Jingga menarik bibirnya. Ia menatap Keenan dengan penuh cinta. "Jangan menatapku seperti itu," Keenan mengelus pipi Jingga lembut. "Itu hanya membuatku tak ingin meninggalkanmu." Jingga memeluk Keenan dengan erat, "Sejujurnya, aku juga tak ingin kamu pulang." Keenan membelai punggung Jingga berulang kali, "Ah, gadis cantikku tak mau aku pulang? Berat sekali menolaknya." Jingga menengadahkan kepalanya dan tersenyum, "Kamu akan tetap pulang?" "Memang kamu pikir apa yang akan aku lakukan? Menginap di apartemen Jemma dan membuat situasi canggung?" Keenan mencubit hidung Jingga. Jingga tertawa, "Iya ya. Aku lupa ini apartemen Jemma." Keenan ikut tertawa, "Memang kalau ini apartemenmu, kamu akan membiarkanku tidak pulang?" Jingga menggeleng, "Tidak. Kamu tetap harus pulang. Tapi mungkin