Terdengar pintu dibanting, Rahma turun dari atas ranjang. Ia ke luar dari dalam kamar, lalu menuju ruang tamu. Marni tampak bersandar di balik daun pintu matanya terpejam, air mata membasahi pipinya. "Bi ...." panggil Rahma lirih. Panggilan Rahma membuat mata Marni terbuka. Cepat dihapus air matanya. "Rahma!" "Aku mendengar pertengkaran kalian," Rahma menatap lekat wajah bibinya. "Kamu ...." "Tolong jelaskan, rahasia apa yang kalian simpan. Ada hubungan apa dengan aku, Bi?" Marni memejamkan mata, ditarik napasnya perlahan. Meski ada keraguan di dalam hati. Tapi, ia merasa, sudah saatnya, Rahma tahu semuanya. Rahma berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalunya. "Duduklah, Rahma." Marni menunjuk sofa, Rahma duduk, Marni juga duduk. Marni kembali menarik napas, kali in