Sebenarnya Rai merasa ada yang aneh dari suaminya itu, tetapi dia lebih memilih untuk menunggu, menunggu suaminya itu bercerita sendiri tentang sikapnya yang membuat ia bingung.
Lagi pula bisa - bisanya mereka pergi tidur tetapi dengan sengaja tidak mematikan semua lampu yang menyala. Bahkan setiap harinya suaminya itulah yang paling rewel dan teliti untuk masalah yang satu itu.
"mas aku tidur duluan yah?" Rai meminta ijin pada Pras yang masih terjaga sambil memainkan gawai ditangannya.
Padahal saat sedang asik menonton televisi tadi, suaminya itu yang mengajak ia untuk bergegas masuk kamar dengan alasan sudah sangat mengantuk. Tetapi setelah di dalam kamar, lelaki yang sudah satu tahun menemaninya itu malah sibuk dengan gawai ditangannya.
"iya, iya, tidur. Kamu tidur duluan! Nanti aku jagain." sahut Pras setelah Rai meminta ijin padanya untuk pergi tidur lebih dulu.
"jagain? Ngapain dijagain? Kamu juga tidurlah, mas! Tadi ngajak masuk kamar, katanya sudah ngantuk." protes Rai atas jawaban suaminya yang terkesan aneh itu.
"ia maksudnya, mas jagain kamu sampai kamu tidur. Nanti kalau kamu sudah tidur mas nyusul tidur." jawab Pras.
Pras merasa perlu menjaga istrinya itu. Setelah mengalami kejadian tadi, membuat dirinya makin mengkhawatirkan Rai.
Pras takut makhluk itu akan mengganggu istrinya. Tetapi untuk malam itu, ia juga belum bisa menceritakan kejadian yang baru saja terjadi, kepada Rai. Khawatir Rai akan merasa takut.
Tidak butuh waktu lama untuk mengetahui istrinya itu telah terlelap dan masuk ke alam bawah sadarnya.
Pras pun meletakan gawai yang sedari tadi ia pegang diatas nakas samping tempat tidur. Matanya membulat, pandangannya mengitari seluruh ruangan, memastikan keadaan disana aman. Setelah yakin semua aman dia pun berniat menyusul istrinya untuk pergi istirahat.
Walaupun sebenarnya kejadian tadi cukup mengagetkan, tetapi tidak terlalu mengusik dirinya, hal itu tidak terlalu mempengaruhinya. Dia merasa kaget, tetapi bukan berarti membuat dirinya merasa ciut dan gentar. Ia hanya merasa khawatir pada istrinya. Sehingga walau telah mengalami hal itu pun, dia tetap bisa pergi tidur dengan nyaman, tanpa dibayang - bayangi hal yang sebenarnya cukup menyeramkan tadi.
Rai kembali melihat sosok itu dalam mimpinya, kali ini perempuan itu tidak menangis. Dia hanya berdiri dan terus menatap tajam kearahnya. Terus terang tatapan matanya yang tajam membuatnya merasa takut. Ada kemarahan yang amat dalam dari sorot mata itu, tetapi entah pada siapa kemarahan itu dia tujukan, sebab saat Rai berjalan perlahan mendekatinya tatapan kemarahan itu berubah menjadi sorot mata kesedihan, seolah ia mengharapkan Rai bisa melakukan sesuatu untuknya.
Saat tubuh keduanya semakin dekat, tiba - tiba tangan perempuan itu memegang pundak Rai sangat erat. Rai berusaha untuk lepas dari cengkraman tangan perempuan didepannya itu yang entah mengapa bisa memiliki kekuatan seperti itu. Sekuat dan sekeras apa pun Rai berusaha untuk melepaskan diri dari pegangan sosok perempuan dihadapannya itu, Rai tetap tidak berhasil melakukannya.
Merasa semua usahanya tidak ada yang berhasil. Hal terakhir yang dia lakukan adalah memohon pertolongan pada allah dengan terus menerus ber-istigfar dan melantunkan doa doa yang dia bisa.
"dek, dek, dek," Pras terus membangunkan Rai yang sedari tadi tidur dalam gelisah. Istrinya itu tertidur sambil terus mengerang tak jelas seperti sedang bermimpi buruk.
Bersamaan dengan itu Rai pun berhasil melepaskan diri dari pegangan yang amat kuat dari sosok perempuan dalam mimpinya itu. Wanita bertubuh mungil itu pun terjaga dengan peluh membasahi seluruh tubuh. Seolah ia baru saja melakukan pekerjaan yang amat berat.
"mimpi buruk lagi, dek?" tanya Pras, ketika melihat Rai sudah bangun dari mimpinya.
Mendapat pertanyaan dari suaminya, Rai hanya menjawab dengan anggukan tanda apa yang suaminya ucapkan itu benar.
Melihat peluh membasahi seluruh tubuh istrinya, Pras mengambilnya handuk kecil yang tergantung tidak jauh dari tempat tidur. Disekanya seluruh bulir keringat yang membasahi hampir diseluruh tubuh istrinya itu.
"nih minum dulu!" laki - laki itu memberikan istrinya segelas air yang biasa tersimpan rapi di nakas tempat tidur.
Rai meminum air pemberian suaminya itu secara perlahan. Mengharap tubuhnya dapat kembali lebih tenang setelah meminumnya.
"udah enakan?" Pras memastikan keadaan istrinya.
"iya sudah, mas." jawab Rai.
Pras hanya menemani, tidak lagi banyak bertanya. Membiarkan istrinya itu bisa kembali mengontrol dirinya setelah sebelumnya dia melihat Rai sangat panik, kelelahan dan berpeluh.
"mas," Rai terlebih dahulu memanggil suaminya.
"iya, dek." sahut Pras.
"aku mimpiin dia lagi." tutur Rai.
"dia?" Pras terlihat menyatukan kedua alisnya, laki - laki itu balik bertanya, dia tidak mengerti dengan kata dia yang digunakan oleh istrinya itu. Siapa dia yang istrinya itu maksud.
"Mimpi aku yang sebelumnya, aku juga mimpiin dia. Terus akhirnya aku rep erep kemaren itu. Dan malam ini aku mimpiin dia lagi." papar Rai menceritakan apa yang dialaminya pada Pras.
"iya, dia itu siapa? Mas kenal?" Pras masih belum mengerti dengan dia yang dimaksud istrinya itu.
"aku juga gak tahu, mas. Dia itu sesosok perempuan. Rambutnya panjang. Saat pertama aku melihatnya dalam mimpi, dia sedang menangis, tetapi tadi aku tidak melihat ia menangis. Wanita dalam Mimpi aku itu terlihat menatap aku tajam. Matanya memancarkan kemarahan dan kesedihan. Melihat ia yang sebenarnya menyeramkan itu, entah mengapa aku malah berjalan mendekati. Hingga akhirnya perempuan itu memegangi aku erat dan aku tidak bisa melepaskan diri dari genggamannya itu." kembali Rai menceritakan mimpinya itu pada suaminya.
Pras cukup terkejut saat Rai bercerita jika sosok dia itu adalah sosok perempuan dengan rambut yang teramat panjang. Pras berpemikiran, apa mungkin sosok yang tadi dia lihat dibawah tangga ruangan kosong, sama dengan sosok perempuan yang ada dalam mimpi istrinya.
"ya sudah, jangan terlalu dipikirkan! Mungkin hanya kebetulan saja. Namanya mimpi itukan hanya bunga tidur, dek." Pras berusaha menenangkan istrinya. Ia tidak mau istrinya itu memikirkan hal itu terlalu dalam. Ia ingin agar Rai hanya menganggap semua hal yang biasa - biasa saja. Walaupun sebenarnya Pras sendiri merasakan hal yang tidak biasa. Dia merasa ada hubungannya antara sosok dibawah tangga rumah ini dengan sosok perempuan yang belakangan ini selalu hadir dalam mimpi istrinya.
Rai pun memilih untuk mendengar ucapan suaminya. Malam ini dia akan kembali tidur dan melupakan mimpi yang baru saja dia alami. Walau tidak bisa dipungkiri itu cukup mempengaruhi dirinya. Dia menjadi penasaran, mengapa belakangan ini dia selalu memimpikan hal yang hampir serupa secara berturu - turut? dan siapa sebenarnya sosok perempuan yang selalu hadir di mimpinya itu? bahkan mengenal wajahnya pun dia tidak, tetapi mengapa wanita itu selalu hadir dalam mimpinya belakangan ini?
Sekarang Rai akan membiarkannya, tetapi jika kejadian seperti ini terus berulang, mungkin Rai akan mencari tahu untuk mengobati rasa penasaran yang ada pada dirinya.