BAB 11: SUARA HATI

1911 Kata

“Afgan, Nak,” tegur Lingga. Haven berbalik, lalu menundukkan pandangannya saat menyadari Afgan yang menatapnya geram. Kalimat tajam tadi bukan berasal dari Lingga, melainkan dari Afgan yang setelah dua tahun akhirnya berhadapan langsung dengan pria yang menyia-nyiakan adik perempuannya. “Kalau gue ga salah dengar, ga lama lagi lo bakalan tunangan sama Ari. Kenapa ga lo urus aja rencana pertunangan lo itu daripada sibuk ngurusin hubungan adik gue?” “Bang,” lirih Haven. “Ga usah lo panggil gue Abang! Lo dan gue seumuran. Dan sorry, gue ga gila hormat!” “Afgan,” tegur Lingga lagi. Tak ada nada amarah, namun tetap terdengar tegas. Afgan memilih diam meski tak sedikitpun menurunkan pandangan dari menatap Haven. Jika saja tak ada Lingga di sana, mungkin abang Della itu sudah menarik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN