"Ada apa?" Jingga bertanya. Ia memperhatikan ekspresi Keenan yang terlihat berbeda. Keenan memperlihatkan pesan yang ia terima pada Jingga. "Apa yang dia lakukan di sini semalam ini?" Jingga merangkul tangan Keenan mencari perlindungan. "Lelaki itu harus tahu diri untuk tidak lagi mengganggumu!" Keenan merasa geram dan bergerak hendak keluar rumah. Tapi Jingga menarik tangan Keenan. "Jangan! Ini sudah malam, kamu keluar dari rumahku dengan hanya ada aku di sini. Bukannya tidak baik untuk citramu? Bagaimana kalau Fathir berani macam macam dan bicara yang tidak tidak? Jangan Keenan please. Aku tidak mau ada yang membicarakan jelek tentangmu," Jingga memelas. "Aku mengerti maksudmu, tapi lelaki itu tidak boleh terus menerus mengganggumu. Aku sangat khawatir," Keenan memahami maksud Ji