Kedatangan Jagadta

1352 Kata
Rayya memilih untuk diam dan hanya mendengarkan perdebatan para orang tua. Meskipun ia harus kembali mendengar rasa kesal Rita karena Rita tidak menyetujui pernikahan ini dan ia harus tetap bersabar menerima semua ini. Ya...hanya itu yang saat ini bisa ia lakukan. Sosok yang telah ditunggu-tunggu mereka akhirnya tiba. Laki-laki tampan yang membuat para perempuan yang pastinya akan bertekuk lutut hanya karena wajah tampan dan dingin itu terlihat begitu menawan. Memiliki wajah tampan tubuh tegap dan otot yang yang pastinya ia dapatkan dengan berolahraga membuat Jagadta bisa saja menjadi seorang playboy. Namun Jagadta berbeda, ia bukanlah seorang laki-laki yang memanfaatkan statusnya dan kekyaanya apalagi dalam hal pergaulan bebas. seorang Jagadta pastinya tidak akan menyerah mendapatkan apapun yang ia inginkan dan itu juga yang menjadi kelemahan seorang Jagdta. Kelemahan yang membuatnya akhirnya membenci, Cinta? tidak ada cinta lagi dalam hatinya saat ini. Luka karena kecewa membuatnya membenci dan memilih untuk mengunci hatinya untuk perempuan manapun yang berusaha memasuki hatinya. Langkah kaki Jagadta yang terdengar memasuki ruangan ini, membuat semuanya menatap kearah sosok Jagadta tidak terkecuali Rayya. Rayya merasakan desiran aneh yang tiba-tiba ia rasakan dihatinya hingga membuat jantungnya berdetak dengan kencang. Sosok Jagadta ternyata sangat sulit untuk diabaikan. Apalagi laki-laki itu terlihat angkuh dan sombong, walaupun saat ini ia sedang berada dihadapan keluarganya. Jagadta dengan pesonanya membuat para wanita pasti berusaha keras untuk mendekatinya. "Mas Jagad kenapa baru datang?" Tanya Janisa mendekati Jagadta dan memeluk lengan Jagadta. Saat ini hanya Janisa yang mampu membuat seorang Jagadta bersikap sedikit lebih lembut dan terlihat penyayang. Janisa merupakan adik bungsu Jagadta dan saat ini hanya Janisa saudari yang ia miliki. "Ada urusan yang harus saya selesaikan," ucap Jagadta. "Jagad kemari nak, mmm... sebenarnya ada yang mau Papi sampaikan kepada kamu nak!" Ucap Jayaprana menatap putranya itu dengan tatapan memohon. Tanpa kata Jagad duduk disofa, ia menatap Jayaprana dengan tatapan penasaran. Jagadta menyandarkan tubuhnya dengan santai "Kamu harusnya datang ke pemakaman adik iparmu Jagad!" Ucap Rita kesal dengan sikap putra sulungnya. "Kedatangan saya tidak merubah apapun karena Avi tetaplah Avi. Perempuan licik yang sengaja memaksakan diri menjadi istri adik saya hanya karena ingin menarik perhatian saya." Ucap Jagadta dingin membuat suasana menjadi menegang karena mereka tahu sejak dulu Jagad bahkan sangat membenci Avi. "Jagad tutup mulut kamu!" Ucap Jayaprana, karena saat ini Jagadta benar-benar keterlaluan. Jagadta sangat membenci Avi karena Avi, ia harus memilih untuk tinggal di Apartemennya atau tinggal di rumah pribadinya dari pada tinggal bersama orang tuanya. Setiap Jagadta menginap di rumah orang tuanya, Avi akan datang menyelinap kedalam kamarnya dan berusaha menggodanya. Kematian Avi membuat Jagadta merasa menjadi jahat karena ia bersyukur Avi menghilang selamanya dalam hidupnya. Tapi yang paling Jagadta sesali adalah ia harus kehilangan adik laki-lakinya. Jagadta ingat ucapan terakhir sang adik agar memintanya untuk menjaga Nayla untuknya, jika suatu saat terjadi sesuatu antara dirinya dan Avi. Jagadta menduga jika kecelakaan itu terjadi saat keduanya sedang bertengkar. Avi pandai bersandiwara dan menjadi menantu yang baik bagi keluarga Hutama Kamandaka. Padahal Avi hanyalah sosok wanita licik yang bahkan membuatnya jijik ketika melihat Avi sengaja memperlihatkan tubuh seksinya kepada Jagadta dan menghamburkan uang keluarganya demi menunjang kebutuhan sosialitanya. "Ada saya atau tidak, Avi tetap akan segera dimakamkan," ucap Jagadta dingin. Rayya menghela napasnya dan sekarang ia tahu jika sosok Jagad memang pantas dijuluki arogan dan kejam. Ada tanda bahaya di pikiran Rayya, mengingat sosok ini yang kemungkinan besar akan menjadi suaminya. Jayaprana menghela napasnya mendengar ucapan putra sulungnya. Pewaris utama kerajaaan bisnisnya dari dulu hingga saat ini, memang Jagadta. Jantaka dan Jagadta dua orang yang memiliki karakter yang berbeda. Jantaka lembut dan penyayang dan ia kurang tegas apalagi menjadi seorang pemimpin sebuah perusahaan. Jantaka tidak bisa mengambil keputusan sendiri bahkan terkesan kurang cakap menjadi pemimpin perusahaan, berbeda dengan Jagadta. Jagadta Hutama Kamandaka adalah sosok yang sangat luar biasa dan memiliki insting bisnis yang mengagumkan. Jagadta termasuk kedalam lima serangkai pengusaha muda yang sukses membangun bisnisnya sendiri tanpa bantuan orang tuanya. lima serangkai pembisnis muda yang dimaksud adalah Senopati Arya Bagaskara, Gatra Candrama, Kaisar Aldebaran Bagaskara, Bayu Samudra dan Jagadta Hutama Kamandaka. Kelimanya bahkan memiliki bisnis bersama yang saat ini telah merambah ke beberapa wilayah asia. "Papi ingin meminta satu hal padamu Jagadta, anggap saja ini permintaan terakhir Papi padamu, jika nanti Papi menyusul adikmu Jantaka," ucap Jayaprana membuat Jagadta menatap Papinya itu dengan kesal, namun ia memilih diam dan mendengarkan dulu keinginan Papinya ini sebelum ia membantahnya. Kehilangan Jantaka membuat Jagdta terpukul karena ia sempat memarahi Jantaka karena selalu membuat keputusan bodoh hingga merugikan perusahaan keluarga mereka. "Papi mau kamu menikah nak, nikahi Rayya!" ucap Jayaprana. "Wanita mana lagi yang bersedia hidup menderita bersama saya?" tanya Jagadta angkuh. "Kalian tahu menikah dengan saya sama saja membuatnya hidup tanpa kasih sayang karena saya tidak berniat memiliki seorang istri saat. Ini semua pasti bukan hanya keinginan Papi!" ucap Jagdta seolah bisa menebak apa yang sedang terjadi saat ini. Rayya kembali menghela napasnya karena tatapan angkuh dan tajam ini haruskah ia hadapi setiap harinya nanti? ia berdoa semoga saja Jagdta menolak pernikahan itu dan janjinya kepada Avi, tidak perlu ia penuhi karena Jagadta tidak menginginkan pernikahan ini. Tapi Rayya tetap akan memenuhi janjinya dengan menjaga dan membesarkan Nayla. "Jagadta selama ini Papi bahkan tidak ikut campur masalah pribadi kamu, tapi sekarang yang harus kamu ingat ada Nayla. Kamu adalah pengganti Jantaka bagi Nayla, kamu Papinya dan kamu butuh pendamping. Avi menginginkan adiknya menikah denganmu!" ucap Jayaprana. "Adik? setahu saya Avi tidak memiliki Adik," ucap Jagadta. Rosa menghela napasnya dan ia menatap kearah Rayya "Saya memiliki anak tiri hasil perselingkuhan suami saya dengan Sekretarisnya. Dia Rayya, dia adalah anak harram suami saya!" ucap Rosa menujuk Rayya membuat Jagadta mengalihkan pandangannya menatap Rayya. "Mama..." teriak Danu. Ia tidak terima jika ibunya masih saja mengatakan jika Rayya adalah anak harram. "Apa Mama salah? itu semua fakta. Mama tidak rela jika dia mengganti Avi menjadi menantu mereka. Dia tidak pantas..." ucap Rosa meneteskan air matanya. Sebenarnya ia sangat tidak setuju dengan keinginan Avi namun ketika memikirkan masa depan Nayla, Rosa berusaha menerima keinginan Avi. Tapi lagi-lagi jika melihat Rayya ia seperti melihat perempuan itu yaitu mantan sekretaris suaminya. Rayya menundukkan kepalanya karena mendengar hinaan demi hinaan itu membuat hatinya terasa sangat sakit. Ingin rasanya ia menangis, namun percuma saja karena ini semua hanya akan memperburuk keadaan. Jagadta menatap Rayya dan sekarang ia tahu jika Rayya dan Avi memang memiliki kemiripan tapi berbeda. Rayya terlihat lebih sederhana dan tidak berpenampilan glamor seperti Avi. "Mama ini permintaan Avi!" ucap Adiwangsa mengingatkan Rosa. "Pa, jika hanya Nayla kita akan merawatnya Pa," ucap Rosa. "Tidak Nayla akan dibesarkan di keluarga kami!" ucap Rita membuat Rosa menggelengkan kepalanya. "Jeng saya telah kehilangan putri saya Jeng, kehadiran Nayla ditengah keluarga kami sangat kami harapkan sebagai pengganti Avi yang harus saya jaga dan besarkan!" ucap Rosa. "Kau pikir kau saja Rosa yang kehilangan anak? kau ingat putraku juga telah meninggal. Janta pasti akan senang jika Nayla dibesarkan oleh keluarga kami. Biarkan kamu yang menjaga dan membesarkan Nayla!" ucap Rita. Tangis anak perempuan berumur tiga tahun yang saat ini berada dilantai dua kediaman Sucipto membuat mereka semua mengalihkan tatapan kearah tangga. Seorang pengasuh yang menggendong anak itu segera menuruni tangga. Rayya baru kali ini bertemu Nayla dan ia terharu karena Nayla adalah anak dari Avi kakaknya. "Mamama..." tangis Nayla. Pengsuh Nayla membawa Nayla mendekati mereka semua. "Maaf Nyonya, Non Nayla bangun...hm...minta telepon Non Avi," ucapnya. "Sini sama Oma!" ucap Rita namun Nayla menolaknya dan menangis kencang. "Mama...hiks...hiks...Ay mau sama Mama..." ucap Nayla. Rosa mendekati Nayla namun Nayla menggelengkan kepalanya membuat Rita tersenyum sinis, karena pada akhirnya Rosa juga ditolak Nayla. Tangisan Nayla membuat Jagadta menghela napasnya dan ia berdiri mendekati Nayla. Jagadta merentangkan tangannya dan sosok Nayla segera meminta Jagadta untuk menggendongnya. "Pi..." ucap Nayla sambil terisak. Nayla meletakkan dagunya dibahu Jagadta dan matanya menangkap sosok cantik Rayya. Ia tersenyum menatap Nayla. "Mama..." ucap Nayla tiba-tiba membuat mereka semua terkejut. "Mama Pi," ucap Nayla. "Bukan....ini Mami Nayla, istrinya Papi dan juga akan jadi Maminya Nayla!" ucap Jayaprana sengaja mengatakan ini karena ia tahu Jagadta akan sulit menolak jika ini demi kepentingan Nayla. Ia harus memaksa Jagadta karena menurut penyelidikan orang suruhannya ternyata Rayya adalah perempuan baik yang cocok menjadi menantunya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN