluarga dulu. Jika sudah ada keputusan, akan segera kami hubungi." Darwin mengulurkan tangan untuk berjabatan. Kemudian Darwis menguluarkan tangan juga. "Iya