Aku menatap liar ke sekitar. Berusaha mengabaikan orang-orang yang berlalu lalang, menatap kami seolah kami pengemis gila yang tersesat di tengah kota. Aku tidak heran. Melihat kondisi kami sekarang, aku pun akan berpikiran serupa. Hal terakhir yang kuingat adalah kami tersedot ke dalam pusaran api, seringai kejam pria berjubah yang berbisik di kepalaku dan bum! seperti sihir, tiba-tiba saja kami ada di sini. Duduk di tengah kota dalam posisi terakhir kami; aku yang duduk sambil memeluk tubuhku, Elgan yang bertumpu pada tangannya di belakang punggung, dan Wynn dalam posisi telentang (tadinya dia bersandar di pohon). Dalam pakaian serba hitam kami, senjata yang tersampir di badan dan penampilan paling berantakan yang tidak akan sanggup kaubayangkan. Kebanyakan yang menatap kami segera ber