Sepanjang hidupnya baru kali ini Rai mengalami kejadian yang disebut ketindihan. Setelah mengalaminya dia cukup panik dan merasa hal itu sedikit cukup menakutkan.
Pras mengajak istrinya itu untuk kembali tidur. Laki-laki itu berusaha menenangkan Rai dan menemaninya tidur dengan memeluk tubuh mungil istrinya dalam dekapan.
"tidur lagi yuk! Gak apa-apa, aku temani." ajak Pras penuh kelembutan.
Rai pun mengangguk, menyetujuinya.
Sepasang suami istri itu akhirnya berusaha masuk ke dalam alam bawah sadar mereka dengan saling berada dalam dekapan satu sama lain.
Rai masuk ke dalam alam mimpinya. Tiba - tiba saja ia merasa ada dalam sebuah ruangan besar yang kosong. Suasana di ruangan itu terasa suram. Hawa dingin menyeruak memeluk tubuh.
Wanita itu berusaha mencari pintu keluar tapi sekuat apapun ia mencarinya tak juga dapat ia temukan.
Ruangan itu terasa basah dan lembab, dinding yang kusam nampak mencolok mendominasi suasana ruangan kosong itu.
Rai mulai panik dan ketakutan, nafasnya menggebu - gebu karena tak juga menemukan pintu keluar setelah berlari kesana kemari. Apa yang harus dia lakukan? dalam pikirnya.
Tiba - tiba dari kejauhan ia melihat sesuai disalah satu sudut yang ada di ruangan itu. Ia melangkahkan kakinya jalan mendekat ke arah sesuatu yang ia lihat itu. Saat jarak semakin dekat, sesuatu itu nampak terlihat seperti seseorang yang sedang jongkok menghadap membelakangi dirinya.
Semakin dekat, semakin jelas ada suara terisak yang berasal dari sosok yang sedang terjongkok itu. Suara tangisnya terdengar sangat pilu.
"mbak, mbak..!!" Rai memanggilnya demikian, karena sosok itu terlihat seperti seorang perempuan dengan rambut panjang tergerai hampir menyentuh lantai dengan posisinya yang terjongkok.
Hiks... Hiks... Hiks...
Tak ada jawaban dari sosok yang sedang memunggungi wanita mungil itu. Semakin lama suara tangisnya justru terdengar semakin memenuhi ruangan.
Rai makin mendekat ke arahnya. Saat ini jarak dirinya dengan sosok yang dia sangkakan seorang wanita itu sangat-lah dekat. Bahkan hampir tak ada jarak diantara keduanya.
Rai sedikit membungkuk, walaupun ragu dan diliputi perasaan takut perempuan bertubuh mungil itu menepukkan telapak tangannya pada pundak wanita dihadapannya.
"mbak, mbak, mbak baik-baik aja?" ucap Rai memastikan keadaan perempuan itu.
Rai cukup terkejut karena suara tangis itu tiba-tiba terdengar berubah seperti suara tawa yang memekikkan telingan. Suaranya terdengar sangat melengking dan membuat Rai secara reflek menutup kedua telinganya.
Dengan segera Rai memundurkan langkah kakinya perlahan. Tatapannya masih memperhatikan wanita dihadapannya yang semakin mengeraskan tawanya itu.
Bersamaan dengan satu langkah mundur pertamanya, terlihat sosok itu seperti akan memutarkan pandangannya ke arah belakang tubuhnya.
"Aaarrghhhh... Aarrghhhhh..!!" teriak Rai sekencang - kencangnya.
Betapa terkejutnya Rai saat melihat leher seseorang yang ada dihadapannya itu memutar seratus delapan puluh derajat. Wajahnya jelas melihat kearah Rai, kedua matanya membulat hampir mengeluarkan setengah bola kedua matanya, sosok itu tersenyum licik penuh keisengan karena telah berhasil membuat Rai ketakutan setengah mati.
"AAAAAAAaaaaaaaa..." Rai berteriak sekencang-kencangnya.
"dek, dek, dek.. " Pras terus berusaha membangunkan istrinya itu.
Pras yang juga sama-sama sedang dalam keadaan tertidur itu harus terbangun karena istrinya yang tidur disampingnya terdengar tidur dengan sangat gelisah. Beberapa kali Pras mendengar terikan atau erangan kecil dari tidur istrinya itu.
Rai pun terbangun, diajaknya oleh suaminya itu ia agar duduk terbangun.
"ini minum dulu ya, dek." ucap Pras memberikan segelas air pada istrinya.
Rai pun meminumnya.
"kenapa, dek? Mimpi? " tanya Pras sambil menyambut gelas yang isinya baru saja Rai minum.
" iya mas, mimpi buruk." jawab Rai masih dengan suara yang bergetar.
"sudah gak apa-apa. Coba tidur lagi yah!" ucap Pras sambil dimembalikkan bantal yang digunakan iatrinya itu.
"aku jadi takut buat tidur lagi, mas." jawab Rai.
"gak apa-apa, baca doa lagi yuk." ajak Pras pada istrinya itu.
****
Mimpi yang dialami wanita itu semalam. Cukup mengusik dirinya. Dia berpikir mimpi itu terasa nyata. Ruangan itu dan sosok yang ia temui itu seperti benar-benar berinteraksi dengannya.
Rai tersadar dari lamunanya. Ia kembali melanjutkan segala aktifitasnya pagi ini. Pras sudah berangkat bekerja sejak tadi. Hari ini seperti biasa dia akan sendiri lagi.
Kegiatan dia hari ini pasti akan lebih banyak dihabiskan di dapur dan kamar mandi karena hari ini jadwal ia mencuci pakaian.
Brraakk!! Brraakk!!
Kembali terdengar suara gaduh dari atas atap saat Rai sedang berada di kamar mandi. Tetapi kali ini wanita itu tak menghiraukannya. Sesuai dengan apa yang diberitahukan suaminya, kemungkinan besar itu hanyalah kucing.
Tetapi perasaannya peka hari ini, ia merasa seperti sepanjang hari ini ada yang memperhatikan gerak geriknya.
Kreeeikkk....
Pintu samping terdengar terbuka saat Rai masih ada di kamar mandi. Awalnya itu cukup membuat ia merasa aneh tetapi ia hanya menduga jika angin yang telah melakukan hal itu. Ia melanjutkan segala aktifitasnya didapur siang itu hingga semua pekerjaannya rampung.
Setelah kejadian yang dia alami semalam, sebenarnya ada sedikit rasa was - was dalam diri wanita itu. Dia hanya merasa apa yang dia alami semalam cukup mengejutkan dan membuatnya selalu teringat - ingat. Karena rasa was - wasnya itu membuat seharian ini dia merasa seolah gerak - geriknya selalu ada yang memperhatikan.
Setelah selesai dengan semua pekerjaan rumah Rai sempat merebahkan badannya hanya untuk sekedar meluruhkan rasa lelah dibadan. Saat itu dia merebahkan badan di sofa ruang tengah dengan menyalakan televisi hanya untuk membuat suasana rumah menjadi hidup, tetapi dirinya sendiri sibuk dengan gadget ditangannya.
Rai meng-scrooll layar sentuh dihadapannya ke atas dan ke bawah mencari dan larut dalam akun sosial medianya. Saat itu entah mengapa dengan ujung matanya dia seolah melihat sekelibat bayangan yang melintas dari dapur ke ruangan kosong di sampingnya. Saat dia menengok ke arahnya bayangan itu tapi dia tak menemukan apapun. Anehnya itu terjadi berulang - ulang, tidak hanya satu kali. Hingga rasa penasarannya membuat ia beranjak, terbangun dari posisi tidurnya. Ia ingin memeriksa dan memastikan apakah itu hanya perasaannya saja atau memang ada sesuatu disana.
Rai berjalan perlahan menuju ruangan kosong tempat dimana ia melihat bayangan itu terakhir menuju. Disapukannya pandangan keseluruh sudut ruangan tetapi tak ada satu hal aneh apapun yang ia dapatkan. Ruangan itu kosong seperti keadaannya. Hanya ada beberapa barang yang memang mereka letakkan disana.
Dia hanya cukup lama berdiri mematung disana, entah ada apa yang membuatnya seperti ingin menatap dan memperhatikan ruangan itu. Terutama pada tangga yang ada diruangan itu. Sejujurnya jika belum pernah diperingati oleh pak Yanto, dia ingin sekali melangkahkan kaki menaiki anak-anak tangga tersebut. Memastikan ada apa diatas sana.