Siang itu, langit biru cerah seakan tak menyimpan rahasia kelam apa pun. Zoe, yang seharusnya menikmati cuti dengan menemani Maximus, justru harus pergi ke dinas terkait tentang pembelian rumah tua itu sesuai perintah Maximus. “Aku akan pergi dulu. Semua makanan sudah kusiapkan di bawah,” kata Zoe ketika melihat Maximus menatap ke arah jendela besar di ruangan utama rumah. Maximus menoleh pada Zoe dan menghampirinya lalu mengecup bibirnya. “Hmm … hati-hatilah. Aku akan menyuruh anak buahku untuk mentransfer sejumlah uang ke rekeningnya mulai hari ini untuk pembelian rumah ini.” Zoe mengangguk. “Bye.” Maximus membelai pipi Zoe dan menatapnya. Dia mengagumi keberanian dan ketenangan Zoe padahal dia sedang berhadapan dengan risiko besar. “Bye,” bisik Maximus dan kembali mengecup bibir Zo