Kakinya melangkah semakin cepat di jalanan beraspal basah yang sedikit menurun. Shera terus saja melarikan diri dengan pandangan sesekali ke belakang untuk memastikan pria misterius itu tidak lagi mengikutinya. Tujuan Shera adalah mendatangi pos polisi yang ada di sekitar sana. Dia harus minta tolong pada pihak keamanan. Meminta tolong pada warga sekitar, tidak semudah itu. Lingkungan yang cuek membuat jalanan begitu lengah dan sepi walau masih pukul 10 malam lewat 25 menit, tetapi semua pintu tertutup rapat. Pertokoan juga hampir menutup seluruh pintu dan jendelanya. Ingin rasanya Shera masuk ke salah satu tokonya, tetapi tidak menjamin mereka akan menolong orang asing. “Tolong!” jeritnya juga karena tak sanggup lagi menahan gejolak dalam hati dan pikiran yang begitu panik. Beberapa